NovelToon NovelToon
After One Night

After One Night

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.

"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.


Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.

Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.

Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.

Happy reading Baby.... 🥳

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[Gaji terakhir]

📞 "Ya, Gustav di sini."

"Aku Eveline Om!" Cetusnya.

📞 "Hmm. Lalu?"

"Eveline berhasil menemukan ke mana Cheryl membawa Badai." Adunya.

📞 "Oya? Di mana, katakan padaku!" Gustav terdengar antusias.

Eveline menyeringai. "Tapi Om harus berjanji dulu padaku. Bahwa setelah Om berhasil memisahkan Cheryl dan Badai, Om mau merestui hubungan ku dengannya."

📞 "Tentu saja. Katakan, di mana putraku!"

"Eveline kirim kan alamat lengkapnya lewati chat saja." Jawabnya.

📞 "Ok, terima kasih Eveline. Om tunggu."

Eveline kembali menyeringai. Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar. Cukup sulit Evelin beralih dari kekasih tampan nan kayanya. Apa pun aral melintang, akan ia babat hingga tuntas.

...✴️🔸🔸🔸✴️...

Raja dan Dhyrga bergegas memasuki sebuah mobil. Raja mengambil alih kemudi. Dhyrga duduk di kursi penumpang bagian depan. Mantel panjang sama-sama mereka kenakan.

Barusan saja keduanya mendapat informasi tentang keberadaan Cheryl dan Badai melalui percakapan antara Gustav dan Eveline yang sengaja Raja sadap dari beberapa Minggu terakhir.

Raja mulai menjalankan mobilnya, dan segera berlalu dari halaman rumah Dhyrga Miller.

Dhyrga pilu tatkala mengingat bagaimana kondisi istrinya saat ini. Di dalam kamarnya, pekerjaan Queen hanya melamun saja.

"Kita segera susul Cheryl, sebelum Gustav sampai di kota itu! Usahakan kita lebih dulu sampai!" Kata Dhyrga. "Aku yakin Gustav akan menghancurkan putriku demi membalaskan dendam terkutuk nya!"

"Tidak perlu cemas berlebihan. Aku lebih yakin Badai mencintai Cheryl. Dia juga pasti berusaha keras untuk menjaga istrinya." Kata Raja.

"Di lihat dari ucapan anak perempuan itu, sepertinya dia tidak berhasil menggoda Badai. Aku yakin, Badai serius menyukai keponakan cantik ku."

"Tapi berbekal cinta saja tidak cukup Raja! Karena restu orang tua juga di perlukan. Mereka akan bahagia dengan restu orang tua." Lirih Dhyrga.

...✴️🔸🔸🔸✴️...

Setelah menolak mantan kekasihnya. Badai kembali mendatangi istrinya. Di meja bartender Cheryl tengah tertawa mendengar banyolan lucu kekasih Alice.

Wajah Badai muram. Ia segera meraih tangan mulus istrinya tanpa berbicara sepatah pun kata.

"Mike." Alice menegur dengan kernyit di dahinya. "Ada apa?"

"Maaf, tapi kami harus pergi." Pamit Badai. Cheryl hanya menurut saat suaminya meraih bekal kotak makan miliknya.

"Jam kerja mu bagaimana?" Tegur Alice kembali.

"Aku akan urus besok saja." Gegas Badai menarik tangan Cheryl untuk berlalu dari tempat itu. "Ayok Sayang."

"Ada apa ini Kak?" Cheryl bingung dengan ekspresi wajah suaminya.

"Menurut lah." Pada akhirnya wanita itu menurut meski tanda tanya yang bertengger di kepalanya masih terlampau besar.

Tiba di luar Badai menyetop taksi. Biasanya ia hanya memakai transportasi umum yang murah. Hanya karena ada Cheryl, ia harus memberikan kenyamanan pada wanita itu.

"Kakak bolos?" Cheryl bertanya.

Badai diam tak mengatakan apapun, jujur ia masih shock mendapati mantan kekasihnya menemukan kota persembunyiannya.

Itu berarti. Cepat atau lambat Gustav dan lainnya juga akan menemukan mereka.

Tak ada yang Cheryl ketahui, malam ini Badai mendingin, dan Cheryl berusaha mengerti apa pun yang suaminya beri.

Cheryl pada Badai, seperti malam yang selalu mengalah pada embun di pagi hari, meski kenyataannya terik matahari acap kali menyingkirkan kesejukan tetesan air-air itu.

...✴️🔸🔸🔸✴️...

"Hemm." Cheryl tersenyum saat mencicipi kuah capcai buatannya sendiri. Siang ini Cheryl memasak capcai kuah seafood yang lezat.

Ini makanan kesukaan suaminya. Melihat Badai lahap ketika disuguhkan itu, Cheryl merasa berhasil menjadi seorang istri.

Rencananya siang ini juga Cheryl mau membawakan bekal makanan lagi ke tempat kerja suaminya.

Seperti yang sudah-sudah, setelah selesai dengan shift kedua, di awal Minggu Badai berganti ke shift pertama. Berangkat pagi lalu sore pulang.

"Sayang." Suara yang terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu membuat Cheryl menoleh secara tiba-tiba. Hari ini Badai pulang bahkan sebelum jam makan siang.

"Kok udah pulang?" Cheryl mengernyit bingung. Semalam tadi Badai bergegas mengajaknya pulang dari bar, lantas paginya tergesa-gesa berangkat kerja. Lalu sekarang Badai sudah pulang sebelum waktunya.

"Ada apa ini? Kakak izin kerja? Kakak bolos? Kakak sakit?" Cecar Cheryl. Wanita mungil itu memang sedikit kritis.

"Kakak dipecat."

"Hah?" Dari wajah dan gestur lesu Badai, sepertinya kata-kata itu bukanlah candaan.

"Ini gaji terakhir yang mereka kasih." Badai menyodorkan satu amplop berisi uang. Cheryl menerima dan menghitungnya. Ada sekitar tiga ribu pound.

"Kok bisa Kakak dipecat? Pasti karena semalam Kakak bolos sebelum jam pulang kan?" Sahut Cheryl.

"Persetan dengan pekerjaan itu. Kita pindah sekarang juga Sayang." Ajak Badai.

Cheryl menggeleng. Apakah ini pula alasan Badai mengemasi beberapa baju pagi tadi?

"Why?" Cheryl masih belum mengerti dengan arah pikiran suaminya.

Badai mengusap pipi Cheryl. "Eveline di sini! Semalam, wanita yang aku temui di lantai atas, dia Eveline."

"Eveline?" Sekali lagi Cheryl memastikan dan anggukan kepala Badai menjawabnya.

"Bagaimana bisa? Selama ini kita sangat hati-hati saat menjumpai tempat-tempat rawan sadap bukan?"

"Aku lupa. Dulu aku pernah cerita ke Eve, tentang impian ku tinggal di kota ini bersama istri ku." Lirih Badai.

Cheryl mencebik. "Jadi Kakak pernah mengkhayalkan tinggal di kota ini bersamanya begitu?"

"Ayolah Sayang. Ini bukan waktunya untuk cemburu." Badai menyela dengan kernyit di dahinya.

"Terserah." Cheryl mematikan kompornya. Ia berpaling dari wajah tampan suaminya. Rasa wanita hamil lebih sensitif dan Badai paham akan hal itu.

"Sekedar kamu tahu, mungkin aku menyayangimu sedari dulu, dan bersamaan dengan itu, aku berusaha melupakan mu, salah satunya dengan memacari gadis lain. Meski pada kenyataannya, nama Cheryl tak pernah mampu aku hapuskan, Baby paham kan maksudku?"

"Emmh." Cheryl mengangguk, ucapan suaminya terdengar masuk akal.

"Aku minta maaf membuat mu cemburu." Badai peluk istrinya, berusaha memberikan ketenangan, meski sejatinya ia sendiri masih kebingungan.

Cheryl melerai pelukan, ia duduk di atas kursi meja makannya. "Apa dia menggoda Kakak?"

Alis Badai bertaut. "Pembahasan apa lagi ini?"

"Jujur saja. Cheryl mau tahu. Usaha apa yang dia lakukan untuk menjerat suamiku." Paksa Cheryl.

"Dia telanjang di depan ku."

"Apa?" Cheryl melotot. Badai tersenyum tipis. Ekspresi Cheryl terlalu menggemaskan menurutnya.

"Jadi Kakak liat dia bulat-bulat gitu?"

"Tentu saja! Dia membuka handuknya di depan ku." Entahlah, Badai menyukai ekspresi cemburu istrinya.

"Kenapa tidak buang muka saja? Pasti karena dia lebih seksi dari istrimu yang lagi hamil!" Cheryl kembali membuang muka.

Badai mendengus, inilah salah satu kelebihan wanita. Mereka meresahkan jika sudah merasa cemburu. "Listen to me. Istriku lebih segala-galanya dari siapa pun. Please, jangan buang waktu hanya untuk perdebatan tidak penting. Secantik dan seseksi apa pun wanita di luar sana. Semua yang ku miliki hanya untuk mu."

Cheryl tersentuh hingga ia meluluh dan menawarkan kelingkingnya. "Janji."

"Janji." Badai menerima janjinya. "Sebelum yang lain menemukan tempat ini. Sekarang kita pindah dari sini. Dengan gaji terakhir ini, kita sewa tempat baru di kota yang baru. Kita mulai kembali hidup yang baru."

"Iya." Cheryl mengangguk. Asal bersama dengan Badai ia mau dan setuju. Percaya atau tidak, hanya dengan lauk sederhana pun nikmat rasanya ketika memakannya bersama orang tercinta yang mencintai kita.

...Terima kasih dukungan kalian semua... Lopeee sekebon tetangga 😚🥳...

1
AIKO
👍
Rinna Nya Fathul
Luar biasa
EndRu
terurai benang merah nya...
Laura
EndRu
eh eh
mulai posesif mazee
EndRu
ga ada baru nyadar..
kebiasaan ada jadi ga ada berasa ganjil kan Bay
Lilik Khoniah
lanjut terus jgn kasih kendor,aku cocok saja sama alurnya
Nining Wahyuningsih
karakter badai agak gak suka thor , karena pinter tapi goblok
Yuni Youn
karya yang bagus,suka baca nya runtut
FarZah Sopiah
nasib mu pintu slalu jadi kambing hitam
FarZah Sopiah
menurut kuh enggak cocok sama kepribadian nya Badai
FarZah Sopiah
hahaha Badai banget ini
FarZah Sopiah
cute ezaaa
FarZah Sopiah
emang hukuman yg paling pantas buat Badai
FarZah Sopiah
justru ini lebih syeruu
FarZah Sopiah
ikhlas kan semua nya Cheryl
FarZah Sopiah
lope you too sekebon mawar
FarZah Sopiah
siap terima kejutan
FarZah Sopiah
mana Dirga yg bijaksana
FarZah Sopiah
jangan pesimis Cheryl ayo semangat
FarZah Sopiah
dah Dig dug seer rasanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!