Di Khianati Kekasih Di Cintai Paman CEO

Keesokan paginya setelah habis mengantar Richardo ke sekolah, Kasandra langsung pergi ke tempat kerjanya. Ketika Kasandra sedang membuat laporan tiba-tiba ponselnya bergetar membuat Kasandra mengambil ponselnya yang tergeletak di meja kerjanya.

Kasandra menatap layar ponselnya tertera nama Fitri membuat Kasandra menggeser tombol warna hijau kemudian menempelkannya di telinganya.

'Hallo.' Panggil Kasandra.

'Saham Subroto Grup dan saham Kenneth Grup mengalami penurunan alias bangkrut.' Ucap Fitri.

'Apakah benar? Berita ini asli atau palsu?' Tanya Kasandra dengan wajah terkejut sambil berdiri.

'Tentu saja benar.' Jawab Fitri.

'Tidak hanya itu makam leluhur Subroto semuanya kacau atau sengaja di rusak oleh orang." Sambung Fitri.

"Apa? Apakah kamu tahu siapa yang melakukannya?" Tanya Kasandra dengan wajah terkejut.

"Siapa lagi kalau bukan keluarga korban? Kita semua tahu kalau keluarga Subroto adalah orang yang sering melakukan kejahatan." Jawab Fitri.

Para leluhur dari Ayah Sebastian Subroto suka membeli tanah dengan harga murah milik orang lain. Jika mereka menolaknya maka para leluhur dari Ayah Sebastian Subroto tidak segan-segan mendatangkan para preman untuk merusak atau menghancurkan rumah mereka.

Para leluhur dari Ayah Sebastian Subroto selalu melakukan tindakan jahat dan tidak ada satupun mereka yang berani mengusiknya.

Orang-orang kaya dan polisi tahu akan kejahatan para leluhur dari Ayah Sebastian Subroto yang sudah turun menurun. Tapi mereka pura-pura tidak melihatnya dengan cara tidak ikut campur. Hal itulah yang membuat para leluhur dari Ayah Sebastian Subroto berbuat semena-mena terhadap orang miskin.

"Makam leluhur Subroto pantas di rusak oleh orang karena keturunan mereka semuanya jahat. Tapi hanya saja kenapa di saat mereka hidup tidak ada satupun yang berani mengusiknya." Ucap Kasandra sambil kembali duduk di kursi.

"Karena selama ini mereka tidak ada yang berani melawannya dan baru sekarang ada orang yang berani melawannya." Ucap Fitri.

"Apakah kamu tahu siapa orang itu?" Tanya Kasandra penasaran.

"Aku tidak tahu karena identitasnya sulit di lacak." Jawab Fitri.

Kasandra terdiam membuat Fitri ikut terdiam hingga beberapa saat Kasandra teringat dengan makam Ibunya yang ada di pinggiran kota membuat Kasandra ingin ziarah ke makam Ibunya.

"Besok libur dan Aku berencana mau ke makam Ibuku karena Aku sangat merindukannya." Ucap Kasandra.

"Makam Ibumu yang dulunya tidak terawat kini sudah terawat dan sangat bagus." Jawab Fitri.

"Apa? Siapa yang melakukannya?" Tanya Kasandra dengan wajah terkejut sambil kembali berdiri.

"Aku tidak tahu tapi yang pasti makam Ibumu sangat nyaman dan tidak panas jika kita berkunjung ke sana." Jawab Fitri.

Kasandra dan Fitri tahu kalau makam Ibunya Kasandra tidak terawat, panas dan banyak rumput liar karena Kasandra dan Fitri sudah lama tinggal di luar negri.

Belum ada sebulan mereka tinggal di negara ini dan banyak masalah yang terjadi membuat Kasandra tidak sempat ziarah ke makam Ibunya.

"Jika Aku bertemu dengannya Aku ingin mengucapkan terima kasih karena sudah merawat makam Ibuku." Ucap Kasandra.

"Akupun juga sama karena makam ke dua orang tuaku juga di rawat." Ucap Fitri.

"Kamu juga sama?" Tanya Kasandra dengan nada terkejut karena makam ke dua orang Fitri di rawat oleh orang yang tidak di kenal.

"Ya. Nanti malam kita akan meretas cctv untuk mengetahui siapa yang melakukannya agar kita bisa mengucapkan terima kasih ke orang misterius itu." Jawab Fitri.

Ketika Kasandra ingin berbicara tiba-tiba pintu ruangannya di buka dengan lebar dan seseorang masuk ke dalam ruangan Kasandra. Hal itu membuat Kasandra menatap ke arah pintu untuk mengetahui siapa yang datang tanpa mengetuk pintu dan ternyata asistennya.

"Ada apa?" Tanya Kasandra yang melihat wajah pucat asisten setianya.

"Maaf Nona, beberapa orang membuat masalah di luar dan mereka bilang kalau kosmetik kita bermasalah dan menyebabkan salah satu dari mereka bunuh diri karena wajahnya cacat." Ucap asisten setianya.

"Apa? Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi?" Tanya Kasandra yang masih memegang ponselnya yang menempel di telinganya.

"Fitri, kita sudahi dulu karena ada hal lain yang harus Aku lakukan." Ucap Kasandra.

Setelah itu Kasandra memutuskan sambungan komunikasi secara sepihak kemudian meletakkan ponselnya di atas meja.

"Saya telah meminta departemen inspeksi kualitas barang untuk melakukan inspeksi mandiri dan semua produk yang ada di pasaran. Selain itu pengiriman barang-barang kosmetik di pending sampai kita mengetahui apa yang terjadi dengan kosmetik yang kita produksi." Ucap Asisten setianya melaporkan apa yang dilakukannya.

"Tetapi kini keluarga korban mengelilingi pintu perusahaan di mana mereka menuntut untuk bertemu dengan Nona Kasandra." Sambung Asisten setianya.

"Kalau begitu kita pergi untuk melihat apa yang mereka inginkan." Ucap Kasandra.

Asisten setianya hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka pergi meninggalkan ruangan tersebut menuju ke lobby perusahaan.

Di mana banyak orang berkumpul termasuk para wartawan dan seorang wanita paruh baya menangis sambil berteriak memanggil pemilik perusahaan di depan jasad putrinya yang tertutup kain putih.

"Putriku yang malang, perusahaan berhati hitam ini membuat putriku mati bunuh diri karena wajahnya cacat akibat memakai produk kosmetik perusahaan ini!" Teriak wanita paruh baya tersebut dengan nada berulang kali,

Banyak orang merekam kejadian tersebut untuk dimasukkan ke media sosial dan sekaligus menjatuhkan perusahaan kosmetik yang di pimpin oleh Kasandra.

"Kosmetik Kasandra adalah produk yang digunakan oleh putriku dan putriku sangat menyukainya. Tapi selama bertahun-tahun memakainya tidak ada yang terjadi dengan wajah putriku malah yang ada putriku semakin bertambah cantik. Aku dan keluarga besarku baik gadis maupun wanita semua memakainya dan juga tidak ada masalah." Ucap salah satu wanita yang ada di situ panjang lebar.

"Istri dan putriku juga memakainya dan selama ini tidak ada masalah." Ucap salah satu pria.

"Tapi kenapa wajah putriku rusak?" Tanya wanita paruh baya sambil berusaha menutupi kegugupannya.

"Coba di cek kosmetiknya siapa tahu ada perusahaan kosmetik lain yang memalsukan produk Kasandra dan kebetulan putrimu memakai produk palsu itu." Jawab salah satu wanita lainnya.

Tidak berapa lama datang sekuriti dan berjalan ke arah wanita itu sambil membantunya untuk berdiri.

"Nyonya, silahkan berdiri dan kita masuk ke dalam untuk berbicara dengan pemimpin perusahaan ini." Ucap sekuriti tersebut.

"Anda semua harus membuat keputusan untukku. Pemilik perusahaan ini telah membuat putri kesayanganku meninggal duniadan hari ini pemilik perusahaan Subroto harus memberiku keadilan!" Teriak wanita paruh baya sambil masih duduk tanpa mau berdiri.

"Nyonya, apa Nyonya sangat yakin kalau putri Nyonya memakai produk kosmetik Kasandra buatan Subroto Grup?" Tanya salah satu gadis yang bekerja sebagai wartawan.

Wanita paruh baya tersebut yang mendapatkan pertanyaan dari salah satu wartawan mengambil kertas dari balik bajunya lalu memperlihatkan ke wartawan itu.

"Ini adalah hasil tes dari rumah sakit kalau wajah putriku rusak karena memakai kosmetik Kasandra hingga akhirnya putriku bunuh diri." Jawab wanita paruh baya itu.

"Dua hari yang lalu ponakan perempuanku juga memakai kosmetik Kasandra dan wajahnya rusak. Kini sedang di rawat di rumah sakit dengan di kawal ketat karena takut bunuh diri." Sambung wanita paruh baya itu.

Ketika wartawan itu ingin berbicara tiba-tiba terdengar beberapa orang berjalan ke arah mereka hingga terdengar suara membuat mereka menatap ke arah sumber suara. Sedangkan wartawan yang tadi ingin bicara terpaksa tidak jadi dan menatap ke arah sumber suara.

"Apa yang terjadi?" Tanya wanita cantik siapa lagi kalau bukan Kasandra.

"Anda pasti presiden Subroto, orang yang bertanggung jawab memproduksi kosmetik merk Kasandra. Akibat ulahmu putriku meninggal dunia akibat memakai produkmu. Anda harus membayarnya dengan nyawamu!" Teriak wanita paruh baya sambil berdiri.