NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Allah

Takdir Cinta Allah

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: ell lestari

Kehidupan Nazela begitu terasa sesak. Iya,dia bisa menajali hidup sesuai keinginan nya namun,tak ada hari tanpa berdebat dengan sang mamah yang ingin anaknya menjadi dokter. Keputusan Nazela menjadi seniman membuat sang mamah murka setiap harinya,hingga membuat Nazela sesak setiap kali melihat mamahnya.


Namun kehidupannya mulai berubah ketika sang sahabat mengenal kan nya pada Islam. Nazela memang seorang muslim namun ia cukup jauh dari kata taat karna background keluarga nya. Pola pandang Nazela mulai berubah ketika Sabrina mengenalkan nya pada tempat bernama pesantren. Ia mulai belajar mengenal Islam lebih dalam hingga ia merasa nyaman dengan hijab dan baju baju panjang yang tak membentuk lekuk tubuh nya. Ia akhirnya ia harus menghadapi berbagi macam ujian hidup termasuk ujian percintaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ell lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendekatan dua sisi

"Pagi pak"

"Iya"

"Selamat pagi pak"

"Pagi"

"Pagi pak Malik"

"Pagi"

Hampir seluruh mahasiswi yang berpapasan dengan Malik menyapanya sambil menebar senyum memikat, hal ini membuktikan pernyataan Sabrina beberapa waktu lalu bahwa betapa famous nya Malik di kampus. Walau merasa lelah akan hal itu karena ia harus merespon tiap sapaan yang terjadi setiap hari, Malik harus bisa menjaga sikap dan perasaan para mahasiswi nya. Setelah hal melelahkan yang panjang itu berakhir, Malik masuk ke dalam ruangannya sambil memijat lembut pelipis matanya.

"Huff"

Tukas Malik sambil menaruh tas di atas mejanya

"Gimana pak, masih tahan?"

Tanya seorang wanita muda yang menjadi rekan dosennya yang sudah lebih dulu berada di ruangan. Dia bernama Rosa, mungkin usianya lebih muda dua tahun dari Malik tapi Rosa sudah menikah dan memiliki 2 orang putra. Rosa sangat paham apa yang terjadi pada Malik jika raut wajah Malik seperti tadi

"Ya, mau gimana lagi"

"Kenapa gak pak Malik cuekin aja mereka!"

"Selagi itu tidak mengganggu saya, saya gak papa. Lagian itu kan bentuk sopan santun mereka terhadap dosennya"

"Pak Malik yakin kalau itu bentuk hormat mereka? Bukan akan hal lain?"

"Maksud bu Rosa gimana?"

Tanya Malik yang tak mengerti apa yang Rosa maksud

"Ya maksud saya, itu karena mereka suka atau mencoba menggoda pak Malik. Karena pak Malik sadar dong? Rupa pak Malik itu seperti apa?. Dosen muda, tampan, mapan, dan paham agama"

"Gak mungkin lah bu"

Bantah Malik tak percaya sambil sedikit menahan rasa malu dan salah tingkah nya karena pujian yang Rosa lontarkan.

"Pak Malik boleh gak percaya, tapi coba deh pak Malik mempublikasikan hubungan asmara bapak! Kira kira masih ada gak dari mereka yang menyapa ramah pak Malik kaya

biasanya"

"Mempublikasikan gimana bu? Pasangan nya aja gak ada"

"Gak mungkin lah pak, laki laki mapan dan tampan kaya pak Malik masih sendiri"

Cetus Rosa yang balik tak percaya

"Bu Rosa boleh gak percaya, tapi itu kenyataannya"

Ucap Malik membalikkan kalimat Rosa kemudian Malik pergi dari ruangannya untuk mengisi kelasnya. Dengan tatapan tak percaya, Rosa terus menatap heran bayangan Malik yang hampir menghilang dari pelupuk matanya.

*****

Nazela memasukkan beberapa lembar kertas gambarnya ke dalam drafting tube miliknya. Dengan menguncir asal rambutnya, Nazela terlihat natural ditambah sentuhan tipis makeup pada wajah cantiknya. Ia memakai kaos putih berlengan pendek yang di padukan dengan celana jeans hitam dan sepatu sneaker berwarna putih dan sedikit warna merah pada sisi kanan kirinya. Bentuk tubuh nya yang ramping, membuat Nazela begitu mempesona dengan style casual nya yang memang menjadi favorit Nazela.

"Gue berangkat kak"

Pamit Nazela pada Camila yang sedang menatap fokus layar laptopnya.

"Kamu mau pergi sama siapa ?"

"Sendiri lah"

"Nih, kamu naik mobil kakak!"

Ucap Camila sambil memberikan kunci mobilnya

"Gak usah lah kak, nanti juga di kampus gue ketemu Sabrina. Biar nanti pulangnya gue bisa nebeng ke dia"

"Gak papa kamu pake aja! Lagian kakak kan masih cuti, ya!"

Paksa Camila dan langsung memberikan kunci mobilnya pada genggaman Nazela.

"Ok, gue berangkat. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Walau ada penolakan di awal, Nazela tetap menerima tawaran kakaknya. Akhirnya Nazela berangkat kuliah menggunakan mobil milik Camila. Mungkin pada awal Nazela masuk kuliah, Nazela sering di antar atau bahkan membawa mobil Camila, namun ketika konflik antara dirinya dan sang mamah semakin menjadi jadi, Nazela lebih bersikap mandiri tanpa butuh bantuan dari orang rumahnya. Dan selama itu dia hanya mengandalkan Sabrina.

Sesampainya di kampus Nazela langsung bergegas menuju ruang favorit nya, ya ruang lukis. Namun sayangnya ruang lukis itu sedang terpakai, akhirnya Nazela memutuskan untuk pergi ke belakang gedung kampus nya yang terlihat tak terlalu ramai. Suasana rindang dan damai dengan dominasi pepohonan dan air mancur di tengahnya, membuat imajinasi Nazela terbuka luas. Ia mulai membuat sketsa pada kertas gambar yang ia bawa.

Pensil yang di pegang nya terlihat bergerak sangat indah mengikuti setiap gerakan jemari Nazela yang begitu lihai mengarahkannya. Sambil mendengarkan musik pada earphone nya, Nazela merasa hanya ada dirinya dan imajinasi nya di tempat itu. Halaman belakang kampus yang menjadi tempat favorit para mahasiswanya selalu terlihat ramai dan begitu bising, namun entah kenapa saat itu suasana nya begitu damai seolah olah semesta mendukung keinginan Nazela.

"Di sini tok"

Sabrina tiba tiba saja duduk menghampiri Nazela yang tak mendengar bahkan menyadari akan kehadirannya.

"Kamu ndak denger aku tok?"

Tanya Sabrina yang penasaran karena tak ada sedikit pun respon dari Nazela. Sabrina menundukkan kepalanya, ia melihat wajah Nazela yang begitu serius menatap kertas di hadapannya yang sudah terlihat sketsa gambarnya.

"Ihh"

Desis Nazela yang tersentak kaget akan wajah Sabrina yang tepat berada di bawah wajahnya.

"Ngagetin aja sih lo"

Tukas kesal Nazela

"Yo lagian kamu iku serius banget"

"Lo kok tahu gue di sini?"

Tanya Nazela sambil kembali pada lukisan nya

"Yo tau lah, aku iku tadi ndak sengojo ndelok kamu pergi ke sini. Yo jadi aku ikutin"

"Ihhh, dasar stalker"

"Yo ndak popo, kan kamu iki. Oh iyo Zel, aku iku di ajak bu dek pergi kajian besok. Kajian e iku khusus untuk perempuan, kamu nek ikut opo ndak?"

"Sama ummi?"

Tanya Nazela yang tiba tiba bersemangat

"Iyo, yo iku bu dek sing minta aku buat ajak kamu. Bu dek iku nanya, kalo Nazela di ajak ikut kajian mau ndak ya? yo aku jawab aye, Zela iku paling seneng kalo nek di ajak kajian"

"Hemmm...yang paling tau gue cerita nya nih??"

"Yo jelas, nek empat tahun, opo sing aku ndak tahu tentang kamu. Jadi piye, nek melu opo ora?"

"Ya mau lah, besok kan?"

"Iyo, ok kalo gitu nanti aku jemput kamu, aku berangkat dari pesantren karo bu dek"

"Gak usah! kita janjian di tempat kajian nya aja"

"Loh kenopo?"

"Gak papa, ok!"

"Ok"

Ucap Sabrina menyetujui meski ia menyadari ada yang sedang Nazela tutupi.

*****

"Tok! tok! tok! Assalamualaikum"

Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah, Camila yang sedang memotong buah di untuk sang mamah di dapur langsung bergerak menuju sumber suara

"Ya, waalaikumussalam"

"Maaf mba"

Ucap seorang laki laki saat setelah Camila membuka pintu rumahnya

"Iya, cari siapa ya?"

"Saya Afkar mba, temennya Nazela"

"Oh temennya Nazela, aduh!! tapi Nazela nya gak ada, dia masih di kampus"

"Oh ndak papa mba, niat saya mau jenguk mamahnya"

"Mas nya kenal mamah saya?"

"Enggih mba"

"Ok, mari masuk!!"

"Makasih yo mba"

Dengan sopan nya, Afkar mengikuti arahan Camila yang mengajaknya masuk dan membawanya ke dalam ruang tamu.

"Saya kasih tahu mamah dulu ya, silahkan duduk!"

"Enggih makasih mba"

Afkar yang datang dengan membawa bingkisan makanan langsung duduk di kursi tamu sambil meletakkan bingkisan nya di atas meja. Sambil menunggu Camila yang sedang memberitahu mamahnya akan kedatangan nya, Afkar tak sengaja melihat foto seorang gadis kecil yang nampak begitu menggemaskan.

Senyum nya tiba tiba terlukis indah saat ia menyadari bahwa gadis kecil itu ada Nazela yang kini sudah menjelma menjadi gadis dewasa yang di kenal nya. Namun tiba tiba, sorot matanya berubah bingung saat ia melihat foto gadis remaja yang ada di samping nya. Gadis itu nampak begitu mirip dengan foto gadis kecil di sebelah nya.

"Mah, ada temen nya Nazela mau jenguk mamah"

Ucap Camila pada Farah yang sedang berbaring di atas tempat tidur sambil membaca sebuah buku

"Siapa?"

"Tadi siapa ya namanya?"

Cetus Camila yang mencoba mengingat nama orang yang sedang bertamu itu

"Kalo gitu bantu mamah ke depan"

"Iya mah"

Dengan hati hati, Camila membantu mamahnya bangun dari atas tempat tidurnya. Dengan erat, Camila menggenggam tangan mamah nya untuk berjalan menuju ruang tamu, menemui tamu yang Camila maksud.

"Oh, ternyata nak Afkar"

Ujar Farah saat melihat Afkar yang tengah duduk di ruang tamu nya. Afkar yang mendengar ucapan Farah langsung mengalihkan pandangannya dari foto yang terpajang di dinding.

"Enggih bu, assalamualaikum"

Sahut Afkar sambil bangun dari duduknya untuk memberi rasa hormat nya pada tuan rumah.

"Waalaikumussalam, silahkan duduk nak!"

"Enggih bu"

Dengan senyuman nya Afkar kembali duduk, begitu pun dengan Farah yang di bantu Camila untuk duduk menemani Afkar.

"Aku bikinin minuman dulu ya, mas Afkar mau minum apa?"

"Apa saja mba"

"Ok, kalo gitu tunggu ya!"

"Makasih mba"

Dengan tulusnya, Camila langsung bergegas membuatkan minuman untuk Afkar, Farah dan dirinya.

"Nak Afkar gak perlu repot repot kesini, pasti lagi sibuk kan?"

"Alhamdulillah ndak bu, kebetulan Afkar baru selesai ngajar terus tadi habis beli kebutuhan pesantren di sekitar sini, jadi sekalian mampir. Piye bu masin ono sing sakit?"

"Alhamdulillah udah mendingan, ini kan lukanya gak terlalu parah, sehari dua hari juga udah membaik "

"Syukur kalo gitu yo bu. Oh iyo bu iki Afkar bawain bubur kacang ijo sama jus buah"

Ucap Afkar sembari menunjukkan isi bingkisan yang di bawanya.

"Makasih ya nak Afkar, jadi ngerepotin"

"Ndak papa bu"

"Ini ada jus buah Naga, pasti buat Nazela ya?"

Tanya Farah saat melihat jus buah Naga ada di dalam bingkisan tersebut.

"Enggih bu"

"Kok kamu bisa tahu kalo Nazela suka buah Naga?"

"Nazela sendiri yang bilang bu waktu di resto"

"Oh jadi ini orang yang mamah ceritain itu, bos Nazela sekaligus anak kyai?"

Tanya Camila yang datang dari dapur sambil membawa nampan yang berisi tiga cangkir teh hangat

"Iya, ini orangnya. Nah Afkar, ini Camila kakaknya Nazela"

"Iyo bu, salam kenal mba"

Respon Afkar sambil mengantupkan kedua telapak tangannya ke arah Camila, dengan ramah Camila ikut melakukan hal yang sama sambil melontarkan senyum manis nya.

"Silahkan di minum mas!"

"Makasih mba"

Afkar menyeruput teh hangatnya dengan hati hati sebagai tanda hormat dan terimakasih nya atas jamuan yang Farah dan Camila berikan.

1
Alisa AlfaMadda
masa udah ending aja sihhh🥺🥺
Musdalifa Ifa
bagus sekali Thor ceritanya 👏
Alisa AlfaMadda
ikut bahagia 🥰
Alisa AlfaMadda
lanjuuttt kak
Alisa AlfaMadda
suka part ini....💐💐💐💙
Alisa AlfaMadda
lanjuutttt
Alisa AlfaMadda
😭😭😭
Alisa AlfaMadda
💐💐💐
Alisa AlfaMadda
♥️♥️♥️
Alisa AlfaMadda
lanjut.....
Indah Lestari: tunggu update nya ya kak!! mungkin malem ini baru bisa di up😊😊
total 1 replies
Alisa AlfaMadda
semangat kak...
laelathul munawaroh
kerenn 👏
laelathul munawaroh
semangattt author ku 💪👏👏
Alisa AlfaMadda
semangat kak....update yg banyak lagi...☺️🥰❤️❤️
Nick and Judy
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
Rukawasfound
Romantisnya cerita ini bikin saya ingin merasakan kisah seperti ini😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!