NovelToon NovelToon
My Little Happiness

My Little Happiness

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Dugaan Cindy tepat, setelah Zee memberitahu mamahnya, tiba-tiba dari pintu kamar Jinan diketuk dari luar yang membuat Cindy dan Ayana melihat ke arah pintu.

"Kamu manggil temen ay?" Tanya Cindy pada Ayana

"Ngga kak, kakak?" Ayana bertanya balik

"Tadi udah kesini sih, terus siapa? Apa temen kakak kamu?" Cindy menduga itu teman Jinan

"Ngga tau juga kak, aku buka dulu deh ya" ucap Ayana untuk membuka pintu

"Iya ay"

Kemudian Ayana melangkah menuju pintu dan membukanya ternyata yang mengetuk pintu adalah seorang wanita paruh baya dan itu membuat Ayana kebingungan.

"Ada apa yah Bu?" Tanya Ayana melihat wanita itu

"Maaf mba, itu kamar sebelah ngga ada orang?" Tanya wanita itu menunjuk kamar diseberang kamar Jinan

"Saya kurang tau Bu" jawab Ayana yang juga tidak tahu siapa pemilik kamar itu

Jinan yang mendengar percakapan itu dari dapur pun menghampiri Ayana, setelah sampai dia terkejut ternyata itu adalah mamahnya Cindy.

"Astaghfirullah Bu apa kabar?" Jinan yang terkejut melihat wanita itu yang ternya mamahnya Cindy kemudian dia menyalaminya

"Ehh nak Jinan, Alhamdulillah baik" balas mamahnya Cindy menyalami Jinan

"Kok ibu kesini ada apa?" Tanya Jinan tentang kedatangannya

"Ibu dapet kabar dari sepupunya Cindy katanya dia sakit" jawab mamahnya Cindy mendapat kabar dari Zee

"Ohh Zee, iya Bu kebetulan Cindy lagi disini"

"Oalah, ibu boleh liat Cindy nak?"

"Boleh Bu silahkan" Jinan mempersilahkan mamahnya Cindy untuk masuk ke dalam

Mamahnya Cindy masuk ke dalam kamar Jinan menuju Cindy berada dan Jinan menutup kembali kamarnya.

"Siapa itu kak?"

"Mamahnya Cindy"

"Loh kakak udah kenal sama orangtuanya kak Cindy?" Ayana terkejut ternyata kakaknya sudah mengenal orangtua dari Cindy

"Udah lama sih" jawab Jinan yang mengingat pada saat dia dan Cindy pergi menuju kampung Cindy

"Wihh udah dapet restu aja nih kak hahaha" ledek Ayana

"Enak aja gw pas itu aja kebetulan lagi di kampungnya jadi sekalian"

"Ohh gitu yah, padahal ada niat buat minta restu" Ayana kembali meledeknya

"Ehh ngeledek yah" Jinan berusaha mengelitiknya

"Ehhh ampun kak" Ayana berusaha menahan Jinan agar tidak mengelitiknya

"Makanya jangan ngeledek, Lo juga cari biar ngga kelamaan jomblo" ledek Jinan pada Ayana

"Ya ya ah"

Dengan menghentakkan kakinya Ayana kembali ke ruang tamu untuk bertemu dengan Cindy dan mamahnya, melihat itu Jinan menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya itu dan kemudian dia kembali melanjutkan memasak.

"Astaghfirullah Cindy kok kamu bisa kek gini sih" mamahnya Cindy terkejut melihat kondisi anaknya

"Ehh mamah, gpp kok mah cuman kecelakaan aja" Cindy juga terkejut melihat mamahnya datang

"Jangan bohong, pasti kamu nekat lagi kan" dugaan mamahnya

"Hehehe iya mah" kekeh Cindy

"Udah mamah bilangin jangan aneh-aneh"

"Maaf mah tapi ya harus kayak gini"

"Tapi kan masih ada cara lain"

"Iya mah maaf"

"Terus gimana kakinya kamu?"

"Cuman di gips doang mah katanya tulangnya geser"

"Hadehh kamu yah Cind udah dibilang tetep aja"

"Ya maaf mah"

"Ehh Cind, dia siapa?" Bisik mamahnya Cindy yang melihat Ayana disana

"Ohh dia, dia adiknya Jinan" jawab Cindy tentang Ayana

"Adiknya?"

"Iya mah, ay kenalin ini mamahnya aku" pinta Cindy pada Ayana

"Ehh iya Bu saya Ayana adiknya kak Jinan" Ayana memperkenalkan dirinya dan menyalaminya

"Iya nak salam kenal yah, kamu asal Korea juga?" Tanya mamahnya Cindy menyalaminya kembali

"Iya Bu saya asal sana tapi saya juga pernah tinggal disini juga" jawab Ayana tentang asalnya

"Berarti sama kayak kakak kamu yah"

"Ngga juga Bu, saya disini cuman sebentar ngga kayak kakak yang udah lama disini"

"Gitu yah"

"Makanan udah siap" teriak Jinan dari dapur

"Ehh Jinan lagi masak?" Tanya mamahnya Cindy mendengar teriakan Jinan

"Iya mah tadi Cindy mau makan ehh dia mau masakin" jawab Cindy

"Baiknya tuh jangan sia-siain ya, Ya udah mamah mau ke Jinan dulu barangkali ada yang perlu mamah bantu"

"Iya mah"

Mamahnya Cindy melangkah menuju dapur barangkali dia dapat membantu Jinan memasak lagi atau semacamnya.

"Ehh Bu mau ngapain disini?" Jinan yang terkejut melihat mamahnya Cindy berada di dapurnya

"Ngga nak barangkali ibu bisa bantu kamu" jawab mamahnya Cindy mungkin dia bisa membantu Jinan

"Gpp Bu, saya udah masak semua sekalian barangkali ibu laper juga jadi saya masak banyak"

"Haduhh ibu jadi ngga enak" dia merasa tidak enak

"Gpp Bu jadi sekalian masak banyak tadi"

"Ya udah kita makan yah"

"Iya Bu, saya panggil adik saya sama Cindy juga" pamit Jinan untuk memanggil Ayana dan membantu Cindy

"Iya nak"

Jinan melepaskan celemeknya dan melangkah menuju ruang tamu untuk memanggil Ayana dan membantu Cindy menuju ruang makan untuk makan bersama disana.

*

Dilain tempat, sejak pagi Anin dan Frans sedang merencanakan sesuatu untuk menyelesaikan masalah yang Frans alami sekarang sampai Anin tertidur di sofa kamarnya dan itu membuat Frans tidak enak karena ini adalah kesalahannya yang seharusnya dia selesai sendiri namun dia malah menyangkutkan istrinya dalam masalah ini.

Melihat Anin tertidur, Frans menggendong Anin menuju kasurnya dan menyelimutinya, bukannya kembali merancang solusi namun Frans tepat duduk di depan wajah Anin yang sedang tertidur dan itu mengingat dulu dia sering terbangun duluan sebelum Anin bangun.

"Lucu banget sih istriku ini dari tidur sama bangun sama aja gemesnya" batin Frans memainkan bulu mata Anin yang membuat tidur dia sedikit terganggu

Frans menghembuskan nafas beratnya, "Haahh seadanya dulu aku ngga tergoda sama si Zara kita ngga akan kayak gini dan mungkin Christy udah punya adik tapi aku bersyukur atas masalah ini jadi aku lebih sayang sama kamu dan Christy juga" batin kembali Frans mengelus tangan Anin yang terjuntai ke pinggir kasurnya

"Apa aku tanya Christy coba barangkali dia mau adik hehehe" bagi Frans yang mereka akan membuat adik untuk Christy

Tiba-tiba Frans tersadar dari pikiran dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Ahh jangan lah nanti Anin nolak"

"Ehh tapi gpp ding sekalian barangkali mau juga dianya" batin Frans yang berniat menambah anak

"Udah malah mikirin itu, masalah diselesain dulu malah mikirin itu" batin Frans untuk melanjutkan membuat solusi yang tepat untuk masalah

Saat Frans beranjak dari duduknya, tiba-tiba Anin menahan tangan Frans dan memeluk tangan Frans dengan erat.

"Mas disini aja temenin aku" lirih Anin dalam tidurnya yang tidak ingin jauh dari Frans

"Nin sebentar yah aku mau lanjutin lagi" bisik Frans yang ingin segera menyelesaikan masalahnya

"Maassss" Anin sedikit teriak dan memukul tangan Frans yang tidak menurutinya

"Iya nin iya" Frans mengalah

"Sini tiduran aku mau peluk" lirih Anin sambil menepuk-nepuk kasurnya tepat disebelahnya

"Iya ya"

Dengan terpaksa Frans beranjak dari duduknya dan tiduran di sebelah Anin, dan saat sudah tiduran di sebelahnya Anin langsung memeluknya dan menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya itu.

"Manjanya istriku" gumam Frans memeluk istrinya dan mengelus kepala Anin

"Hmmm" balas Anin yang membenarkan posisi agar dia dapat memeluk Frans dengan nyaman

"Gimana mau ninggalin kamu nin kamu ngegemesin gini" bisik Frans dan terkekeh melihat istrinya begitu menggemaskan

"Ngga mau ditinggal" balas Anin yang memukul pelan dada Frans

"Iya nin iya aku selalu disisi kamu selamanya" bisik Frans mengeratkan pelukannya

"Hmmm"

"Kamu kayak gini keinget dulu pas kita pertama nikah, kamu selalu nempel kayak lem dan selalu minta ini itu padahal belum tentang kamu pake tapi gpp sih aku wajarin itu karena aku lagi banyak kerjaan dan sebagai gantinya kita jalan-jalan, makan bareng, nonton, dll" gumam Frans mengingat dulu pertama mereka nikah yang memang Frans sering pulang malam dan memiliki waktu sedikit untuk Anin tapi dia mengusahakannya agar Anin dapat kasih sayang penuh darinya

"Dan tiba-tiba kamu dapet kabar dari papah mau gendong cucu dan langsung tanpa pikir panjang kita membuat Christy dan Alhamdulillah dia menjadi anak dan wanita yang baik sama kayak kamu, aku bersyukur banget dapet kamu dan menciptakan keluarga seperti ini nin, makasih yah udah mau jadi istri dan ibu dari Christy yah" gumam Frans yang sangat bersyukur mendapatkan istri dan anak seperti Anin dan Christy yang sangat menyayanginya

"Kok aku ikut ngantuk yah, tidur aja deh nanti aku lanjutin lagi sekalian menemenin kamu"

Frans membenarkan posisi tubuhnya agar bisa tidur siang bersama Anin dan memeluknya.

*

Waktu Ashar pun datang dan itu membuat Frans terbangun dari tidurnya karena kumandang adzan, dan saat dia bangun ternyata Anin sudah bangun terlebih dahulu dan dia berada di atas menindih tubuh Frans dengan tatapan mencurigakan.

"Ehh mah udah bangun" ucap Frans sambil mengusap matanya

"Hm"

"Kenapa kok gitu?" Tanya Frans melihat wajah Anin dan tatapannya itu

"Gpp aku pengin liat muka kamu aja" jawab Anin yamg masih menatapnya

"Kok gitu banget sih kan bisa dari samping ini aku berat" protes Frans yang merasa berat

"Ga" tolak Anin sambil menggelengkan kepalanya

"Iya deh iya tapi ini udah ashar yah"

"Hm"

Dan dengan terpaksa Frans membiarkan Anin menatap wajahnya dan beberapa saat kemudian Anin menghembuskan nafas beratnya dan turun dari tubuh Frans kemudian diikuti oleh Frans untuk duduk di kasur mereka.

"Kamu kenapa mah?" Tanya Frans yang bingung kenapa Anin seperti itu

"Kamu jahat" jawab Anin sambil memukul dada Frans

"Jahat kenapa?" Tanya frans yang tidak tahu maksud Anin apa

"Kamu tinggalin aku" jawab Anin memukul kembali dada Frans

"Ngga kok sayang, kan aku sekarang disisi kamu dan selamanya" balas Frans yang menahan pukulan Anin dan memeluknya

"Tapi dulu kamu ninggalin aku" lirih Anin dalam pelukannya

"Sayang masa lalu biarlah masa lalu sekarang kita udah baikan dan juga udah rukun jadi jangan mikirin masa lalu yah" ucap Frans yang menyadari kesalahannya

"Iya mas tapi kamu jahat" balas Anin menenggelamkan wajahnya di dada Frans

"Jahat kenapa lagi mah?" Tanya Frans melepaskan pelukannya

"Sebelum tidur kamu ada niatan buat bikin adiknya Christy kan" jawab Anin yang mendengar apa yang dia ucapan selama Anin tertidur

"Ng...ngga kok sayang" balas Frans dengan gugup yang ternyata Anin mendengar ucapannya itu

"Boong pas kamu ngomong gitu aku denger dikit" ucap Anin sambil menunjuk Frans dan memicingkan matanya

Frans menggelengkan kepalanya, "Ngga sayang"

"Kalo kamu ngga jujur, selama setahun ini kamu ngga ada jatah sama sekali" ancam Anin sambil melipat kedua tangannya di dadanya

"Yahh kok gitu sayang" Frans mulai memelas pada Anin

"Jujur ngga!!" Ucap Anin menekankan nadanya

"Iya deh iya, jujur aku pengin ngasih Christy adik soalnya aku liat pas itu dia suka banget main sama anak-anak apalagi sahabatnya sebentar lagi mau lahiran" akhirnya Frans jujur pada Anin

"Tapi ngga ketuaan mas? Christy kan udah mau 22 tahun, kalo kita kasih adik buat dia jaraknya jauh banget" balas Anin yang melihat umur Christy jika memiliki adik

"Iya sih mah tapi aku kasian aja dia selama ini ngga ada temen di rumah, ya cuman ada ART aja" ucap Frans yang melihat Christy selama ini di rumah mereka

"Kamu juga sih jadinya kayak gini" kesal Anin

"Maaf mah, aku salah" ucap Frans meminta maaf kembali pada Anin

"Huhh, sekarang kamu mau ngapain?" Tanya Anin sekarang Frans ingin melakukan apa

"Ngga tau sih bingung mau ngapain, mungkin lanjutin kerjaannya aku" jawab Frans yang bingung ingin apa dan satu-satunya melanjutkan pekerjaannya

"Ngga cape mas?" Tanya Anin yang khawatir pada Frans

"Mau gimana lagi mah biar pas kita udah di Jakarta aku tau mau ngapain" jawab Frans yang tidak tahu lagi

"Iya sih, gimana kalo kita main game aja?" Tawar Anin

"Kamu yakin?" Tanya Frans yang kurang yakin dengan tawaran Anin

"Yahh dia ngga percaya, selama ini aku main game terus yah di rumah" jawab Anin yang selama ini dia sering bermain game di rumah orangtuanya

"Waduh kok, kamu ngga kerja mah?" Tanya Frans apakah Anin sudah tidak kerja lagi

"Ya kerja lah itu cuman ngisi waktunya aku doang" jawab Anin ternyata masih bekerja dan itu hanya mengisi waktu luangnya saja

"Ohh gitu, beneran mau main game?" Tanya Frans kembali

Anin menganggukkan kepalanya, "Iya"

"Game apa?"

"Hmm apa yah, apa aja deh"

"Lah kamu yang ngajak kok aku yang milih gamenya"

"Gantian dong kan aku udah usul kita mau ngapain"

"Iya mah iya, disini ada PS ngga?" Tanya Frans apakah di rumah Anin ada PS

"Loh kok PS?" Tanya Anin yang bingung kenapa suaminya mencari PS

"Gpp mah aku lagi pengin main PS aja" jawab Frans yang sedang ingin bermain PS

"Ada sih punya Deva tapi ngga tau boleh pinjem apa ngga" balas Anin yang mengingat adiknya memiliki PS

"Ya udah aku ijin dulu yah, tadi kayaknya lagi nganter Rio ke bandara sama Christy" ucap Frans mengambil handphonenya dan memberi pesan pada Deva untuk meminta izin

"Iya deh"

"Kamu mandi dulu sana dari pagi belum mandi bau tau" ucap Frans sambil menutup hidung

"Enak aja kamu yang bau, aku mah walaupun belum mandi 3 hari pun masih wangi" elak Anin yang membela dirinya

"Masa kok aku ngga pernah tau yah" ucap Frans yang tidak percaya

"Kamu sih kerja terus ngga tau istrinya pernah ngga mandi 3 hari" kesal Anin yang mengingat dulu Frans sering mementingkan pekerjaannya daripada dirinya

"Hehehe iya sayang maaf, apa mau mandi bareng?" Tawar Frans

"Ga" tolak mentah-mentah Anin

"Lah kenapa? Biasanya mau" Frans yang bingung biasanya Anin sangat senang jika mereka.mandi bersama

"Kalo kamu mau mandi ya kamu aja aku nanti" kesal Anin

"Tanggung sayang sekalian sholat oh" ucap Frans yang ada benarnya

"Aku lagi ngga"

"Loh kok dari kapan?" Tanya Frans yang kaget ternyata Anin sedang kedatangan tamu

"Udah 2 hari ini" jawab Anin yang masih kesal dengan Frans

"Waduh akan menjadi Minggu yang mencekam" gumam frans

"Apa kamu bilang?" Tanya Anin yang mendengar gumaman Frans

"Ngga kok mah, aku mandi dulu yah sekalian sholat. Kamu nunggu jawaban Deva dari hp aku yah" ucap Frans salah tingkah

"Hmm"

Kemudian Frans beranjak dari duduknya kemudian mengambil handuknya dan menuju kamar mandi, untuk Anin dia beranjak dari duduknya di kasur menuju kursi meja kerjanya dan memegangi handphone Frans yang tergeletak di meja kerjanya dekat jendela.

Saat dia sedang duduk di kursi meja kerjanya, dia penasaran apa yang ada di handphone suaminya, apakah dia benar-benar tulus meminta maaf atau ada wanita lain yang dia sembunyikan.

Beberapa saat Anin mencari apakah ada kejanggalan dalam handphone Frans dan ternyata tidak ada dan dia terkejut bahwa foto pernikahannya bersama Frans menjadi wallpaper di handphone suaminya itu, di hati kecil Anin itu sangat terharu bahwa suaminya memang tulus meminta maaf pada dirinya dan tidak berpaling kembali pada wanita lain.

Dan bertepatan dengan itu, Frans baru saja menyelesaikan mandinya dan dia hanya memakaikan handuknya di bagian auratnya. Sebenarnya Anin ingin memeluk Frans namun dia tahu Frans akan melakukan sholat jadi dia tunda dulu sampai Frans selesai sholat.

Setelah selesai Anin langsung berlari kecil menuju Frans dan memeluknya dari belakang, dan itu membuat Frans terkejut karena dia sedang fokus berdoa.

"Kenapa sayang?" Tanya Frans yang kaget Anin tiba-tiba memeluknya

Tanpa jawaban dari Anin, dia menangis di dalam pelukannya itu. Frans yang merasa tidak tahu dan tidak enak juga, dia membalikkan tubuh Anin dan sekarang mereka berdua berhadapan dengan Anin  duduk di pangkuan Frans.

"Kenapa sayang kok nangis? Ada yang nyakitin kamu?" Tanya kembali Frans dan membalas pelukan Anin

Anin menggelengkan kepalanya, "Ngga ada mas"

"Terus kenapa?"

"Aku terharu" ucap Anin yang masih menangis

"Terharu kenapa?" Tanya Frans kenapa Anin terharu

"Kamu pajang foto pernikahan kita jadi wallpaper" jawab Anin melepaskan pelukannya dan menunjukkan wallpaper handphone Frans

"Astaghfirullah sayang aku kira kenapa, iya aku jadiin wallpaper biar aku inget di rumah ada yang nungguin aku pulang" ucap Frans menjelaskan kenapa dia memajang foto pernikahannya

"Makasih ya mas udah kembali lagi ke aku" balas Anin yang kembali memeluknya

"Iya sayang sama-sama aku juga makasih udah ngasih aku kesempatan"

"Iya mas tapi inget jangan diulangi lagi" ucap Anin sambil memicingkan matanya

"Siap bunbun" balas Frans sambil mengecup kening Anin

"Ya Allah mas inget aja sebutan itu" kaget Anin mendengar Frans memanggilnya dengan itu

"Iya dong dulu kamu sering minta aku pake sebutan itu" balas Frans yang masih teringat Anin suka dipanggil dengan panggilan itu

"Iya juga yah dulu aku kayak anak kecil banget" ucap Anin yang mengingat dulu dia seperti anak kecil yang selalu nempel pada Frans

"Sekarang juga sama kok hehehe" canda Frans

"Enak aja aku udah berubah yah, tapi masih kadang-kadang kumat aja hehe" elak Anin tapi ada benarnya juga kadang dia muncul kembali sifat kekanak-kanakannya

"Gpp sayang aku suka kok kalo kamu lagi kayak gitu" ucap Frans yang sangat menyukainya sifat Anin seperti itu

"Emang ish kamu mas, ehh itu kayaknya dari Deva tuh" ucap Anin setelah mendengar suara notifikasi dari handphone Frans

"Iya bentar yah aku liat dulu"

Frans mengambil handphonenya dari Anin dan melihat siapa yang mengirim pesan, ternyata benar dugaan Anin itu dari Deva yang mengijinkan mereka untuk menggunakan PS nya.

"Katanya apa?" Tanya Anin

"Boleh katanya tapi mainnya di kamarnya" jawab Frans

"Yahh ngga seru enak di kamar aku" keluh Anin yang ingin mereka berdua bermain di kamar mereka

"Hmm gimana kalo kita jalan-jalan aja barangkali ada diskon sekalian liat ada PS murah ngga nanti kita bawa ke rumah" usul Frans agar Anin kembali ceria

"Boleh sih tapi gpp mas?" Tanya Anin yang tidak enak karena sebelumnya mereka sudah berpergian

"Gpp dong aku ada tabungan kok, yuk siap-siap" jawab Frans yang memiliki cukup uang untuk mereka berpergian kembali

"Ok aku mau mandi dulu yah" ucap Anin menyetujui

"Ngga sekalian tadi" keluh Frans yang daritadi dia ajak Anin untuk mandi bersamanya namun ditolak

"Ya kamu bikin aku kesel jadi kayak gini" ucap Anin karena Frans membuatnya kesal

"Iya de iya maaf ya"

"Hm"

Anin mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi, untuk Frans dia menuju ke lemari untuk berpakaian dan juga bersiap-siap untuk pergi bersama Anin.

***

Alhamdulillah akhirnya bisa update lagi nih, sekarang momennya Anin yah takutnya kalian penasaran perjalanan cerita Anin itu bagaimana tapi nanti author selang-seling kok seperti biasa...

Gimana nih kabar kalian semua? Semoga sehat semua yah dan jangan lupa jaga kesehatan juga sekarang masuk musim penghujan jadi banyak penyakit yang membuat kita ceriya-ceriya hehehe...

Semoga kalian suka part kali ini yah dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...

Dan barangkali kalian mau menyawer bisa ke link di bio author yah...

Thanks for reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!