Amecca Saraswati seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi sedang melakukan kemah bersama teman-teman anggota mapala di kampusnya.
Ia bertemu dengan pria yang sangat tampan di tepi sungai ketika sedang mandi di sungai. karena pada pria tampan itu akhirnya mereka berkenalan. Mulanya Mecca tidak mengetahui siapa sebenarnya pria yang merupakan pangeran dari Siluman harimau yang sedang bertugas menjaga gunung Arjuno bernama Lakeswara Pandita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Wajah mereka semakin dekat hingga tiba-tiba Pandita tersentak akan tindakannya sendiri. Ia memutuskan tatapan matanya dan mengangkat tangan yang mengusap pipi Risa.
Pandita duduk dan meraup kasar wajahnya. Ia lalu mengingat Mecca yang berada di istana bersama putranya.
Ada perasaan nyeri di hati Risa karena Pandita berhenti saat akan menciumnya padahal ia bersiap memejamkan mata. Ia ikut duduk di sebelah Pandita dan tersenyum menatap langit.
"Maafkan atas tindakan kurang ngajarku tadi Risa. Aku benar-benar tak sengaja!" ucap Pandita penuh penyesalan.
Risa tersenyum dan mengangguk. "Aku paham, kau pasti mengingat permaisuri mu bukan. sekarang pulanglah, temui istrimu. Lampiaskan padanya apa yang ingin kau lampiaskan. aku tak apa!" ucap Risa dengan senyum meyakinkan. Rubah memang terkenal sebagai binatang yang licik dan penuh intrik. Tapi kali ini Risa jujur, ia tak ingin merusak kebahagian wanita lain. Ia masih bisa mencintai pria lajang. Tak perlu suami orang.
Pandita mengangguk patuh dan berdiri. "Kalau begitu aku akan pulang ke istanaku. Apa kamu mau aku antar ke istana mu?"
"Tak perlu, aku memang bertugas menjaga hutan ini menggantikan saudaraku!".
"Sampaikan maafku pada saudaramu!"
"Emm, sekarang pergilah. Kasihan permaisurimu menunggu terlalu lama."
Pandita tersenyum dan kemudian berlari secepat kilat menghilang di kegelapan malam. Ia sudah sampai di depan istana, ia bisa melihat sang permaisuri sedang menangis di atas balkon kamar putranya.
Pandita merasa bersalah melihat Mecca menangis. padahal ia pernah berjanji tidak akan membuat permaisurinya menangis. Ia juga berjanji akan membuat Mecca bahagia selama berada di sisinya.
Tapi entah sudah seberapa sering ia membuat Mecca menangis dan bersikap seolah tak perduli.
Malam ini ia akan menebus rasa bersalahnya pada Mecca selama ini, ia akan memperbaiki lagi hubungannya bersama Mecca yang mulai hambar.
Pandita berjalan menuju kamar sang putra dan membuka pintunya. Ia melihat Mecca masih setia berdiri di balkon kamar dengan memeluk dirinya sendiri, Mecca menatap bulan di langit. Berharap bisa mengobati rindunya pada ayah, semoga rembulan yang ia lihat adalah rembulan yang sama seperti yang ayahnya lihat.
Pandita mendekati Mecca dan memeluk Mecca dari belakang. Mecca sedikit tersentak karena tak tau Pandita datang ke kamar ini. Ia diam ketika mencium aroma khas milik Pandita.
Pandita meletakkan dagunya di pundak Mecca dan menciumi lehernya.
"Maafkan aku!" kata Pandita tulus. Perkataan Pandita tersebut malah kembali membuat Mecca terisak. Ia sangat rindu sentuhan dan belaian sang suami.
Pandita membalik tubuh istrinya yang kembali basah dengan air mata. Ia mengusap airmata di wajah Mecca dan memeluknya erat.
"Maafkan aku sayang! Aku terlalu kejam memperlakukan permaisuriku selama ini. Aku harap kamu tidak berpikir untuk meninggalkanku! Aku ingin memperbaiki semuanya." kata Pandita.
Mecca semakin terisak mendengar perkataan Pandita. Jujur hal ini sudah lama ia harapkan, kehangatan pelukan sang suami yang telah lama tak ia rasakan.
Mecca membalas pelukan Pandita seolah-olah ia sudah lama tak bertemu dengan Pandita.
Pandita menciumi pucuk kepala sang istri dengan sayang dan membawanya keluar dari kamar putranya.
Sesampainya di kamar, Pandita melepaskan pelukannya dan mendudukkan Mecca di ranjang. Ia berlutut di depan sang istri dan memegang kedua tangan mecca yang dingin karena angin malam.
"Mecca, tolong maafkan aku! Aku sangat keterlaluan memperlakukanmu. padahal aku berjanji akan selalu membahagiakan mu dan tidak akan menyakitimu, tapi kenyataannya aku sudah sangat sering menyakitimu. Aku mohon maafkan aku!" ucap Pandita dengan mata berkaca-kaca.
"Pandita, jika dirimu sudah tidak mencintaiku lagi, aku mohon kembalikan aku pada ayahku. Aku janji tidak akan membawa Harjun bersamaku! Tapi tolong lepaskan aku, biarkan aku menjalani kehidupanku sendiri. Jangan siksa hatiku seperti ini. Ini sangat sakit Pandita!" Mecca menunjuk dadanya dengan telunjuk.
Pandita ikut menangis karena sikap nya selama ini menyakiti Mecca. Tapi ia tak ingin berpisah dengan Mecca.
"Tolong jangan katakan itu, aku ingin kamu tetap berada di sampingku, menjadi permaisuriku. Aku tidak akan menyakiti hatimu lagi. Aku akan memperbaiki semuanya. Sifat burukku semuanya akan aku perbaiki. Maafkan aku Mecca."
"Berapa kali kamu mengatakan hal itu Pandita. Tapi nyatanya kau selalu melakukannya lagi. Kau pikir aku tidak punya perasaan. Aku ini manusia biasa Pandita, jika memang kamu tidak lagi mencintaiku please aku mohon lepaskan aku, pulangkan aku ke pada ayahku!"
Pandita menggeleng cepat dan menangkup wajah Mecca dengan kedua tangannya. "Nggak Mecca, kamu nggak akan kemana-mana, ini istana kita, ini rumahmu. Aku berjanji akan merubah sifat burukku. Tolong maafkan aku! Jika kamu bosan berada di sini, kita bisa mengunjungi ayahmu, kita bawa Harjun juga untuk bertemu kakek nya. Tapi tolong jangan berpikir untuk pergi dariku. Aku salah, dan aku akan menebus kesalahan ini. Aku akan memperbaiki kesalahanku!" Pandita menatap intens manik Mecca. "Tolong jangan pergi!" kata Pandita lagi, ia menatap Mecca dengan tatapan permohonan.
"Baiklah, aku memberikanmu 1 kesempatan lagi untuk berubah. Jika kesempatan terakhir ini dirimu masih seperti ini. Maaf aku tidak bisa seumur hidup dengan pria egois seperti mu!" ucap Mecca tegas.
Pandita mengangguk senang, ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Mecca berikan, ia akan membuktikan kesungguhannya pada Mecca jika dirinya bisa berubah dan menekan ego nya.
Pandita mendekatkan wajahnya ke wajah Mecca dan mengecup dahi nya. Lalu ia memagut bibir Mecca yang sudah lama ia anggurkan. Ia mendorong tubuh Mecca keatas ranjang dan mulai menjamah tubuh Mecca dengan tangan kekarnya.
aq kira lupa unk di lanjutkan hehehe
Bunga mawar 🌹 deh
please double update dunk Thor
aq ngasih mawar 🌹