"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I love you Om
Sementara itu Tian yang baru sampai di rumah dibuat kebingungan karena lampu rumahnya belum ada satu pun Yang menyala dan satu lagi saat masuk kedalam halaman dia tidak menemukan mobil Mentari.
"Apa dia belum pulang?" batin Tian dan karena khawatir pada Mentari yang dia yakini belum pulang, Tian pun langsung mengambil ponselnya yang diletakkan didalam saku jaketnya, Tujuannya tentu untuk menghubungi mentari namun saat layar ponselnya dinyalakan dia sangat kaget karena melihat banyaknya panggilan tidak terjawab dari Bayu, dan hal itu sungguh membuatnya semakin khawatir akan keadaan Mentari yang belum pulang.
Prasangka buruk mulai menguasai pikirannya dan tanpa pikir panjang Tian langsung bergegas masuk rumah, dengan kunci yang selalu dia bawa, dan setelah masuk barulah Tian menghubungi kembali no Bayu.
Tidak perlu menunggu lama panggilan Tian langsung diangkat Bayu yang ternyata masih didalam kamarnya.
Setelah mengucap salam, Tian langsung mempertanyakan keperluan Bayu padanya sampai banyak sekali panggilan tidak terjawab dilayar ponselnya.
Bayu menjawab dengan nada kesalnya "Om, kamu itu kemana saja, dari tadi aku hubungi, tapi tidak diangkat,"
"Maaf, tadi ponselku dalam keadaan diam, jadi tidak kedengeran."
"Oh, memang habis dari mana?" selidik Bayu yang merasa jika kesibukan Tian membuat dia tidak menyadari kepulangan Mentari, terbukti Tian belum menanyakan Mentari padanya.
"Tadi Temen aku, ada yang ngajak makan malam, jadi baru pulang memangnya kenapa dan ada apa kamu menghubungiku?"
"Om, jadi Om tidak tahu?"
"Tentang apa?"
"Om beneran gak tahu Mentari pulang."
Deg, Tian lumayan tersentak akan ucapan Bayu, namun sebisa mungkin dia bersikap biasa dan berpikir jika Bayu hanya bercanda.
"Jangan bercanda, orang tadi pagi dia tidak bilang apa pun."
"Cek gak percaya, coba Om pikir kemana Mentari sampai selarut ini tidak ada dirumah Om?"
Deg sungguh Firasat Tian benar-benar buruk dan tanpa menjauhkan ponselnya dari telinga, Tian langsung masuk kekamar Mentari dan langsung mengecek lemari gadis itu, dan benar saja sebagian pakaian Mentari tidak ada.
"Om, Om," ucap Bayu karena Tian tak bersuara dan Tian yang melihat sebuah kertas diatas meja rias Mentari langsung mematikan sambungan teleponnya dan meraih kertas yang Tian tebak adalah surat dari Mentari.
Tian langsung membuka kertas tersebut dan isinya.
"I love you Om!!
Maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari pada Om, bukanlah perasaan seorang ponakan pada pamannya, Ya perasaan Tari pada Om ternyata perasaan seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi Tari pergi tanpa pamit, ini Tari lakukan demi kewarasan Tari dan semoga kita bertemu setelah Om menikah kelak."
Tian langsung meremas kertas tersebut dengan sangat kuat sampai urat ditangannya terlihat.
Sungguh andai dia tahu perasaan Mentari dari kemarin mungkin tanpa pikir panjang saat ini bahkan detik ini juga Tian akan langsung menyusul Mentari kerumah orangtuanya, namun apalah daya itu tidak mungkin dia lakukan sekarang, karena satu jam lalu dia baru saja menerima pernyataan cinta Indah.
Ya Tian pulang terlambat karena menghadiri undangan Indah untuk makan malam dan ternyata acara tersebut bukan hanya acara makan malam biasa, melainkan sebuah acara yang indah rancang untuk menyatakan perasaannya.
Awalnya tian ingin menolak, tapi saat mengingat respon Mentari yang tidak memiliki rasa yang sama dengannya, Tian pun berpikir untuk menghilangkan perasaannya pada Mentari itu dengan menerima cinta Indah, dan dia pun menerima ungkapan rasa cinta Indah dihadapan banyak teman-temannya yang lain.
"Tari!!!" teriak Tian menyesal dan kini Tian mengerti kenapa satu minggu ini Tari terlihat menjauhinya.
semangat Thor 💪
makasih 🙏😘
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.