Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Maafkan aku.
Dokter adrian adalah kakak kelas elsa waktu di SMA, dia termasuk seorang siswa yang pintar di sekolah sekaligus most wanted di sekolahnya dulu, dulu elsa juga pernah naksir ke adrian.
Walau sifatnya sedikit kocak, tapi banyak yang suka sama adrian karena sifat low profilenya.
Seorang yang tampan, mapan, terlahir dari keluarga yang kaya dan memiliki selera humor yang cukup tinggi, menjadikan adrian di sukai oleh lawan jenisnya.
"lama nggak ketemu mas, sekarang udah jadi dokter aja." elsa berdiri di depan adrian saat ini.
Adrian tersenyum sambil memainkan ID card nya di depan elsa, elsa memandang ID card yang di mainkan adrian.
"panjang el perjalanan bisa sampai kayak gini, hahaha..." terdengar tawa pecah adrian di ruangan kamar inap emon.
"tak apalah yang penting sekarang sudah bisa jadi orang sukses, dokter pula." elsa memuji emon yang berhasil dengan profesinya sekarang.
"btw lo kerja dimana sekarang...?" tanya adrian penasaran.
"gue kerja di PT. Angkasa Utama mas, ayo kita duduk sebentar, nggak enak kalau berdiri kayak gini." ajak elsa menuju kesofa di ruangan tersebut.
"oke, tapi gue cuma bisa sebentar disini." adrian duduk di samping elsa.
"ngomong ngomong itu tadi atasan kamu baik banget ya, sampai pagi pagi gini udah jenguk ayah kamu, mm... Apa mungkin kalian...?" adrian mengacungkan jari telunjuknya ke arah elsa yang tampak salah tingkah.
"tadi kebetulan aja mas, dia pas ada keperluan, jadi gue nebeng ke sini." elsa setengah gugup menjawab rasa penasaran adrian.
"oh... Kebetulan rupanya." adrian manggut manggut sambil melirik tajam ke arah elsa yang terlihat kikuk.
"mas adrian, kapan ayah gue bisa pulang...?" tanya elsa memastikan.
"sepertinya besuk bokap lo udah bisa pulang, oh iya el, sepertinya gue harus balik, sebentar lagi gue mau praktek, nggak apa apa kan kalau gue tinggal." adrian bangkit dari sofa.
"oh iya mas, thanks ya udah sempetin waktu buat ngobrol."
"oke no problem, gue boleh minta nomer hp lo nggak." adrian menggambil hp yang ada di saku jasnya dan memberikan ke depan elsa.
"oh... Oke." elsa menggambil hand phone adrian dan mengetikkan nomer hand phonenya.
"nih mas."
"makasih el, kalau ada waktu gue hubungi elo bolehkan." adrian tersenyum senang karena sudah mendapatkan nomer hand phone elsa.
"boleh mas." jawab elsa singkat.
"pak emon dan ibu, saya permisi dulu ya. jangan lupa perbanyak minum air putih dan makannya di habisin ya pak kalau di kasih dari rumah sakit, biar besuk bapak bisa pulang." adrian memperingatkan emon yang tidak pernah menghabiskan makanan yang di berikan dari rumah sakit, dengan alasan rasanya tidak enak.
"hambar dok, enakkan nasi lemak atau nasi padang." jawab emon yang terlihat tidak suka dengan masakkan dari rumah sakit.
"nanti pak kalau sudah sembuh, bapak bisa makan nasi padang, nasi lemak, nasi kuning atau nasi hitam, suka suka bapak." jawab adrian sambil tersenyum ramah melihat emon.
"nasi tinta cumi kali dok warnanya hitam." celetuk ana yang ada di samping emon.
"hahaha.. Nah itu ibu tahu, nanti kalau sudah pulang di buatin aja bu, tapi jangan pedes pedes ya, aduh kenapa jadi ngomongin makanan ya." ucap adrian sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
elsa, ana dan emon tertawa mendengar ucapan adrian.
"saya permisi dulu pak, bu , mari el gue pergi dulu ya." adrian berjalan keluar dari ruang inap emon.
Elsa yang sudah melihat adrian pergi dari ruangan inap ayahnya, berjalan mendekati emon yang terlihat akan kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"el, ibu mau mandi dulu, titip ayahmu sebentar ya." ucap ibu sambil membawa pakaian dan peralatan mandi yang di bawa eric tadi.
"iya bu."
"el, tadi atasan kamu baik banget ya mau anterin kamu ke sini." celetuk emon membicarakan eric.
"oh iya yah, tadi sekalian mau berangkat ke kantor, jadi elsa nebeng." pikiran elsa langsung menuju ke eric, dia penasaran dengan kondisi eric saat ini.
Dia langsung menggambil hand phone nya, dan menghubungi eric, Emon yang melihat elsa akan menghubungi seseorang memilih tidur membelakangi elsa.
setelah menemukan nomer telpon eric, elsa langsung menghubungi eric.
Lama dia menunggu panggilannya diangkat oleh eric, tapi setelah beberpa kali elsa telpon eric tidak mengangkat telpon dari elsa.
"apa dia marah ya..." batin elsa. "sebaiknya gue gimana, apa gue datengin ke perusahaan ya, tapi kan gue sedang cuti, gimana ini."
Tampak wajah gusar elsa, dia mencoba mengetikkan pesan chat di salah satu aplikasi buat eric, agar eric mau membacanya.
[sayang.. kamu marah...!! Maafin aku ya, please angkat dong telponnya.]
Elsa mengetikkan pesan untuk eric, berharap dia mau membacanya.
"elsa." tegur ana yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.
"iya bu..." jawab elsa sambil melihat ke ibunya.
"kamu kenapa, apa ada masalah...?" tanya ana yang penasaran dengan wajah elsa yang tampak tidak baik baik saja.
"oh enggak apa apa bu," elsa kembali menggambil hpnya, dia menggecek apa eric sudah membacanya atau belum.
Terlihat di pesan chat yang elsa kirim yang tadinya berwarna hutam sekarang sudah berubah menjadi centang biru, menandakan kalau eric sudah membacanya.
[ kamu beneran marah...!! Ya sudah aku datang ke kantor kamu ya, sekarang...!! ]
Elsa mengirim chat sekali lagi buat eric, dan tak lama eric pun menelpon elsa.
Elsa yang melihat eric menelponnya, melangkah keluar dari kamar inap emon.
"hallo sayang." jawab elsa setelah mengangkat panggilan telpon eric.
satu detik, dua detik, tiga detik, tak terdengar eric bersuara, elsa melihat layar handphonenya memastikan apa sambungan telponnya masih terhubung atau tidak.
"masih terhubung tapi kenapa nggak ada suaranya ya..." batin elsa.
Lama elsa menunggu eric bersuara, sampai akhirnya terdengar suara singkat eric.
"aku kesana sekarang" jawab eric singkat langsung memutuskan sambungan telponnya.
Elsa tersenyum senang mendengar ucapan singkat eric, dia memutuskan menunggu kedatangan eric di depan kursi yang ada di luar ruang inap ayahnya.
Tak lama handphone elsa berbunyi, dia melihat siapa yang telah menghubunginya.
terlihat di layar tulisan my hubby calling, raut elsa langsung berubah menjadi pias.
Tanpa menunggu lama elsa mengangkat panggilan dari rio.
"halo sayang..." jawab elsa setelah mengangkat panggilan dari rio.
"kata mbak eca kamu nggak masuk hari ini, kenapa sayang, apa kamu sakit....?" tanya rii yang terdengar kawatir.
entah kenapa ketika mendengar suara rio elsa menjadi semakin bersalah karena telah menghianati kekasihnya saat ini, dengan menjalin hubungan dengan atasannya.
"eh... enggak, yang sakit ayah, kemarin dia masuk rumah sakit gara gara diare " jawab elsa jujur.
"syukurlah aku kira kamu sakit, ya sudah nanti sepulang kerja aku ke sana ya, jenguk ayah kamu."
Elsa yang mendengar rio akan datang ke rumah sakit langsung terlihat panik tanpa bisa rio lihat.
"eh enggak usah, besuk ayah juga sudah bisa pulang, kamu nggak usah ke sini, besuk juga aku sudah berangkat kerja, kamu tidak usah kawatir ya." ucap elsa menenagkan rio yang terlihat sangat kawatir saat ini.
"oh ya sudah kalau gitu, kabari aku kalau ada apa apa ya sayang, jangan buat aku kawatir." rio sangat menghawatirkan kondisi elsa saat ini, tapi lihat elsa malah sudah menghianati kepercayaan rio.
"iya sayang, maafin aku ya sudah buat kamu kawatir." di dalam hati elsa sangat menyesal karena penghianatan yang di lakukannya.
Tak..
Tak..
Tak..
Terdengar suara langkah kaki mendekati elsa yang terlihat melamun, dia tidak menyadari eric sudah sampai di depannya saat ini.
"cup"
Eric mencium dahi elsa singkat, elsa yang menyadari akan ciuman di dahinya seketika tersadar dari lamunannya.
"pak eric."
"cup" eric mencium bibir elsa, seketika elsa memelototkan matanya, dia takut kalau ada orang yang melihat interaksi mereka saat ini.
"sudah aku bilang, jangan panggil pak saat kita sedang berdua seperti sekarang ini." ucap eric sambil memeluk tubuh elsa yang berdiri di depannya.
Elsa menggangukan kepalanya mengerti akan kesalahannya saat ini, dia merasa nyaman berada di pelukkan eric, rasanya pikiran yang kalut tadi terasa menghilang begitu saja.
"maafkan aku," ucap elsa sambil memeluk erat tubuh eric.
"hmm..." gumam eric sambil mencium puncak rambut elsa.
"apa aku harus masuk, atau..." eric menjeda ucapannya.
"aku ingin pergi dari sini, boleh..." ucap elsa sambil mendongak melihat ke wajah eric.
Eric menganggukan kepalanya, dia senang melihat elsa yang bersikap manja seperti ini.
"aku pamit ke ayah sama ibu dulu ya, kamu tunggu di sini." elsa melepaskan pelukkannya dari tubuh eric dan berjalan masuk ke dalam kamar inap emon.
" bu, aku pergi sebentar ada urusan." ucap elsa sambil menggambil tasnya, dan menghampiri ibunya yang masih asik menonton tv sedangkan ayahnya tampak tertidur dengan pulas.
"kamu mau kemana...?" tanya ana melihat elsa yang tampak terburu buru.
"ada keperluan mendadak, nanti pamitkan ke ayah ya...?" ucap elsa yang mencium punggung tangan ibunya.
"iya, nanti kamu nggak usah ke sini aja, biar ibu yang temenin ayah kamu, besuk juga ayah sudah di perbolehkan pulang sama dokter adrian." ucap ibu yang melihat elsa akan pergi.
"liat aja nanti bu, elsa pergi dulu." elsa melangkah keluar dari kamar inap emon, dia mendekati eric yang sudah menunggunya dari tadi.
"sudah, apa aku perlu pamitan ke orang tua kamu."
"tidak perlu, ayo kita pergi sekarang." elsa langsung mengandeng tangan eric.
Mereka keluar dari rumah sakit bersama, entah mereka akan pergi kemana, hanya elsa yang tahu.