Allea Hizka Zirah. Wanita polos nan lugu, telah bersepakat dengan pacar nya akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Segala sesuatu yang di butuhkan untuk melangsungkan acara sudah beres, hanya tinggal menunggu hari dan tanggal yang di tentukan.
Namun tak di sangka, mempelai pria tidak menghadiri acara pernikahan yang akan di langsungkan. Sontak hal itu mengundang riuh di acara yang di gelar dengan besar-besaran. Begitu juga dengan keluarga wanita yang menanggung malu.
Apa yang menjadi penyebab mempelai pria tidak hadir? Apakah adanya selisih paham? Apakah setelah kejadian yang menimpah Allea akan menimbulkan trauma yang mendalam? Atau malah sebaliknya?
Mari kita ikuti keseruan cerita ini yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keycapp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAMA.
" Perkenalkan saya Kim, salah seorang investor di perusahaan ALWAYS." Jawab laki-laki itu dengan kembali memperkenalkan dirinya.
" Baik."
" Apa yang ingin Anda sampaikan pak?!" Tanya Ju to the point, ia tidak terlalu suka jika berhadapan dengan tuan Kim.
" Santai saja Ju. Pesankan coofe dulu jangan terburu-buru," ucap pak Kim dengan gaya sok akrab nya, namun pandangan nya melayang ke arah Allea yang merupakan tatapan aneh.
" Kami tidak punya banyak waktu, masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Langsung to the point saja," tolak Ju dengan blak-blakan, ia menahan kesal setengah mati setelah menyadari tatapan yang pak Kim layangkan kepada Allea.
Tidak berbanding telak dengan Allea, ia juga sangat risih dengan tatapan aneh yang pak Kim layangkan kepada nya. Namun ia berusaha untuk tetap profesional, dan berwibawa.
" Saya hanya ingin mengambil alih hak saya, atas perusahaan itu. Yang dulu di tanam oleh Seunjeoung tanam kan, di alihkan kepada saya. Kalau tidak di berikan saya bisa menuntut," ucap pak Kim dengan menyematkan ancaman di dalam kalimat nya.
" Oh tidak bisa pak. Itu bukan suka-suka, jika kedatangan mu hanya ingin menyampaikan itu. Kami juga memiliki maksud untuk datang ke sini," ucap Ju dengan menyerahkan map coklat kepada pak Kim.
Lalu pak Kim sedikit gusar untuk membuka map itu.
" Ini apa?" Tanya pak Kim sebelum map itu benar-benar terbuka dengan sempurna.
" Silahkan buka saja." Jawab Ju dengan melayangkan tatapan dingin.
Pak Kim kembali membuka surat itu, lalu ia tidak terima dengan isi surat itu.
" Ini surat apa?! Saya tidak terima, sampai kapan pun saya tidak akan bisa terima dengan keputusan kalian! Nak kamu jangan percaya Ju, dia orang yang memiliki otak yang licik. Ia sudah memanfaatkan perusahaan kalian," kini yang bisa pak Kim lakukan, hanya memprovokasi Allea. Setelah melihat isi surat tentang penghapusan saham, atau yang di sebut dengan istilah force delisting. Mungkin menurutnya Allea belum mengetahui yang nama nya tentang seluk-beluk perusahaan nya.
" Sampai kapan pun anda tidak akan bisa memprovokasi saya, saya tahu kok layar belakang anda hingga bisa memiliki saham di perusahaan saya. Maaf ya itu ibu lagi perusahaan pak Tito, itu adalah perusahaan. Saya tidak butuh investor seperti anda, saya akan sepenuhnya memiliki perusahaan itu tanda adanya dalih sebagai investor. Jadi saya berhak memutuskan ini, karna saham anda juga tidak seberapa di perusahaan saya." Jawab Allea dengan lantang, dan raut wajah yang seperti menikam.
" Kalau bukan karna keluarga saya membantu perusahaan mu, mungkin perusahaan mu tidak akan bisa berdiri sekarang. Kamu harus tahu diri!" Sentak pak Kim yang sudah tersulut emosi, hingga ke ubun-ubun nya.
" Waduh. Pengen nge bantai yah? Keluarga mu bahkan mengemis ingin menanam saham nya, Daddy ku menolak tapi keluarga mu itu terus memaksa Daddy ku. Dengan penuh belas kasihan, karena Daddy ku memiliki hubungan sebagai teman dengan keluarga mu, sehingga Daddy ku menyetujui nya dengan cara paksaan. Sekarang nya kamu pak Kim yang tidak banyak TINGKAH!" Nada bicara Allea sangat santai, namun di setiap kalimat nya terdapat kalimat penekanan.
Seketika wajah pak Kim pucat pasi, setelah mendengar ucapan Allea.
" Anda pikir saya tidak tahu latar belakang mu, jadi manusia jangan terlalu gila harta. Anda terlalu rakus, dan selalu iri dengan keluarga ku yang sukses. Saya tidak punya banyak waktu berhadapan dengan orang seperti anda, silahkan tanda tangan di kertas nya." Imbuh Allea dengan mengibaskan rambut nya.
" Saya tidak mau!" Jawab pak Kim dengan cepat.
" Anda tidak mau? Oh yasudah, berarti saya tidak akan memberikan sepeser pun kepada anda. Itu akan menjadi hak milik saya, karna anda tidak mau tanda tangan. Lebih tepat nya saya akan memberikan kepada orang yang membutuhkan, saya tidak berminat memakan uang dari keluarga mu!" Ucap Allea dengan tatapan menyeringai, tak lupa dengan ucapan pedas yang ia lemparkan kepada pak Kim.
" Silahkan kalau bisa! Saya akan menuntut kalian!" Ancam pak Kim.
" Silahkan kami tidak takut, jika kamu melaporkan kepada polisi. Sama saja anda menyerahkan diri anda ke polisi, karna semua bukti korup anda ada di sini!" Tunjuk Allea kepada iPad yang Ju bawakan tadi.
Tubuh pak Kim semakin meremang, setelah mendengar ucapan Allea. Kenapa bisa perempuan yang menyebalkan ini, bisa mengetahui kebusukan nya.
" B-baik lah saya! Saya akan segera tanda tangan," ucap pak Kim dengan pasrah.
" Eits... Waktu sudah habis, semua sudah berakhir. Anda tidak lagi memiliki saham, dan anda tidak akan lagi mendapatkan saham itu sepeser pun!" Ucap Allea, dengan menarik berkas yang ada di meja tadi.
" Ju. Sekarang juga transfer kan nominal saham beliau, dengan kepala yayasan panti asuhan yang ada di Indonesia!" Perintah Allea kepada Ju, yang terdiam sedari tadi mendengar Allea melawan lelaki bangka dan mata keranjang ini.
" Baik Bu!"
" Sudah berhasil!" Senyum Ju dengan menunjukkan layar handphone nya, kepada pak Kim.
Pak Kim semakin murka di buat nya, ia merasa telah di permainkan oleh keluarga Darmawan. Namun ingin melawan saja, ia tidak sanggup kali. Sekali saja ia melawan, mungkin ia akan mendekam di penjara hingga ia mat*.
" Baik pak Kim yang terhormat, kami akan pergi karna masih banyak pekerjaan yang akan kami lakukan. Semoga hari mu menyenangkan, dan jangan coba-coba melakukan hl bodoh. Jika tidak ingin kehidupan mu lebih sengsara nanti, ingat pak Kim kamu masih memiliki puluhan sugar baby." Allea melemparkan senyuman smirk, juga seperti meremehkan pak Kim secara halus.
Mungkin ini lah sebagai jawaban, dan materi yang di berikan oleh Ju dan Daddy nya. Selain sebagai jawaban, Allea juga melihat latar belakang dari pak Kim yang sangat buruk. Hingga siapapun yang mengetahui nya, akan Merasa jijik dan menganggap pak Kim orang yang paling rendah. Di atas jabatan yang hart milik nya.
Tak sanggup hanya untuk sekedar menjawab saja, Allea dan Ju pergi meninggalkan pak Kim seorang diri di tempat itu.
" Ternyata kamu hebat Lea!" Puji Ju yang kagum dengan komuk santai Allea, dalam menghadapi pak Kim. Secara ini adalah perdana Allea menghadapi dunia bisnis, dan langsung menghadapi hama.
" Sebenarnya saya tidak sehebat itu. Jantung saya jedag-jedug tak karuan, Ju saya hebat juga ternyata. Sudah cocok lah menjadi atasan mu," Allea sedikit membanggakan dirinya, di depan Ju. Wajar-wajar saja ia membanggakan diri, karna ini kali pertama bagi nya.
" Hahaha... kedepan nya kamu akan lebih hebat, perdalam memahami materi dan tentang perusahaan." Ucap Ju.
" Asiap..."
Mobil kembali melaju, menuju perusahaan ALWAYS. Satu masalah langsung beres.