Lost Memory

Setelah sampai di kamarnya, Regan merebahkan Ximon di pembaringannya dibantu Frisca.

“Regan.. Bukankah Lucius hanya bertemu dengan putrinya tuan Alan.. Lalu kenapa dia pulang dengan keadaan seperti ini?”.

Saat Regan akan menjelaskan  Yohanes datang bersama dokter keluarga.

“Dokter.. Cepat periksa putraku” ucap Yohanes.

“Baik tuan”.

Dokter pun memeriksa Ximon dengan teliti, dan membuka perban yang sudah terlihat merah karena darah di tangannya.. Lalu membersihkannya dan menjahit kembali luka itu karena terbuka.

Setelah selesai dokter memeriksa keadaan Ximon yang sudah tidak sadar itu dan mendapati Ximon meminum suatu obat yang membuatnya seperti ini.

“Bagaimana keadaan putra saya dok?” tanya Yohanes.

“Maaf tuan.. Putra anda terkena obat perangsang berdosis tinggi yang menyebabkannya seperti ini” jelas dokter paruh baya itu.

“Apa! bagai mana mungkin?” kaget Yohanes dan Frisca.

“Karena jika seseorang meminumnya dalam dosis tinggi lalu dia tidak mendapatkan pelepasan maaf.. Pada wanita, atau tidak segera mendapatkan obatnya itu sangat membahayakan” jelas dokter Andreas.

“Lalu sekarang bagaimana keadaan putraku dokter? Apa ada obatnya”.

“Saya sudah menyuntikkan obatnya lewat infusan dan saya juga meresepkan obat untuk putra anda.. Anda tinggal menebusnya di apotek ini resepnya” dengan memberikan selembar resep obat kepada Yohanes.

“Lalu kapan dia akan sadar?”.

“Dengan jumlah obat yang tuan muda minum kemungkinan besok baru akan sadar tuan.. Dan setelah sadar obat yang saya resep kan ini harus langsung diminum” ucap dokter Andreas.

“Baik dokter.. Terima kasih maaf merepotkan malam-malam”.

“Ya sama-sama.. Tidak apa-apa tuan, kalau begitu saya permisi” ucap dokter Andreas berlalu meninggalkan kediaman Griffin.

Setelah dokter keluarga meninggalkan kediaman itu, Yohanes mendekati Regan.

“Regan ikut kami ke ruang tamu.. Ada yang ingin kami bicarakan” ucap Yohanes.

“Baik tuan” jawab Regan.

Mereka bertiga berjalan menuju ruang tamu.

“Duduklah Regan” ucap Frisca mempersilahkan.

“Terima kasih nyonya”.

“Apa yang terjadi dengan Lucius? Bisa kau jelaskan” tanya Yohanes.

“Saya juga tidak tau awalnya tuan.. Tuan Ximon menghubungi saya untuk membawakannya dokter wanita ke hotel Kenanga saat itu dan mengirimkan nomor kamarnya, lalu saya datang bersama dokter wanita kesana.. Kemudian setelah saya sampai kesana saya kaget melihat keadaan tuan yang tidak baik-baik saja”.

“Tidak baik-baik saja bagaimana?”. Tanya Frisca.

“Darah mengalir di tangannya dan wajah panik tuan Ximon”.

“Setelah kami di persilahkan masuk, kami dituntun menuju kamarnya untuk memeriksa seseorang dan disana ada nona Viona yang tidak sadarkan diri dengan wajah pucat nya”.

“Viona ada di kamar hotel bersama putraku begitu maksudmu?” ucap Yohanes.

“Ya.. Dan keadaannya tidak baik-baik saja.. Dokter menjelaskan kalau saat itu traumanya kambuh, saya tidak tahu apa yang tuan Ximon lakukan sampai nona Viona mengingat traumanya lagi”.

Frisca yang mendengar penjelasan Regan hanya menutup mulutnya karena menerka apa yang dilakukan putranya pada Viona.

“Saat nona Viona sadar dia bertengkar hebat dengan tuan Ximon.. Lalu meninggalkannya di hotel itu”.

“Terus bagaimana putraku bisa meminum obat itu dalam dosis tinggi?” tanya Yohanes.

“Nona Cleo putrinya tuan Alan yang melakukannya.. Dia teman SMA tuan Ximon, dan dia selalu mendekati putra anda dari dulu, mungkin dengan cara ini dia bisa mendapatkan tuan Ximon.. Karena tuan Ximon selalu menolaknya selama ini”.

“Bagaimana kamu bisa mengetahui kalau putrinya Alan pelakunya?” tanya Yohanes.

“Tuan Ximon sendiri yang mengatakannya tuan”.

Yohanes hanya memijat kepalanya yang merasa pusing karena semua terjadi karena keputusannya yang menyuruh sang putra menemui anak rekan bisnisnya itu.

“Ya sudah.. kalau begitu kau boleh pulang Regan, tapi sebelum itu bisa tolong mampirlah ke apotek dan belilah obat yang ada di lembar kertas ini” ucap Frisca menyerahkan lembar resep dari dokter Andreas.

“Baik nyonya” jawab Regan.

Setelah kepergian Regan.. Frisca angkat bicara.

“Ini yang kau mau kan suamiku? Bisa kau bayangkan dengan obat dosis itu putra kita bersama Viona, aku sudah bisa menebak apa yang dilakukan Lucius pada Viona dan berakhir membuat traumanya kambuh?

“Maafkan aku sayang” ucap Yohanes.

“Untuk apa minta maaf padaku.. Kau bukan membuat salah padaku”.

Yohanes hanya diam karena apa yang di ucapkan istrinya memang benar.

“Kalau kau ingin minta maaf tunggulah anakmu bangun.. Aku bisa membayangkan reaksi Lucius padamu” ujar Frisca.

Setelah obrolan mereka malam itu Frisca mendiami suaminya sampai hari esok.. Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir Frisca karena dia begitu kesal pada suaminya.. Bahkan dia tidur dikamar Ximon.

Setelah pagi menjelang Ximon membuka mata dan sang ibu yang dia lihat sedang duduk di sampingnya.

“Mom” panggilnya.

“Sayang.. Kamu sudah bangun”

Ximon pun bangun dan bersandar di tempat tidurnya.

“Sarapan lah dulu.. Mom sudah menyiapkannya”.

“Aku tidak berselera”.

“Makanlah meskipun sedikit.. Lalu minum obatnya, apa perlu mom suapi”.

“Tidak usah.. Aku saja sendiri”.

Setelah selesai dengan sarapannya Ximon pun meminum obat yang disiapkan oleh Frisca.

Tok..

Tok..

Tok..

Yohanes masuk ke dalam kamar putranya.

Ximon yang melihatnya hanya diam tanpa memandang sang ayah.

“Nak.. Dad minta maaf padamu karena menyuruhmu menemui putrinya tuan Alan dan berakhir seperti ini.. Dad sangat menyesal” ucap Yohanes penuh penyesalan.

Ximon yang melihat wajah ayahnya yang menunjukkan raut sedihnya dan penuh penyesalan menjadi luluh.. Bagaimana pun dia ayah nya.

“Sudahlah dad semua sudah terjadi.. Kejadian itu juga tidak akan bisa di ulang lagi, dan Vivi juga sudah sangat membenciku, menyesal pun tidak akan memperbaiki hubungan kami” ucap Ximon dengan ekspresi sedihnya.

“Biarlah nanti dad yang menemui Viona dan menjelaskan semuanya”.

Ximon hanya diam.. Karena merasa tidak ada harapan tentang hubungannya.

“Sekarang beritahu mom.. Apa yang terjadi tadi malam?”.

“Ternyata anak tuan Alan adalah Cleo wanita yang selalu mengejar ku.. Saat aku meminum minuman yang disiapkannya aku merasa ada yang tidak beres dangan kondisiku dan aku berpura-pura pergi ke toilet agar bisa meninggalkannya.. Tanpa disangka ternyata Vivi ada di restoran yang sama dengan ku dan dia menghampiriku”.

“Lalu apa yang terjadi sehingga kamu bisa di hotel bersamanya”.

“Aku meminta tolong padanya untuk mengantarkan ku pergi ke hotel terdekat agar tidak terjerat dengan Cleo.. Tapi semakin lama aku menahannya obat itu semakin menjadi dan aku tidak bisa mengendalikan diri.. Aku memaksanya dan dia mengingat kembali traumanya sampai membuat dia jatuh pingsan.. Aku tidak bisa menahan obat itu apalagi melihat keadaan Vivi yang sudah berantakan akibat ulah ku.. Aku mencoba tetap sadar dengan melukai tanganku sendiri agar tidak menyakitinya.. Setelah dia sadar dia marah padaku karena berpikir apa bedanya aku dengan mereka yang sama-sama merendahkannya.. Mungkin dia berfikir aku sudah melakukannya” jelas Ximon sedih.