Lidya dinda adalah seorang wanita yang mandiri, sedari kecil dia sudah banyak merasakan kepahitan hidup. Di usia yg baru menginjak remaja, dia mulai merasakan beban berat dalam hidupnya, dimulai dari bapak dan ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan, kemudian dia yang harus menghidupi kedua adiknya, kini dia tak melanjutkan lagi sekolahnya, dia pun harus membanting tulang untuk meneruskan hidupnya dan kedua adiknya, dia mencari nafkah untuk bisa menyekolahkan adik - adiknya. Bagaimana kisah hidup Lidya selanjutnya? di baca terus update bab terbarunya ya guys. Selamat membaca, tolong kasih like dan beri saran maupun kritik yang membangun ya, saya akan menerima semuanya dengan senang hati. Semoga sehat selalu, terima kasih🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Irfansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35.
Lidya memberikan hadiah itu spesial buat Alex. Tapi, hanya sebatas itu saja tanpa lebih jauh lagi. Walaupun sebenarnya Alex menginginkan lebih. Tapi, dia sadar bahwa Lidya belum bercerai dari Arthur.
Satu minggu pun berlalu, tapi belum ada kabar mengenai Laras. Lidya dan Lutfi sangat sedih kehilangan adik mereka, dan selama satu minggu pun Lidya belum mulai berjualan.
Mereka masih menenangkan pikiran mereka, Lutfi pun terlihat kurang bersemangat ke sekolah, karena adik yang paling disayanginya dan juga yang selalu membuatnya kesal, kini dia lah yang sangat di rindukannya.
Biasanya mereka selalu pergi ke sekolah bersama - sama, Lutfi selalu mengantarkan Laras sampai depan pintu gerbang sekolah, tapi kini Lutfi hanya pergi sendirian, tanpa adik kesayangannya itu.
Setiap pulang sekolah, Lutfi menyempatkan dirinya untuk mencari Laras, siapa tau ada secercah harapan untuk menemukan Laras.
******
Sudah satu bulan berlalu sejak mereka kehilangan Laras, polisi pun belum dapat menemukannya, kini mereka hanya bisa pasrah dan berdo'a kepada Tuhan agar selalu menjaga Laras dimana pun dia berada saat ini.
Kini Lidya dan Lutfi pun melalui hari - hari mereka dengan kesibukan masing - masing.
Lutfi sibuk dengan sekolahnya, sedangkan Lidya sibuk dengan warung sembari mengasuh anaknya, Akmal.
Tapi, beruntung Lidya telah memiliki dua karyawan, sehingga dia bisa lebih banyak meluangkan waktunya buat anak semata wayangnya.
"Susan...mana keponakanku yang cantik?" Tanya Alex yang melihat Susan sedang santai di dekat kolam renang.
"Dia sedang tidur kak, baru saja selesai mandi, eeh...malah ngantuk lagi, hehehe..." Jawab Susan.
"Berarti dia bener - bener mirip dengan Arthur, waktu kecil, dia juga sama seperti aura, sehabis mandi dia tidur lagi, padahal dia baru aja tidur, hahaha..." Ujar Alex menceritakan masa kecil Arthur.
"Gitu ya kak, hehehe...lucu ya mereka berdua." Sahut Susan.
"Susan, apa bisa aku minta tolong kepadamu?" Tanya Alex.
"Ehm...minta tolong apa ya kak?" Susan balik bertanya kepada Alex.
"Sebenarnya ceritanya panjang, apa kamu ada waktu untuk mendengarkan ceritaku?" Tanya Alex.
"Ya, silakan kak." Sahut Susan.
Alex pun mulai menceritakan segalanya, kisah awal tentang dirinya yang merusak kehormatan Lidya, hingga tentang dia yang sudah berubah dan terakhir mengenai kisah percintaannya dengan Lidya. Mimik wajah Susan pun berubah - ubah saat Alex menceritakan tentang awal pertemuannya dengan Lidya, kemudian saat dia merusak kehormatan Lidya, hingga mereka saling jatuh cinta saat ini.
"Jadi, aku mau minta tolong sama kamu, tolong buat Arthur menceraikan Lidya, agar aku bisa menikah dengan Lidya secepatnya. Aku ingin hidup bersama Lidya dan anakku." Ujar Alex.
"Sabar ya kak, aku akan mencoba membicarakan ini dengan Arthur, semoga saja dia mau menceraikan Lidya. Atau, gimana kalau Lidya saja yang menggugat cerai Arthur kak? Dari pada menunggu Arthur, ya kan?" Susan pun memberi usul yang bisa menjadi masukan buat Lidya.
"Iya sih, tapi entah Lidya nya mau atau nggak, tapi akan ku coba untuk membicarakan hal ini kepada Lidya, Arthur mengatakan bahwa dia masih mencintai Lidya, tapi Lidya tak mencintainya lagi sejak kepergiannya dan tak memberi kabar apapun, walaupun Lidya juga sadar bahwa Arthur hanya menolongnya saja, dan saat itu dia juga sudah pasrah dengan kehidupannya. Saat ini, aku dan Lidya saling mencintai, aku sudah membuktikan bahwa aku sangat mencintainya dan akan bertanggung jawab dengan semua yang aku lakukan di masa lalu." Ujar Alex.
"Iya kak, aku juga akan coba membicarakan ini kepada Arthur." Ucap Susan.
"Terimakasih Susan." Ucap Alex.
********
"Kak Lidya...kak Laras...aku kangen kalian, aku kangen Akmal, aku kangen teman - teman, hiks...hiks...hiks..." Laras menangis tersedu di kamar yang berukuran 3 x 3 itu.
Dia berada di Kota Med, dan di jual oleh orang yang menculiknya, bahkan sang penculik pun sampai saat ini belum di temukan keberadaannya.
Kini Laras di jadikan seorang gadis yang melayani pria hidung belang, karena dia di jual kepada seorang "mami". Laras merasa dirinya tak berharga lagi, karena di usia yang masih sangat muda, 14 tahun dia sudah tak perawan lagi.
Dia sempat ingin menghabisi nyawanya sendiri, saat selesai melayani dua pria hidung belang, tapi dia di cegah oleh teman sebelah kamarnya saat dia masuk ingin memberikan makanan, karena dia tau sedari pagi Laras belum terlihat mengambil makanan di dapur.
Dan saat dia masuk tanpa mengetuk pintu dan permisi, dia melihat Laras sudah memegang silet dan bersiap untuk menyayat nadi lengan kirinya.
Sinta, teman sebelah kamarnya yang usianya 6 tahun lebih tua darinya langsung mencengkram tangan kanan Laras yang sedang memegang silet dan dengan sigap Sinta pun mengambil silet tersebut.
Dia langsung memeluk Laras yang sudah berderai air mata. Dia kasihan dan tak tega dengan Laras, karena sekecil itu dia sudah di jual dan kehormatannya pun sudah di renggut oleh pria hidung belang.
Dia sudah menganggap Laras sebagai adiknya sendiri, Laras juga banyak menceritakan tentang hidupnya dan kedua kakaknya.
Sinta berniat untuk membantu Laras keluar dari tempat itu, agar bisa bebas dan menjalani hidupnya di luar.
Sinta sudah lebih satu tahun bekerja di tempat itu, dia juga sebenarnya sudah tak sanggup lagi, tapi menurutnya sulit mencari pekerjaan karena dia hanya lah lulusan SD, dia pun ke kota Med, karena di iming - imingi seseorang akan bekerja di sebuah restoran mewah dan gajinya juga lumayan tinggi, tapi setelah sampai di kota Med, ternyata dia dijual pada seorang wanita yang mempunyai bisnis "enak - enak".
Dia ingin kabur dari tempat itu, tapi dia memikirkan keadaan keluarganya di kampung yang hidup kesusahan, akhirnya dia pasrah dan memutuskan untuk tetap bekerja sebagai pemuas pria hidung belang, dan tiap bulan mengirimkan uang untuk Ibu dan kedua adiknya yang masih kecil di kampung, agar mereka tetap bisa makan dan bersekolah.
Beda hal dengan Laras, dia memang sengaja di culik kemudian di jual, sedangkan Sinta berniat untuk mencari nafkah.
"Dek...kamu sabar dulu ya, kakak akan membantumu keluar dari sini, tapi kamu sabar dulu, kakak akan melihat situasinya dulu, kamu hanya perlu bersiap - siap saja, jadi saat kakak sudah memberikan kode untukmu, maka segeralah pergi dari sini, karena penjagaannya ketat dek, kakak aja ngirim uang buat keluarga di kampung, Kakak harus nitip kepada supirnya mami." Ujar Sinta.
"Makasih kak, udah mau bantu aku, hiks...hiks...aku kangen sama Kak Lidya dan Kak Lutfi, aku juga kangen dengan keponakanku Akmal, aku mau cepat keluar dari sini kak." Ungkap Laras.
"Iya dek, bentar ya, kakak ke kamar dulu, kakak mau ambil sesuatu, ini sekalian kamu makan dulu, kakak nggak mau kamu jatuh sakit." Ujar Sinta.
"Iya kak." Sahut Laras dan dia pun memakan makanan yang di bawa oleh Sinta.
Sinta pun ke kamarnya, dan tak lama Sinta kembali lagi ke kamar Laras, kemudian memberikan Laras sejumlah uang untuk bekal dia selama di luar.
"Dek, ini buat kamu ya, kamu harus hemat, sambil cari pekerjaan di luar, dan banyak lah menabung agar kamu bisa pulang ke rumahmu dan bertemu dengan kedua kakakmu lagi, karena pasti mereka sangat mencemaskan mu, dan kakak yakin mereka sudah berusaha mencarimu." Nasihat Sinta kepada Laras.
"Iya kak, terimakasih banyak kak, aku juga memikirkan keponakanku Akmal, bagaimana kehidupannya sekarang, karena waktu itu dia di berikan kepada seorang wanita sedangkan aku di bawa menggunakan kapal laut kak." Ujar Laras.