Cincin Ruang Pengubah Takdir

"Nona Muda, apa anda baik-baik saja, tanya Ayu kuatir.

"Punggungku sakit karena di tinju dia dari belakang, tapi orangtuanya bilang Anna yang salah, mereka berlima minta aku jadi babu buat mereka, yang siswi itu dia membuang juice ku, aku diam dan mereka makin seenaknya bicara dan pergi ke kelas.

Tiba-tiba aku di pukul hingga tersungkur, terdengar dia menangis, kan lucu dia laki-laki , yang dia pukul perempuan tapi dia yang nangis, lebih lucu dan sadis anaknya yang memukul orang, orang yang dipukul juga yang disalahkan, ucap Anabelle.

"Maaf Bu Kepala Sekolah, Saya Ayu Laksono, bertindak sebagai wali dari Nona Muda kami Anabelle Rista, mohon kasus ini segera di tindak, dan saya akan membawa kasus ini ke jalur hukum, tolong seluruh rekaman cctv di ruangan ini berikan kepada saya, dan ruang kelas Nona Muda Saya, apa bisa Bu Kepala Sekolah, tanya Ayu.

"Saya sudah membuat keputusan untuk mengeluarkan anak ini, begitu juga dengan 4 siswa dan siswi itu, saya memang ingin anda membawa kasus ini ke jalur hukum, saya saja di maki-maki oleh mereka, saya tidak membela Anabelle, tapi ini sebuah aturan yang harus saya tegakkan, Saya mendirikan sekolah ini, dengan sudah payah, lantas ada orang yang mau merubah seenaknya, maaf, lebih baik kehilangan murid daripada Marwah sekolah ini hancur, jawab Kepala Sekolah.

"Silahkan kalian orang tua mengurus semuanya adminstrasi, terimakasih, ucap Kepala Sekolah itu , mengusir ke lima wali murid itu.

"Oh baiklah Bu Kepala Sekolah, berarti anda secara terbuka menantang keluarga saya, dan jangan sok dengan aturan yang tak berguna itu, kamu tau apapun yang kami inginkan, sekalipun itu harus membunuh, harus kami dapatkan, ucap orang tua itu.

"Kak Ayu, serem juga ternyata orang itu, mereka juga berarti orang yang sangat kaya, celetuk Anabelle.

Apa kamu sudah tahu anak kecil, siapa yang kamu singgung, Gertak laki-laki dewasa itu.

"Hihihihi, kata nenekku, orang yang berlaku sombong, karena dia tidak mampu menerima kenyataan kalau dirinya lemah, jadi dia menggunakan kesombongan nya itu untuk menutupi kelemahannya, alat yang di gunakan orang sombong adalah uang dan kekuasaan, termasuk latar belakang keluarga.

"Pak Tua, Ada 100 orang pun seperti kamu, tak mundur saya selangkah, atau mau beradu kekayaan dengan saya, bukan hanya kamu yang bisa sombong, ucap Anabelle.

"Hahahaha, kamu menantang ku beradu beradu kekayaan, sombong sekali kamu anak kecil", ucap orangtua itu.

"Orang sombongnya harus di hadapi dengan sombong, silahkan tunjukkan, jika saya kalah, saya akan melayani anakmu seperti babu, tapi jika kamu, kamu harus berikan saya kompensasi atas pemukulan anakmu, bagaimana, apa kamu berani? tantang Anabelle.

"Siapa takut, Keluarga Harman, tidak akan takut kepada siapapun, Ucap Orangtua itu.

Buka deposito mu, ucap orangtua itu, terlihat uang rupiah sebesar 5000 triliun dari berbagai bank, lanjut Anabelle membuka akun luar negeri 5 Bank besar, sejumlah 250 triliun dolar.

"ini baru seberapa hartaku, belum aset dan pendapatan selama 5 tahun terakhir, juga aset yang belum saya hitung, ucap Anabelle.

Laki-laki itu terdiam, hartanya yang hanya 1000 triliun sudah termasuk aset dan surat berharga, langsung berlutut.

"Ampuni Putra saya Nona, mohon Pria itu.

"Tadi kamu begitu sombong, hingga ibu Kepala Sekolah kamu maki-maki, sekarang minta ampun, tidak akan ada ampun bagimu dan keluargamu.

"Kak Ayu bilang Paman Jordan Albert, telusuri keluarga Harman, tarik semua kerjasama dengan mereka, maksimal 3 hari dari sekarang, kecuali Hari ini mereka berjanji membawa anak ini ke sekolah di pedesaan, juga Keluarga 4 siswa ini, dan kasus ini tidak boleh ada yang tahu.

"Tidak Perlu, paman sudah disini, tiba-tiba suara bariton menggelegar di ruang kepala sekolah, dengan tinggi badan hampir 2 meter, siapa yang tidak kenal Dengan nya, Jordan Albert, Wakil CEO A 35% Investment Indonesia, dan salah satu petinggi A 35 % Global Investment, bermarkas di inggris, dengan 5 cabang utama di 5 Benua.

"Paman, anak orang itu sungguh nakal, ayahnya juga tidak sopan, kasihan Ibu Kepala Sekolah dimaki-maki, ucap Anabelle.

"Mana sakit, pengawal bilang Nona Muda di pukul, ucap Jordan Albert sambil mendekat ke Anabelle

Berapa terkejut, laki-laki itu, mendengar seorang Jordan Albert, memanggil Anabelle Nona Muda

"Masih sakit sedikit di punggungku, nanti juga baikan, dia bertaruh kekayaan dengan Anna, tapi Anna takut kalah Paman, apa uang Anna masih terlalu sedikit daripada keluarga itu Paman? Ucap Anabelle berpura-pura polos.

"Maafkan saya Nona Muda, uang saya tidak mampu mengalahkan 1 persen hartamu, saya siap membayar taruhan nya, tapi kasih kesempatan kami mendidik mereka, ucap laki-laki itu. Sambil berlutut, diikuti ke 3 orangtua siswa itu.

"Tidak ada pengampunan, jika saya orang beneran, apakah kalian akan mengampuni ku ? Sekolahkan mereka di kampung agar mereka belajar bagaimana hidup sederhana, kalian juga akan menikmatinya di masa depan, cukup SMP saja, saat SMA silahkan bawa mereka kembali, kalau tidak mau kita kantor polisi, dan konsekuensinya kami akan menarik seluruh kerjasama dengan kerjaan kalian, sederhana bukan, ucap Anabelle.

"Baik Nona Muda, kami akan membawa mereka ke Desa, tapi tolong jangan tarik kerjasama perusahaan, ucap Harman.

"Bagaimana menurut paman, tanya Anabelle.

"Anaknya saja yang di hukum, tapi jika mereka secara diam-diam ingin mencelakai Nona Muda, paman jamin, keluarganya akan tidur jalanan, ucap Jordan Albert.

"Harman, ini datang ke sekolah ini, bawa kartu nama saya ke Kepala sekolah disana, sekolah itu ada asrama, kalian hanya boleh datang sebum sekali, aku masih berbaik hati kepadamu, karena nenekmu orang baik.

Bukan sombong Harman, Putra dan Putri saya hingga saat ini, tidak pernah menggunakan nama saya, lihatlah mereka hidup bebas dengan teman - teman nya, dan sekarang sudah menikah dan punya usaha sendiri tanpa bantuan nama saya.

Bukan saya tidak ijinkan, tapi mereka ingin hidup dengan teman-teman yang tulus dan saking peduli, Cucuku juga sekolah disini, tapi apakah ada yang tahu, tidak ada, mereka memilih hidup sederhana seperti ke-dua orangtuanya, jadi aku biarkan, dan selama ini mereka asik-asik saja", Jordan Albert.

"Terimakasih Bang, maafkan Junior ini, tolong jangan bicarakan ke keluarga saya, Saya yang terlalu memanjakan mereka, ucap Harman tak berkutik.

"Bangunlah, Nona Muda kami, adalah Permata hati pemimpin besar kami, walau beliau sudah tidak ada, tapi kami bawahannya selalu menghargai Budi baik Nyonya besar kami, dan ternyata pewarisnya adalah orang sederhana, dia memilih sekolah disini, karena dekat rumah dan sekolah ini sesuai cara hidup Nona Muda kami.

Percaya atau tidak, jika Nona Muda kami ingin membalas perbuatan Putramu, minimal kaki dan tangan patah, saya adalah murid terakhir Nyonya besar, belum tentu menang melawan Nona Muda ku, jadi Segera selesailah masalah ini dan minta maaf ke ibu kepala sekolah, perintah Jordan Albert.