Cinta Di Ujung Nestapa

Freya dan Alexander berdiri menatap ke indahan Danau yang di kelilingi pohon kelapa sawit.

Udara terasa sejuk siang itu suasana juga nampak sepi hanya kicauan burung yang terdengar merdu memecah kesunyian di Danau itu.

" Perkebunan sawit ini milik Pamanmu? "

" Iya"

" Kelihatannya perkebunan sawit ini cukup maju dan menjadi prioritas utama di desa ini "

" Kau benar, dulu perkebunan sawit ini hampir saja terbengkalai, tapi semua berjalan kembali dengan dikelola Kak Dirga dan aku, kami mengelolanya bersama dan akhirnya bisa bertahan sampai sekarang "

" Kau dan Dirga memang cocok dalam segala hal"

" Begitulah "

Alexander meraih tangan Freya di genggamannya kedua tangan Freya keduanya saling menatap dengan tatapan penuh cinta dan kekaguman pada satu sama lain.

" Kapan kau akan kembali ke kota sayang?"

" Entahlah aku masih betah disini, tapi aku tak bisa meninggalkan Pekerjaan dan juga perusahaan terlalu lama, Kak Dirga dan Kak Yuda akan kembali hari ini, kenapa apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?"

Tanya Freya dengan menatap wajah Alexander yang sesaat mengecup punggung keduany tangan Freya.

" Kau benar, aku juga akan kembali ke kota hari ini"

" Kau juga?"

" Seperti katamu aku juga tidak bisa lama-lama meninggalkan Perusahaan dan Pekerjaanku"

" Iya, baiklah aku mengerti, untuk sementara aku ingin disini dulu, mungkin lusa aku akan kembali ke kota "

" Baiklah, lakukan apapun yang membuatmu senang sayang, aku akan menunggu kepulangan mu di sana nanti"

" Terimakasih atas pengertianmu Al, aku akan sangat merindukanmu nanti"

" Aku juga"

Keduanya larut dalam tatapan mata yang saling menatap tanpa bisa untuk dikatakan bagaimana saat ini perasaan mereka hanya dengan sentuhanlah yang mampu membuat keduanya untuk saling merasakan betapa mereka saling mencintai dan saling mengagumi.

Alexander mendaratkan ciumannya di bibir Freya yang menyambutnya dengan penuh kelembutan keduanya saling mengecap dan bertukar saliva .

Freya meremas dengan kuat bahu Alexander saat pria itu semakin memperdalam pagutannya membuat Freya semakin tak kuasa menahan desakan hasrat yang kini bergejolak di dalam dirinya.

" Aku sangat mencintaimu sayang"

Alexander melepaskan ciuman mereka untuk memberikan jeda pada diri mereka mengambil nafas panjang.

" Aku juga sangat mencintaimu Al"

Freya kini yang berinisiatif dan mendaratkan ciuman di bibir Alexander, Al begitu senang ia pun menyambut ciuman itu dengan penuh semangat dan menggebu.

Keduanya kembali saling berciuman dan saling mencumbu satu sama lain dengan penuh kelembutan dan kasih sayang yang semakin lama semakin menuntut untuk melakukan lebih.

" Emmmhh Al...."

Desahan Freya lolos begitu saja saat Alexander tanpa sadar meremas kedua buah dada Freya dengan sentuhan lembut nan membuai membuat Freya melenguh dengan sensasi yang pertama kalinya ia rasakan itu.

" Maaf, ... maafkan aku sayang, aku terbawah suasana"

Alexander melepaskan ciuman mereka dan juga sentuhannya di tubuh Freya.

Freya meraih wajah Alexander dan tersenyum tipis.

" Jangan meminta maaf, aku juga salah karena aku tak kuasa untuk menahan desakan gejolak dalam diriku, aku juga menikmatinya"

" Frey, ku mohon jangan buat aku gila dengan semua ini, aku benar-benar tidak bisa menahan diriku jika sedang bersamamu aku...aku..."

" Ayo kita menikah!"

 Alexander membelalakkan matanya tak percaya mendengar perkataan Freya yang baru saja ia dengar.

" Apa kau sungguh -sungguh dengan ucapanmu? "

" Iya aku sungguh -sungguh "

" Sayang kau tidak sedang bercanda kan?"

Alexander menatap tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Freya, kata-kata yang sudah lama ia nantikan akhirnya hari ini kata-kata itu terucap juga dari gadis yang ia cintai itu.

" Tidak Al, aku sungguh -sungguh ingin kita segera menikah aku tak mau lagi membuatmu menungguku setelah sekian lama, dan juga aku tak ingin lagi jauh darimu Al, aku tak sanggup untuk berpisah denganmu aku takut kehilanganmu "

" Freya, kau tahu sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini, dan akhirnya kata-kata itu aku dengar juga darimu, aku juga tak bisa jauh lagi denganmu sayang , baiklah kita segera pulang dan beritahu semuanya tentang kabar bahagia ini"

" Iya , baiklah "

Alexander meraih tangan Freya ia menarik Freya kedalam dekapannya ia tak henti-henti nya mendaratkan ciuman di seluruh wajah Freya ia benar-benar bahagia saat ini.

Freya tak mengira jika Alexander akan sebegitu bahagia dengan keputusannya untuk menikah.

" YUHUUUUUU....AKU MENCINTAIMU NONA HUTAMAAAA"

Alexander berteriak dengan lantang meneriakan dan mengungkapkan perasaannya saat ini yang membuncah penuh kebahagiaan

Freya begitu terharu melihat Alexander yang begitu bahagianya dengan keputusannya.

Ya, inilah saatnya ia melepaskan semua masa lalunya dan memulai kehidupan baru bersama laki-laki yang ia cintai dan mencintai dirinya.

Freya tak ingin terus larut dalam masalalu hingga melupakan masa depan, biarlah waktu yang akan menjadi saksi bagaimana kehidupannya ke depan.

Yang Freya yakinni jika saat ini ia tak ingin lagi jauh dari Alexander, ia merasa hampa tanpa melihat Alexander ataupun mendengar suaranya.

Alexander bagaikan udara bagi Freya, perpisahannya kemarin membuat Freya menyadari perasaan cintanya terhadap Alexander sudah di fase tak bisa lagi untuk melupakan ataupun melepaskan.

Freya berjalan menghampiri Alexander ia meraih tangannya dan menjatuhkan dirinya kedalam pelukan yang selalu membuatnya merasa nyaman dan aman.

🍁🍁🍁🍁🍁

Menjelang sore hari Dirga dan Yuda pamit terlebih dahulu keduanya bersama Alexander dan James untuk pulang ke kota bersama-sama.

Sementara Freya, masih ingin tinggal beberapa hari,ia masih rindu dengan suasana desa dan juga kebersamaannya bersama Wira dan Nilam.

Alexander memerintahkan ke empat pengawalnya untuk tetap berjaga dan mengawal Freya, ia tidak ingin ada sesuatu hal yang buruk terjadi pada Freya.

Saat ini Freya tengah mengantarkan Alexander yang sudah bersiap untuk pergi dengan Dirga, Yuda dan James setelah berpamitan terlebih dahulu pada Nilam dan Wira.

" Jaga dirimu baik-baik, dan jangan terlalu lama tinggal, aku akan tersiksa disana karena terlalu merindukanmu"

Alexander dengan mengecup kening Freya di hadapan semua orang dengan bicara setengah berbisik.

Freya merasa gugup dan malu dengan apa yang dilakukan Alexander.

" Iya, aku tak akan lama-lama disini"

" Ingatlah aku menunggumu"

" Iya, sudah sana hati-hati "

Freya mendorong Alexander ia tak ingin membuat semua orang menunggu Alexander lebih lama hanya untuk sekedar meninggalkan pesan untuknya.

Alexander tersenyum tipis ia melepaskan pegangan tangan Freya, dan masuk ke dalam mobil yang di kendarai James menuju Kota ke empatnya pamit meninggalkan Freya bersama Wira dan Nilam.