NovelToon NovelToon
Sigma Love Story : The Mother

Sigma Love Story : The Mother

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Balas Dendam
Popularitas:155.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Septira Wihartanti

Karena dikhianati, aku trauma terhadap wanita. Ditambah anakku yang masih bayi membutuhkan bantuan seorang 'ibu'. Apa boleh buat, kusewa saja seorang Babysitter. masalahnya... baby sitterku ini memiliki kehidupan yang lumayan kompleks. Sementara anakku bergantung padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Rumah Ayah Ibu

Hari demi hari alih-alih di apartemen aku lebih banyak di luar.

Aku takut khilaf.

Setiap malam aku main solo. Aku jelas nggak tahan laaah. Sampai tanganku kram saking banyaknya aku mas tuh basi. Dalam sehari aku bisa dua tiga kali masuk kamar dan maintenance onderdil, mengosongkan bakal anakku dari kantong, dan sparepartku malah produksi bensin yang baru lagi saat Kayla keluar kamar dan menyapaku, atau sekedar menanyakan aku mau makan apa, atau saat dia cuma pakai tanktop dan celana pendek tanpa br4.

Tega bener nih wanita.

Yan paling parah memang dasar otakku perlu di ospek, aku mulai nelan ludah saat Kayla menyusui. Dalam seharti bisa berkali-kali dia menyusui Aram. Bisa sejam sekali. Dia melakukannya sambil nonton tv, sambil bikin kue, sambil nyapu ngepel, sambil mengerjakan laundry. Tangan kiri gendong Aram sambil menyusui, tangan kanan masukin baju ke mesin cuci.

Aku bahkan tak diberi kesempatan membantu, tahu-tahu semua beres sebelum aku sempat menghampiri.

Tahu tidak sih kalau itu seksi banget. Dia tidak jalan berlenggak lenggok, dia hanya mengerjakan laundry dan aku bisa terang sang.

Faklah...

Ada apa denganku. Aku yang dulu tidak begini.

Aku jenis yang kalem kalau urusan wanita.

Tapi kalau dengan Kayla aku bisa ngomel-ngomel sendiri. Aku marah ke acara tv, aku ngomel saat mobilku harus isi bensin, aku ngedumel kalau jaringan internet lemot.

Buntutnya aku akhirnya buka internet, mencoba mencari acara komedi. Aku malah ngomel gara-gara acaranya kuanggap kurang lucu.

“Pak Zaki, Pak Zaki,” Kayla mendekatiku sambil berbinar malam ini.

Duuuh apa lagi iniii?!

Aku sedang memeriksa spread sheet laporan sewa di laptopku saat dia mendekat dan mulai nempel-nempel padaku. Normalnya kalau dengan wanita lain aku langsung menjauh karena risih. Tapi kalau dengan bidadari yang satu ini, aku maunya mendekat tapi tak bisa karena belum sah.

Tubuh kami hanya menempel dari paha ke paha, itu pun aku sudah berpikiran kotor.

Lain kali kugigit paha putih itu.

Jilat dulu manis kali ya...

“Pak Zaki?”

Halah aku malah bengong!

“Iyaaa.”

“Saya mau bikin akun medsos di ig, boleh? Isinya tentang Aram, pemandangan, dan Pak Zaki saja kok, saya usahakan tidak menampilkan wajah saya.”

“Iya.” Gumamku. Sepanjang dia tidak menampilkan fotonya, tak masalah.

Lalu dia diam sambil mengutak-atik ponselnya. “Pak Zaki ig-nya apa?”

“Nggak punya.” Desisku.

“Kalau foto Pak Zaki boleh saya tulis  keterangan ‘My Love’?”

Aku menutup laptopku. Lalu memandangnya.

“Jangan mancing-mancing. Punya saya lebih gede dari Angga. Kamu baru sembuh. Dari kemarin saya nahan-nahan nih. Seenaknya saja meruntuhkan pertahanan saya.” Geramku.

Kayla diam, tapi hanya menatapku.

Keheningan menghiasi suasana.

Kami beberapa detik saling bertatapan.

“Pernikahan kita tidak bisa dipercepat ya, My Love?” begitu tanyanya.

“Ergh!” aku berdiri, masuk kamar.

**

Dan selain dia suka memancing huru-hara di hasratku, ternyata dia cemburuan.

Ayahku masih tak yakin dengan pernikahanku karena memang kebiasaannya bertentangan dengan ibuku walau pun tidak sesuai dengan kata hatinya. Misal, dulu mereka berdua suka Soto Lamongan. Sekarang ibuku suka Soto Lamongan, Ayahku jadi benci Soto Lamongan. Dulu mereka berdua suka Joging bareng. Sekarang Ayahku rutin Joging, ibuku ganti zumba biar beda dengan Ayahku. Dan kini,  karena ibuku memihak Kayla, Ayahku jadi menentang Kayla. Dan begitu seterusnya.

Kayla kuajak ke rumahku karena ayahku ingin kenal lebih dekat dengannya.

Ada suasana berbeda saat Kayla datang. Entah bagaimana, Ayah dan Ibuku kini berdiri berdampingan saat menyambut Kayla.

Suatu pemandangan yang aneh tapi kurindukan, karena sudah lama mereka tidak begini.

Kami berbincang sejenak, Ibuku seperti biasa mendominasi percakapan.

Tapi ada yang beda... Ayahku tidak memprotes. Biasanya ia selalu menyangkal apa pun yang ibu ucapkan. Tapi kini ia hanya tersenyum saja.

Dan, Kayla, sekali lagi mencetak score dalam hal menyelami isi hati.

“Pak Zidan dari tadi saya lihat hanya minum teh? Bapak tidak suka Soto?” tanya Kayla.

“Ah! Dia sih nggak suka yang rempah-rempahan. Padahal seger banget loh!” Kata ibuku.

“Saya dengar pak Zidan dari Jawa Timur kan? Aslinya mana Pak?” tanya Kayla lagi.

“Saya dari Surabaya, besar di sana, dan di usia ke 20 tahun saya mengadu nasib di Jakarta.”

“Ke Jakarta sendirian dong Pak?” tanya Kayla.

“Iya sendirian. Tapi walau pun saya perantauan saya punya banyak teman kok. Saya dulu itu magang di TVRI, lalu bertemu dengan bapaknya Ibu. Dari sana saya pedekate sama ibunya Zaki.”

“Ibu waktu itu sudah jadi Artis?”

“Aku suka jadi figuran di Lenong Bocah.” Kata Ibuku. “Aku sih kalau akting pindah-pindah nggak hanya satu stasiun TV. Dia aja yang ngejar-ngejar. Staf magang berani -beraninya ngejar-ngejar aku.”

“Artis terkenal mau saja terpincut dengan staff magang.” Balas bapakku.

“Hihihi, senang deh dengarnya. Bapak dan Ibu harmonis sekali. Pak Zaki beruntung lahir dari keluarga hangat seperti bapak dan ibu. Saya jadi kangen sama orang tua saya...”

Ibu langsung diam.

Aku hanya menghela nafas.

“Orang tua kamu apa kabar? Kerja apa di kampung?” tanya Ayahku.

Kami semua melirik ke Ayahku sambil tegang. Aku lupa belum memberi tahu ayah mengenai tragedi di kampung.

Ia tidak tahu sama sekali soal Kayla.

“Orang tua saya sudah meninggal Pak. Kalau menurut hasil investigasi katanya bunuh diri. Tapi ada juga yang bilang mereka  dibunuh oleh keluarga mantan suami saya.” Kayla menuturkan itu seakan tanpa beban.

Ayahku meletakkan cangkir tehnya, berdenting agak keras karena ia tampak kaget.

“Bagaimana?” tanyanya selanjutnya setelah terdiam beberapa detik.

“Awal mula saya kenal mantan suami...” dan semua cerita keluar dari mulut Kayla.

Aku dan ibu mendengarkan sambil membisu.

Ibu bahkan sampai mengelus dadanya sendiri dan memejamkan mata saat mendengarkan untuk yang kedua kalinya mengenai masalah Kayla.

Baru setengah jam bercerita, aku bahkan mendengar Bik Ningrum sampai terisak di dapur.

Sedikit demi sedikit aku menyendokkan makanan ke mulutku, sambil sesekali menggendong Aram dan memberinya susu dari botol.

Ada satu hal yang kuperhatikan mengenai ayahku.

Dari tadi..

Hanya dia satu-satunya laki-laki yang matanya tidak terfokus ke dada Kayla.

Dia menjaga pandangannya

Bahkan mencuri-curi pandang pun tidak.

Hebat juga.

Di saat terakhir Kayla bercerita, Ayahku hanya tertunduk sambil menatap gelas tehnya yang isinya sudah dingin, jemarinya mengetuk-ngetuk pinggiran kursi makan.

“Kini, saya sangat bergantung dengan Pak Zaki. Saya sadar saya menyusahkannya. Tapi saya hanya memohon pengertiannya apabila hubungan ini tidak berhasil, dan kami tidak cocok secara hati sehingga tidak bisa melanjutkan komitmen,  sampai saya bisa mendapatkan gaji pertama saya dan hidup mandiri, saya mungkin akan bertahan dengan keadaan yang ada.” Kata Kayla.

Kasarnya, kalau kami tidak saling cinta lagi, atau hubungan ini tidak direstui ortuku, dia minta aku menampungnya sampai dia bisa mandiri, karena ia tidak punya siapa-siapa lagi.

Ibuku menggenggam tangan Kayla dan tersenyum lembut ke wanita di sebelahku. Ayahku hanya mengangguk sekali.

“Mbak Kayla,” kata Ayahku. “Tanpa persetujuan saya, Zaki mungkin akan tetap menikahi kamu. Terus terang saja, tidak satu pun dari kami yang berpengalaman membina rumah tangga harmonis. Jadi saya juga tidak bisa menjanjikan banyak hal.” Kata Ayahku.

“Yaaah, jadiii...” Ayahku pun mengembangkan senyumnya. “Silakan makanannya dinikmati. Saya pamit dulu, ada janji main golf.”

Itu tandanya dia butuh waktu untuk berpikir. Entah apa yang akan ia pikirkan.

**

1
Daanii Irsyad Aufa
walah pengantin basi kena miskom jdi pisah
Daanii Irsyad Aufa
Luar biasa karyaa maddam emg selalu ok
Daanii Irsyad Aufa
nice, permintaan yg bagus Kayla
Daanii Irsyad Aufa
bahasanya tolong 🤭
Daanii Irsyad Aufa
wahai para suami dengerin nih omongan pak Zaki..
Daanii Irsyad Aufa
wah ngenes bgt
Daanii Irsyad Aufa
kalo suami sudah mulai menyakiti baik fisik maupun psikis PLEASE TOLONG CARI BANTUAN
Daanii Irsyad Aufa
bojone Kayla gaweke kopi sianida pie??
Daanii Irsyad Aufa
waduh intro nya ngeri - ngeri sedap nih
🌺tyy
seperti biasa,luar biasa karya kakak, terimakasih ❤️
Titik Handayani
mantaappp
Siti Kurniawati
semua karya author bagus semua, aku suka ceritanya tak bisa ditebak, keren banget, semangat terus Yo Thor...
Siti Kurniawati
wahhhhhh...
hania putri
bapak nya baby aram dan mamak nya baby arum berjodoh nih
HARTINMARLIN
assalamualaikum hai 🖐️ salam kenal dari ku
Silvi
Luar biasa
Gayatri Ayu Paramayoga
exca 2000PC 😂😂😂
Gayatri Ayu Paramayoga
paragraf ini pasti jadi perdebatan 😂😂😂
Irma Dwi
akhirnya tamat dan happy ending 🥰,,,,

maaf y Thor bacanya maraton tp untuk like dan komen ngak pernah absen kog 😁😁😁,,,,
Irma Dwi
😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!