akibat di jodoh kan Rania memilih patuh walau dalam hatinya belum bisa menerima pernikahan ini,
siapa sangka ada insiden malam pertama yang tanpa sadar di lakukan, dan firman tak menyadari nya, membuat Rania diam dengan sejuta rasa yang tak bisa di jabarkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
seiring berjalan nya waktu
Dengan wajah yang lesu Ilham kembali ke pesantren,
"Bagaimana Ilham tiba-tiba Kiai Aziz datang menghampiri putranya yang juga baru sampai.!
Ilham menggeleng,
"Firman tidak ada di kota ini bah,!
"Apa maksud kamu Ilham tanya kyai Aziz tak mengerti.
"Firman telah pindah entah ke mana belum ada yang tahu,
"Astagfirullah gumam kyai Aziz.
"Bagaimana dengan nasib adik kamu Ilham,
"Tidak apa-apa bah yang sabar lagian ini bukan hal yang memalukan Rania hamil dengan suaminya sebelum diceraikan,
Hanya saja kita terlambat mengetahuinya,!
Kyai Aziz tertunduk dan duduk kembali di sofa terlihat guratan kesedihan di wajahnya biar bagaimanapun Dia sangat menyayangi Putri bungsunya itu dan karena keputusannya menikahkan dengan firman mereka jadi seperti sekarang karena tidak adanya perkenalan dan cinta sebelumnya,!
Tapi kalau dibilang kyai Aziz menyesal Tentu saja tidak karena dia memang sangat yakin kalau firman laki-laki yang baik tapi di sini letak kesalahannya terdapat pada putrinya Rania.
"Sudah bah Jangan dipikirkan aku akan terus berusaha mencari kepada keberadaan firman,
Ilham mencoba menghampiri adiknya di dalam,
Di sana Rania terlihat meringkuk di atas tempat tidur,!
"Ran kamu baik-baik aja,? ujar Ilham ketika sudah di dalam,
Rania bangkit dari tidurnya dan meringsut duduk sambil menyandar di bet ranjang,
Terlihat matanya sangat sembab pasti Rania menangis dari tadi,!
"Kak Ilham dari mana,? kemudian Rania bertanya,
"Aku baru saja dari rumah firman, tapi dia tidak ada di sana Dan Aku pun lanjut mencarinya ke rumahnya Bu lastri tapi ternyata,!
Ilham tidak sanggup menyampaikan kabar ini pada Rania tapi biar bagaimanapun Rania harus tahu agar tidak terlalu berharap.
"Firman dan keluarganya tidak ada di sana ran,! mereka semua sudah pindah,!
Wajah Rania nampak terkejut tapi dia kembali menundukkan wajahnya.
"Biarin Kak lagian mungkin ini sudah jalan takdirnya aku bisa kok menghadapinya kata Rania berusaha tegar,!
"Ya sudah lambat laun juga akan ketemu jalan keluarnya ran kamu yang sabar ya tapi kamu janji jangan terus murung seperti ini kami semua nanti sedih melihatnya,
"Iya Kak aku hanya lagi lemes aja jawab Rania agar Ilham tidak lagi khawatir kepadanya,
Hari berganti hari Minggu pun berganti minggu karena dengan keadaan Rania saat ini kyai Aziz memutuskan untuk memindahkan Rania kuliah di pesantrennya sendiri agar lebih mudah memantaunya,
Rania pun tidak masalah dia menuruti apa semua keputusan yang abahnya berikan, karena Rania tahu itulah yang terbaik untuknya,
Dalam sehari-harinya karena tidak ada lagi aktivitas yang bisa Rania lakukan Dia pun mencoba menghabiskan waktunya dengan menjadi penulis daring,
Rania mencoba menjadi penulis novel dengan nama pena jingga, dia mencurah kan kisah hidup nya, dengan judul, ( kau tinggal kan buah cintamu di rahim ku ) itu lah novel yang rania tulis, rania dengan iseng mengajukan novel nya di situs online,
Namun siapa sangka ternyata novel yang iseng dia buat walaupun dengar dengan sepenuh hati dan perasaan tiba-tiba menjadi booming dan banyak pembacanya.
Dan dengan hitungan bulan novel tersebut sudah dibukukan.
"Halo ran ternyata itu telepon dari sahabatnya Ayana,
"Iya ay,!
Bahkan Ayana pun tidak tahu kondisi Rania terkini,
Yang tahu hanya lingkup keluarga Karena Rania pun jarang keluar dari pesantren,
"Rania, novel yang kamu tulis bagus banget, benar benar menyentuh.
"Iya ay aku juga nggak nyangka bakal dibukukan,!
"Iya itu karena sudah mencapai pasaran ran dan memang sebagus itu kok,
Kenapa nggak dari dulu saja kamu nulis kata ayana,
"Ini karena lagi senggang aja kok mengisi waktu luang,
Rania memang menceritakan tentang novel yang dia tulis pada Ayana dengan catatan Ayana tidak menceritakan lagi kepada siapapun karena Rania merasa tidak pede dan malu,
Tapi kalau pada sahabatnya Ayana Rania memang selalu terbuka kecuali masalah yang tengah dia hadapi saat ini yaitu tentang kehamilannya rania belum bisa menceritakan pada sahabatnya ini.
Sedangkan keluarganya terutama Ilham Tentu saja dia tahu dengan apa yang tengah rania lakukan, namun ilham sengaja membiarkan adiknya melakukan hal itu selama tidak membuat adiknya rugi, dan yang paling penting masih di jalan yang benar.
Pagi ini Rania hendak pergi ke kampus walau tinggal hanya berjalan kaki itung-itung sekalian olahraga,
Sehabis mandi Rania pun melihat pantulan dirinya di cermin.
Dia kembali mengelus perutnya yang sudah mulai nampak tapi masih tertutup dengan gamis nya yang longgar,
Tania pun mengusapnya.
"Baik-baik di sini ya nak, umi akan menjadi umi sekaligus Abi Yang terbaik untuk mu,
Rania pun meraih tas laptopnya, bergegas keluar dari kamarnya.
Kemudian Rania duduk di meja makan yang sudah ada umi dan abahnya di sana,
"Kak Ilham ke mana umi kok nggak kelihatan tanya Rania pada uminya.
"Dia sudah pamit tadi pagi-pagi katanya ada urusan yang harus diurus di luar pesantren,
"Apa kak Ilham punya usaha di luar pesantren bah ujar Rania kembali pada abahnya,
"Sepertinya begitu entahlah kakakmu belum mau cerita biarkan saja tutur abahnya.
"Ini diminum dulu susunya Bu nyai husniah nampak menyodorkan segelas susu untuk putrinya yang jelas itu susu khusus ibu hamil,
"Makasih umi,
"Oh ya nak bagaimana keadaanmu Apa sudah mendingan,
Yang Bu nyai husniah tanyakan adalah tentang kebiasaan Rania mual-mual setiap pagi dan tidak bernafsu untuk makan,
"Sudah umi, aku sudah bisa makan sedikit demi sedikit dan tidak lagi merasa mual seperti awal-awal,
Kyai aziz nampak mengusap kepala putrinya hatinya terenyuh namun dia juga senang saat mendapati ketegaran putrinya saat ini.
"Kamu yang sabar ya nak semua pasti ada hikmahnya nasehat kyai Aziz,
"Iya bah aku nggak apa-apa kok Abah tenang saja,!
"Aku sudah bisa menerima kenyataan ini dan anak ini pun bukanlah aib jadi aku tidak akan merasa malu.
Kyai aziz mengangguk kembali mengusap kepala putrinya memberi semangat.
"Oya, mana dengan hasil tulisan yang kamu tulis nak, kata kakakmu Ilham, buku yang kamu tulis banyak yang menyukai benar begitu kyai Aziz sedikit mengoreksi informasi dari putrinya,
"Alhamdulillah bah jawab Rania,!
"Tapi pesan Abah kamu menulisnya jangan yang aneh-aneh jangan sampai melenceng,!
"Enggak kok bah aku nulisnya dengan kata-kata yang sopan tutur rania,!
"Dan sepertinya bukuku itu,
menurut Kak Novia yang telah membantu buku ku tersebut untuk dicetak, "dia bilang buku itu akan diangkat dalam sebuah film bah,
"Alhamdulillah semoga menjadi berkah untukmu ya,! doa Abah nya kyai Aziz.
"Amin,,
Setelah menghabiskan segelas susunya Rania pun pamit untuk berangkat ke kampus,
Dia sengaja berjalan kaki dengan jarak yang hanya 500 meter dari tempatnya dia tinggal,
Tidak terlalu jauh Rania masih sanggup menjalaninya tanpa merasa kelelahan yang berlebihan,
Sebenarnya Rania bisa memakai motor tapi dia ingin membiasakan diri berjalan kaki agar lebih banyak bergerak karena saat di rumah dia akan terus di dalam kamar dan membuat cerita nya,
Saat di tengah perjalanan ponsel Rania nampak berdering saat dilihatnya ternyata itu panggilan dari Mbak Novi yang telah membantu pengajuan bukunya untuk di cetak,
"Assalamualaikum ucap Rania,
"Waalaikumsalam gimana kabarnya Ning ujar Novi dari seberang sana.
"Alhamdulillah Kak sehat,
" ning, kapan Ning ada waktu,!
"Waktu yang bagaimana Kak Novi tanya Rania,
"Itu seperti yang kakak bilang tempo hari kalau bukumu akan diangkat menjadi sebuah film,
"Oo, kapan saja bisa Kak, soalnya saya bukan orang yang sibuk hehehe,
"Ah, ning ini bisa saja, "Ya sudah kalau begitu kita buat janji temu gimana,?
"Atur saja kak tapi pagi ini saya mau berangkat kuliah dulu bagaimana kalau kita sambung lagi nanti,!
"Oh iya iya iya, maaf kakak nggak tahu,
"Nggak apa-apa kok orang aku nggak bilang dari tadi,!
"Ya sudahkah kapan-kapan kakak kabarin saja kapan waktu yang ditentukan,
" baik lah ning,! Sampai jumpa,
"Assalamualaikum.
"Waalaikumsalam jawab Rania dan tak lama teleponnya pun mati.
Rania tersenyum dia tidak menyangka hasil karyanya yang merupakan curahan hatinya akan menjadi cerita yang akan diangkat dalam sebuah film,
Tentu saja Rania senang karena itu artinya buku tersebut telah mendapatkan penghasilan,
Dalam artian lain, secara tidak langsung Rania sudah curhat ke berbagai ribuan orang tanpa harus mengungkap identitasnya,
Itu menjadi kelegaan bagi dirinya sendiri,
Akan masalah yang kini tengah dihadapi tidaklah seberat waktu awal dia membayangkannya,
Rania sudah ikhlas untuk menjalani kehidupan ini tanpa firman tahu apa yang terjadi padanya,
Biarlah berjalan begitu saja mungkin ini sudah takdir Allah untuknya,
Pasti akan ada hikmah dibalik semua kisah ini itulah yang Rania yakinkan pada hatinya.