NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pujangga

Aku Bukan Pujangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengawal
Popularitas:96.9k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Pernikahan kekasihnya dengan seorang Panglima membuat Letnan Abrileo Renzo merasakan sakit hati. Sakit hatinya membuatnya gelap mata hingga tanpa sengaja menjalin hubungan dengan putri Panglima yang santun dan sudah mendapat pinangan dari Letnan R. Trihara. R. Al-Ghazzi.

Disisi lain, Letnan Trihara yang begitu mencintai putri Panglima pun menjadi patah hati. Siapa sangka takdir malah mempertemukan dirinya dengan putri wakil panglima yang muncul di tengah rasa sakit hatinya yang tak terkira. Seorang gadis yang jauh dari kata santun dan kekanakan.

KONFLIK TINGGI, HINDARI jika tidak tahan dengan cerita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Benda rusuh.

Tak ada kata dari mulut Bang Hara ataupun Bang Abri saat mereka berdua menunggu tindakan pada Rintis dan Rena.

Sedari tadi Bang Abri mondar mandir gelisah sedangkan Bang Hara hanya bersandar lemas menahan air mata yang terus di tahannya sekuat hati. Mungkin lebih tepatnya, komandan kompi serbu itu sudah nyaris pingsan.

Tak berapa lama, Latifah menyusul di IGD Rumah sakit tentara. Ia langsung menghampiri Pratu Putra yang juga terbawa aura gelisah Dankinya.

"Bagaimana keadaan Rintis?" Bisik Latifah.

"Masih di tangani dokter kandungan. Danki tidak banyak bicara, sedari tadi hanya diam." Jawab Pratu Putra balik berbisik.

Beberapa saat kemudian dokter kandungan keluar dari ruang tindakan. Bang Abri segera menghampiri namun Bang Hara masih terdiam seakan kehabisan tenaga.

"Bagaimana istri saya Dok??" Tanya Bang Abri pada dokter senior yang menangani.

Dokter melirik Bang Hara yang masih terdiam tanpa kata sedikitpun.

"Pak Hara.........." Sapa dokter ingin menenangkan namun Bang Hara seakan tidak bisa menerimanya.

Kapten Hara terlihat begitu hancur. Sesak mencekat kerongkongan hingga jalur nafasnya terasa terhenti.

"Dankiii..!!! Danki baik-baik saja????" Pratu Putra sigap membantu Dankinya.

"Pak Hara, Alhamdulillah kandungan istri Bapak masih bisa di pertahankan, tapi kami tidak bisa mempertahankan kandungan istri Pak Abri." Sambar dokter karena Bang Hara sudah di landa kepanikan yang luar biasa.

"Jangan bicara begitu, dok..!! Tolong selamatkan bayi saya..!!" Pinta Bang Abri.

Sejenak Bang Hara memejamkan mata kemudian mengurut dadanya yang terasa nyeri sembari membuang nafas panjang dan perlahan. "Putra, saya minta tolong..!!"

"Siap.. arahan, Dan..!!"

:

Rintis sudah di bawa ke dalam kamar rawat, istri Kapten Trihara itu sudah tersadar meskipun masih begitu lemas. Tubuhnya sampai gemetar ketakutan melihat tatapan mata Bang Hara untuknya.

"Titis tidak selingkuh." Ucapnya pertama kali saat melihat Bang Hara menghampirinya.

Raut wajah Bang Hara masih datar namun kemudian pria itu sedikit membungkuk dan mengecup bibir Rintis dengan lembut. "Jangan banyak bicara..!!"

"Titis tidak akan berhenti bicara sebelum Titis menjelaskan semua yang terjadi..!!" Kata Rintis, hatinya sungguh tidak bisa tenang.

"Dek.. kamu butuh istirahat..!!"

"Tapi, Bang..!!!!"

Sekali lagi Bang Hara mengecup bibir Rintis tapi kali ini terasa lebih dalam dari sebelumnya. "Tidak perlu menjelaskan apapun lagi, Abang sepenuhnya percaya padamu." Kata Bang Hara lembut.

"Kalau memang Abang percaya, kenapa tadi tidak bilang apapun??????" Pekik Rintis sampai ikut terseret kepanikan.

"Jujur Abang memang kaget mendengarnya, tapi Abang juga tidak se gegabah itu, sayang..!!" Jawab Bang Hara mengusap lembut rambut sang istri.

Tak lama berselang.. Bang Deo, Bang Satyaki dan Bang Katana, Pratu Putra dan di belakangnya selalu membuntut Latifah di belakang punggung suaminya, mereka pun masuk ke dalam ruang rawat Rintis.

"Ijin.. Abang..!!" Sapa Bang Deo. Sisi bibirnya sudah nampak bekas memar, agaknya pria tersebut baru saja mendapatkan 'pelajaran'.

Saat itu juga Letnan Radeo menundukan pandangan di hadapan istri seniornya. Disana pun Bang Katana sampai ikut berkacak pinggang lantaran littingnya itu diam-diam bersinggungan dengan keluarganya terutama Bang Hara.

"Kau mau diam saja???" Tegur Bang Katana.

"Sebelumnya, saya memohon maaf atas simpang siur masalah yang sudah terjadi antara saya dan istri Abang. Demi Allah saya tidak ada hubungan apapun dengan istri Abang kecuali hubungan bisnis. Saya cukup sadar diri untuk tidak masuk cukup jauh dalam perkenalan saya dengan istri Abang. Tapi sungguh masalah barang yang satu lagi, semua di luar dugaan dan pengawasan saya, Bang. Sekali lagi saya mohon maaf..!!" Ucap Bang Radeo penuh sesal.

"Titis tidak jual barang terlarang yang melanggar hukum, hanya menyelipkan barangnya saja sampai tertahan dan di acak-acak di kantor pelabuhan..!!" Kata Rintis.

"Kamu diam dulu, sayang..!!!! Mau masalah ini selesai atau tidak??? Salah siapa kamu kirim barang tanpa sepengetahuan Abang..!!" Tegur Bang Hara.

"Tapi Pak..!!!"

"Kamu juga diam, dek..!! Kamu juga sama saja seperti Bu Hara, kamu tersangka..!!" Kini Pratu Putra juga ikut menegur istrinya.

"Abang mah nggak ngerti." Latifah sudah cemberut dan duduk di kursi tunggu pasien."

"Astaghfirullah hal adzim.. lama-lama gagal ginjal saya pikir mereka berdua." Gumam Bang Hara menggerutu gemas. "Lalu bagaimana barangnya?? Apa sudah lolos??" Tanya Bang Hara pada iparnya.

"Sudah Bang. Sekarang barangnya sudah sampai di gudang kompi. Lalu mau di apakan, Bang?" Tanya Bang Katana.

"Ya jalankan seperti biasa. Bagian mainan ya di drop ke masing-masing toko, ini kan bisnisnya Bu Danki. Tapi kalau aba_te, bagikan saja. Jangan sampai ada yang menyangka Abang memperdagangkan benda seperti itu, bikin malu saja. Barang pencegah nyamuk sampai di perdagangkan, belum lagi garam Hi*alaya nya.. apa-apaan kalian ini." Omel Bang Hara.

"Tapi disini memang banyak nyamuk, Pak." Sambar Latifah.

"Iya, masa Abang tidak peduli kesehatan???" Oceh Rintis ikut memprotes suaminya.

"Ini saya harus bagaimana bicara dengan kalian????????" Nada suara Bang Hara pun akhirnya meninggi. "Saya paham kalian memiliki jiwa bisnis. Tapi bukan menyelipkan barang untuk mengurangi ongkos kirim, barangnya mungkin tidak terlihat, tapi bobotnya akan tetap terhitung, Neeng.. Oneeng..!!!!!!"

Entah saat ini satu ruangan harus tertawa atau sedih, yang lebih parah adalah seorang perwira sampai terseret kasus perdagangan aba_te dan garam dalam bungkusan 'klip' yang bisa saja di sinyalir sebagai obat terlarang dan parahnya semua ini di kepalai istri seorang Danki dalam bentuk terselubung.

"Kalau tadi tidak di sebutkan nama Letnan Radeo, tidak terbongkar pertemanan kalian, suamimu ini bisa di jebloskan ke dalam penjara militer. Kau ini bagaimana sih, Neng????" Tak hentinya Bang Hara mengomeli sang istri.

Mungkin karena merasa bersalah, Rintis dan Latifah diam seribu bahasa.

Bang Hara menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya perlahan.

braaaakkk...

Tangannya sampai menggebrak meja hanya untuk menenangkan hati dan pikirannya yang tidak karuan.

"Hari ini cukup banyak masalah, saya juga sudah lelah. Istri Abri keguguran, ini lagi di tambah istri saya berulah. Lebih baik kita istirahat dulu dan lanjut bicara besok pagi." Arahan Bang Hara.

...

Tangan Bang Hara memeluk Rintis dari belakang. Ia pun terus mengusap perut Rintis dengan lembut.

"Abang tau jiwa sosialmu sangat tinggi, disini memang kurang fasilitas kesehatan. Garam Hi*alaya dan aba_te sudah sangat membantu kesehatan. Idemu sangat bagus, tapi caramu salah, sayang. Lain kali tolong rundingkan segala sesuatunya dengan Abang. Setidaknya Abang monitor apa yang kamu lakukan." Pesan Bang Hara. Emosinya perlahan mereda.

Terbersit rasa tidak tega, tidak sampai hati memarahi istri kecilnya tapi kepekaan sang istri terhadap sekitar memang suatu hal yang luar biasa.

"Titis minta maaf ya, Bang..!! Titis salah."

"Abang maafkan." Jawab Bang Hara lembut.

"Bang, lalu bagaimana dengan Mbak Rena?? Benarkah Mbak Rena keguguran??"

"Iya, biarkan itu menjadi permasalahan Abri dan Rena. Jangan pikirkan masalah lain selain masalah rumah tangga kita sendiri." Kata Bang Hara terdengar tenang.

Siapa sangka dalam hati Bang Hara memendam rasa sakitnya sendiri. Entah kenapa Rena terus mengusik batinnya. Ia takut akibat kehilangan bayinya, Rena tidak akan bisa mengendalikan diri untuk terus mengganggu rumah tangganya.

.

.

.

.

1
Mika Saja
cm mie kuah doang bang hara,,tp jangan slah klo yg titis minta pasti mie nya jd huru hara nti nya 🤭
Lala Kusumah
itulah perjuangan seorang ibu Dan... semangat sehat
Murni Zain
hamil anak 4 dn melahirkan ada cerita tersendiri...ank 1 dn yg lain ya beda ² pengalaman.

semoga lancar persalinan ya.. sehat ini dn baby ya.. 🤲🏼😍
putri
🤣🤣🤣🤣🤣
Maysuri
simpel banget permintaan titis cuman makan mie kuah....sederhana si keliatannya tp sangat berharga buat bang rama
NaraY_Kamanatha: 🥲ngayal di romantisin kali ya😬
siti muhlihah: kayaknya msh kebawa yg dikamar sebelah yo mbak🤭,,emang ni author satu kita mba nara penulis wanita ter teromantis yg pnh ku baca dr sekian bnyak novel,,,sukses sll mba nara dgn smua karya nya
total 3 replies
Lala Kusumah
😂😂😂😂😂🤭panik ya bang....jd inget suami panik saat mau melahirkan salah bawa tas 😂😂
Murni Zain
s debay pengen ketemu ayah Hara
Yayuk Bunda Idza
wkwkwk....nah ini baru aman bang, dari tadi keliru Mulu, debay bikin papa kalang kabut ya....
Nabil abshor
hooh bang,,, luwih cetho pakai itu aja,,, 😅😅😅 dr pd bju dinas,,,, 😁😁
siti muhlihah
suami klo panik nah iya gk bs mikir jernih
Mika Saja
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣ada2 sj nih bang hara,mknya sesekali liat bju2 istri jd bs bedakan kebaya dan daster
merry jen
titis akn dewasa klo dh wktu yy x bang ,,klo bar bar yy GK bklnn hilng itu bwaann klo hilng kangenn nnti kmu bang
putri
😃🤣
Mika Saja
sabar ya bang hara,,,,,,harus ikut mengimbangi istri jgn istri Mulu yg ngimbangi suami 🤭🤭
Mika Saja
waduh ....bang abri untuk kali ini Rena tdk salah,jgn lgsng mrah klo blm tau mslhnya,kshan Bu mil nya,,,,bang hara byk2 introspeksi diri ya,,,nmnya bocil jd pln2 berubahnya ya,,,,🤭
Mika Saja
dasar rintis.,..semoga HBS ini tdk BKN gaduh lagi ya🤭
siti muhlihah
bukti cinta dr bang hara ya gtu,apa2 jd panikan
Ratna dewi pravitasari
selalu suka sm alur cerita kak nara ... as always ngemong bocil hihii
Nabil abshor
😅😅😅 saking nyamannya bang,,,,
Murni Zain
s neng lelah bang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!