Karena kesalahpahaman, Mavra dan Enrique berpisah cukup lama. Namun, dengan bantuan saudara kembarnya, Mavra berhasil mengatur skema untuk menjebak Enrique. Pada Akhirnya Enrique masuk dalam jebakan Mavra si putri mafia.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Simak kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Aku Tidak Mau Lagi Jadi Pacarmu
"Kenapa kau ada di sini?" tanya Mavra sembari memberikan tatapan tajam menghunus pada Enrique.
"Aku merindukanmu. Kenapa kau tiba-tiba menghilang? Aku salah apa padamu?"
"Tidak ada. Aku hanya tidak mau lagi jadi kekasihmu."
Enrique menahan senyumnya saat tahu, Mavra sedikit panik mencari jawaban.
"Kau mendengarkan perkataan Logan, 2 tahun lalu?"
"Tidak. Aku tidak mendengar apapun."
"Itu artinya kau mendengarnya, 'kan? Kenapa kau tidak mencoba bertanya padaku?"
"Untuk apa? Apa itu penting sekarang? Jika kau memang merasa melakukannya, kenapa tidak kau saja yang menjelaskan padaku sebelumnya? Dari pada aku harus menanyakannya setelah aku mendengarnya dari orang lain. Apa kau tahu betapa sakitnya itu?"
"Maafkan aku, Mi Amor," ujar Enrique sembari mendekat ke ranjang Mavra.
"STOP! Jangan mendekat ke sini."
Enrique seketika berhenti. Dia menatap Mavra dengan sendu.
"Aku mengaku salah, seharusnya aku menceritakan semuanya padamu. Bisakah kau memaafkanku dan kita kembali seperti dulu lagi. Aku benar-benar merasa kehilanganmu, Mi Amor."
"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa? Jika kau tidak menyukaiku, harusnya sejak awal kau bilang padaku. Jangan hanya diam dan lalu kau malah menyakitiku."
Mavra menangis sembari menutupi wajahnya. Enrique yang sudah tak tahan melihat Mavra menangis, akhirnya mendekat dan memeluk Mavra dengan erat.
"Maafkan aku, Mi Amor. Aku terlalu bodoh untuk memahami perasaanmu. Aku bodoh untuk mengerti cintamu. Maafkan aku. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, Mi Amor."
Mavra mendorong bahu Enrique. Dia mengusap air matanya dengan kasar. Enrique bisa melihat sebesar apa luka di hati Mavra hanya dari pandangan gadis itu saja.
"Aku sudah memaafkanmu, Sekarang pergilah. Aku tidak mau lagi jadi kekasihmu."
Mavra membaringkan tubuhnya dan membelakangi Enrique. Hati Enrique berdenyut melihat Mavra mengacuhkannya, tapi dia sudah bersumpah akan menjadikan Mavra sebagai miliknya. Jadi penolakan ini akan Enrique terima. Anggap saja ini sebagai balasan karena kebodohannya saat itu. Enrique bahkan masih mengingat kemarahan ibunya yang mengerikan waktu itu.
"Mommy tidak mau tahu, kau cari di mana pun calon menantu mommy sampai ketemu. Cuma dia yang cocok untuk menjadi pendampingmu. Selagi kau tidak membawanya kembali, jangan harap mommy mau bicara padamu."
Enrique tidak lantas langsung keluar. Dia malah duduk di tepi ranjang dan mengamati Mavra. Tubuh Mavra lebih kurus dari 2 tahun yang lalu dan hal itu kembali membuat hati Enrique berdenyut nyeri.
"Kau tidak mau keluar juga?" suara Mavra terdengar ketus dan dingin.
"Ijinkan aku sebentar lagi di sini. Aku masih sangat merindukanmu."
"Terserah."
Enrique tersenyum tipis mendengar jawaban Mavra. Sejak dulu selalu begitu. Semarah apapun Mavra, dia akan selalu mengalah padanya pada akhirnya.
"Aku sangat merindukanmu, Mi Amor. 2 tahun rasanya seperti seabad, aku mencarimu mati-matian, tapi kau selalu saja berhasil memblokir jalanku untuk menemukanmu. Aku sering ke San Fransisco, aku juga setahun kemarin memantau rumah kakek Alexander, tapi aku tidak bisa menemukanmu. Kau benar-benar salah paham tentang ucapan Logan.
Aku tadinya akan pergi ke perusahaan sebentar, tapi di tengah perjalanan Ramona menghubungiku. Entah dari mana dia bisa mendapat nomorku. Dia menghubungiku berkali-kali, aku akhirnya menerima panggilannya agar dia tidak terus menggangguku, tapi saat panggilan terhubung, aku mendengar suara Ramona menangis dan dia meminta tolong. Sebagai seorang teman, aku hanya berniat membantu, tapi siapa sangka dia justru malam membuat rumor soal kedekatan kami," ujar Enrique menjelaskan sejelas-jelasnya pada Mavra.
Mavra masih tetap diam dengan mata terpejam. Akan tetapi, Enrique yakin dia tidak tidur. Enrique menerbitkan senyumnya.
"Aku berani bersumpah padamu, aku tidak pernah berpikir untuk menduakanmu apalagi menyakitimu. Sejak dulu hingga saat ini dan nanti, hanya dirimulah yang akan bertahta di hatiku. Aku mencintaimu, Mi amor. Kau adalah cinta pertama dan terakhirku."
"Kau boleh membenciku karena memang ini salahku yang tidak bercerita padamu, saat kita bertemu di kampus waktu itu. Aku bukannya ingin menyembunyikan masalah ini darimu, tapi aku hanya ingin kau berkonsentrasi di upacara penyambutan dulu. Aku sudah berencana akan bercerita padamu saat pulang dari kuliah. Maaf jika aku masih memiliki banyak kekurangan ketika mencintaimu."
"Keluar!" pekik Mavra, Enrique terkejut, Mavra masih berkeras untuk tidak memaafkannya. Enrique pasrah. Dia tidak akan memaksa untuk saat ini. Dia akan membiarkan Mavra sendiri untuk sementara waktu. Berharap Mavra bisa segera memaafkannya setelah dia bisa berpikir jernih.
...----------------...