Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Keesokan hari nya, matahari yang sudah terbit, mulai menyinari kamar yang ditempatkan Arlin.
dengan wajah yang masih kusam, begitu pula dengan rambut Arlin yang tampak sangat kusut. Arlin segera berjalan menuju, jendela kamar nya. Awal nya Arlin tidak terlalu begitu terkejut. Akan tetapi hal yang tak terduga membuat nya menjadi sangat terkejut.
"apa..aku bermimpi lagi"!! Dengan wajah yang tampak sangat terkejut, dan kedua mata yang seperti akan keluar. Dengan segera Arlin pun, pergi untuk merapikan rambut serta. Mencari kamar mandi. Akan tetapi saat Arlin hendak keluar. "tap..tap..tap" terdengar hentakan kaki sedikit kencang, dari arah luar. yang perlahan menuju pintu kamar nya. Hal itu membuat Arlin terhenti sejenak, dan segera melihat kearah pintu yang, akan dibuka."klak" terdengar pintu kamar yang terbuka. Di depan kamar tampak lah wanita tua yang sekarang, telah menjadi muda, yang tidak lain adalah Erina.
"selamat pagi, anak Arlinda. Bagiamana dengan tidur mu, apakah kau tertidur pulas"? Tanya Erina. Yang melangkahkan kaki nya ke dalam kamar Arlin. Dengan wajah yang masih belum paham. Arlin hanya mengangguk kan kepala nya saja. Lalu duduk di kasur. Erina yang melihat Arlin masih belum, terlalu sadar pun memutuskan untuk, duduk di samping nya. Lalu membelai kepala Arlin dengan begitu lembut.
"tampak nya, kau sangat terkejut akan, apa yang terjadi di arah jendela mu bukan" ucap Erina yang segera berjalan menuju, jendela kamar Arlin, lau membuka kan sedikit celah agar Agin di jendela masuk kedalam kamar.
Arlin yang, merasa sudah cukup sadar pun. Lalu segera bertanya kepada Erina.
"apa yang terjadi, aku masih bingung ketika, melihat beberapa orang yang sudah berada diluar rumah ini,!?"
"mereka, adalah pelanggan ku, dan sekarang kau harus segera mandi. agar kita bisa menikmati keindahan kota Reven ini. Dan juga untuk bisa menyelesaikan tugas, kau harus memahami situasi yang ada disini" jelas Erina.
"baiklah, kalau begitu dimana kamar mandi nya?" tanya Arlin. Dengan sedikit tersenyum diwajah nya, Erina pun tampak mengerakkan beberapa jari nya sehingga, terbuka lah sebuah pintu. Yang tentu saja membuat Arlin sedikit terkejut.
"wow..aku baru tau jika ada pintu di sebelah lemari pakaian" ucap Arlin yang tampak terkejut dan kagum akan sihir yang dipakai, oleh Erina.
"masuklah dan segera mandi, aku akan menunggu mu di bawah" ucap Erina yang segera meninggalkan tempat tersebut. Arlin pun, segera masuk kedalam ruangan itu. Lalu membasui tubuh nya dengan air, yang berwarna biru mudah. Serta beberapa tempat yang tampak sedikit aneh, namun Arlin berusaha untuk menerima tempat nya itu. Dengan wajah yang tampak, begitu Segar. Arlin pun segera mencari pakaian, yang akan dikenakan oleh nya. Lalu segera merapikan rambut. Disana Arlin mengambil pakaian dress yang, berwarna biru mudah.
Serta menyanggul rambutnya lalu meletakkan beberapa hiasan diatas kepala nya. Dengan wajah yang tampak begitu cantik, Arlin mulai turun menuju ruang yang dijanjikan, oleh Erina. awal nya Arlin tampak sedikit kaku, terlebih lah saat dirinya menuruni anak tangga, Arlin tampak dipandang semua orang.
Hingga mereka kembali melakukan aktivitas seperti biasa nya. Erina yang sudah siap dengan dress pun, menarik tangan Arlin lalu, berjalan menuju sebuah ruangan. Dengan sedikit terheran-heran kepada Erina. Arlin pun mulai mengikuti nya saja. "cklik" pintu ruangan tersebut terbuka.
"Arlin, sebelum kau menuju kota, aman ku berikan ini kepada mu" ucap Erina yang menunjukkan sebuah tongkat kecil, yang bisa diselipkan di rambut Arlin.
"benda ini jangan sampai hilang, suatu saat kau pasti akan membutuhkan nya" jelas Erina.
"dengan wajah kagum nya, Arlin pun mengangguk kan kepala nya, lalu tersenyum kepada Erina. Serta berkata "baiklah, terimakasih Erina, atas benda ini" kata Arlin.
mereka berdua pun segera pergi, ke tempat yang dimaksud. Dengan Arlin yang masih kagum akan dunia tersebut. Sepanjang perjalanan menuju kota Reven. Arlin selalu bertemu dengan hewan-hewan yang begitu unik, serta hewan yang tidak ada didunia nyata. Bahkan Arlin juga bertemu dengan beberapa peri kecil.
yang menyapa nya dipagi itu.
"sebentar, sebelum kita ke kota bagimana jika kau, mengajak ku untuk berkeliling hutan, agar aku bisa mengetahui apa saja yang ada di hutan, tersebut!" pinta Arlin. Mendengar perkataan Arlin, sontak membuat Erina berpikir sejenak, Lalu berkata.
"baiklah, kalau itu mau mu, akan tetap kau tidak boleh mengambil, apa yang ada dihutan. Tanpa meminta izin terlebih dahulu!" jelas Erina.
"tentu saja" jawab Arlin yang, tanpa berlama-lama sudah, memasuki hutan.
"ehh.. tunggu dulu" ucap Erina tegas. Yang membuat Arlin berhenti sejenak.
"kenapa, apa yang harus dilakukan. Bukan kah kau sudah mengatakan bahwa kita, boleh memasuki hutan" tanya Arlin.
"tidak, hanya saja kau harus waspada terhadap hewan, yang ada di hutan ini" ucap Erina. Yang menaburkan sebuah bubuk, di sekeliling tubuh Arlin. Dengan wajah yang sedikit heran.arlin pun bertanya.
"apa yang kau, taburkan kepada ku"?
"itu kan membuat mu, aman dari hewan-hewan yang ada di hutan, tentang lah aku tidak melakukan hal yang, mencurigakan" jelas Erina.
"sekarang dengan begini, kau sudah boleh memasuki hutan" lanjut Erina yang tersenyum kearah Arlin. Tanpa berbasa-basi lagi Arlin, mulai melanjutkan perjalanan.
Menuju kedalam hutan. Dan benar saja baru Arlin memasuki hutan, terlihat lah seekor singa dengan, tubuh yang begitu besar, yang disertai dengan bulu berwarna biru. Bahakan ada banyak naga berukuran sedang, yang berterbangan diatas langit. Arlin yang awalnya ketakutan, menjadi seorang wanita yang berani. Terlebih lagi Arlin dengan senyuman diwajahnya, merangkul sebuah kelinci, lucu yang sedang mencari wortel.
"tunggu jangan, kau rangkul para hewan disini" teriak Erina dari arah belakang. Ketika Erina melihat Arlin merangkul kelinci tersebut.
"apa"? Tanya Arlin yang tanpa sadar kelinci itu, menjadi seperti binatang buas, dengan wajah yang tampak sedikit pucat, Arlin melepaskan kelinci itu, dengan cara melempar kan nya.
"apa kau baik-baik saja"? Tanya Erina yang melihat tangan Arlin.
"yaa, hanya saja aku sedikit terkejut"huh." kata Arlin yang menghelai nafas kasar nya.
"Untung saja kau sudah, ku taburkan bubuk, jika tidak maka, kelinci itu akan mengejar mu" ucap erina.
"maafkan aku, karena sedikit ceroboh" kata Arlin, yang tidak ingin membuat Erina merasa khawatir kepada nya. Setelah itu mereka pun melanjutkan untuk menjelajahi hutan, hingga tiba disebuah sungai yang mengalir begitu deras.
"jangan terlalu dekat dengan sungai, Karena sungai itu sangat berbahaya" jelas Erina.
"baiklah kalau begitu, aku tidak akan melakukan hal yang ceroboh lagi" jawab Arlin. Mereka berdua juga melihat beberapa, tanaman yang tampak berwarna warni.dan juga sebuah air terjun yang tidak jauh dari lokasi mereka. Merasa sudah puas kan perjalan nya, Arlin pun meminta Erina untuk segera kembali ke kota saja.
"seperti nya, kita sudah pergi terlalu jauh. Bagiamana kalau kita sekarang pergi ke kota?" tanya Arlin.
"ide bagus, baiklah kalau begitu, ayo kembali dan pergi ke kota, disana juga aku akan membeli beberapa bahan makanan" ucap Erina. Yang seperti membuat sebuah pintu dari sihir nya itu. Arlin yang melihat sebuah pintu didepan nya pun, sedikit terkejut lalu, kagum dengan sihir yang dimiliki oleh Erina.
"kau Bahakan bisa membuat sebuah pintu"? Kata Arlin.
"tentu saja, ini akan mempersingkat waktu kita" jawab Erina.
"kenapa, kau tidak melakukan sebelum kita memasuki hutan"? Tanya Arlin.
"itu tidak akan membuat mu, mengetahui isi hutan, tanpa berjalan. Kau bisa menikmati nya bukan?" jawab Erina.
"Yaa..kau benar hanya saja, yaa begitu, apakah aku disini bisa belajar sihir juga"? Tanya Arlin.
Erina tampak berpikir sejenak lalu menatap Arlin. Perlahan-lahan mendekati wajah Arlin.
Erina lalu berkata.
"boleh saja, asalkan kau masuk ke Academy school" ucap Erina
"benarkah"? tanya Arlin dengan wajah yang, penuh harapan.
"hemm..oke, akan ku daftarkan kau, sebagai anak ku"jawab Erina.
"Yey.. Aku akan belajar sihir" kata Arlin yang tampak begitu bahagia.
"tapi,,kau tidak boleh mengungkapkan, siapa dan dari mana asal mu" pinta Erina. Perkataan barusan, membuat Arlin terdiam sejenak, lalu melihat kearah Erina.
"kenapa, apakah manusia dari dunia lain, tidak boleh berada disini"? Tanya Arlin.
"Ya,, mereka akan menganggap mu sebagai sebuah ancaman" jelas Erina.
"baiklah, kalau begitu aku akan menuruti semua nya, lalu menyelesaikan semua tugas, yang ada di dunia ini, hingga aku kembali ke dunia asalku" ucap Arlin penuh semangat.
"baiklah, kalau begitu ayo, masuk kita harus pergi sekarang" ajak Erina yang sudah membuka pintu, agar Arlin memasuki nya.
mereka pun, segera pergi menuju kota Reven.