Misteri Kost Paling Ujung

Sebenarnya Lukas ingin tertawa kencang ketika mendengarkan aduan nya ular sendok yang ekor nya habis di hantam dengan gagang sapu, Namun kasihan pula dan takut nya nanti merajui dan tidak mau bila di suruh menyelidiki sendirian lagi. Sekarang ular sendok sedang menangis terisak isak sambil memegangi ekor nya yang sangat sakit, Sebisa mungkin Lukas menahan tawa nya ketika memperhatikan ular sendok tersebut. Tadi dia sedang ngobrol.dengan Bu Melati, Namun sekilas melihat ular sendok lari terbirit birit dari rumah paling ujung. Lukas menyangka bahwa ular sendok punya berita penting, Tak tahu nya lari karena habis di gebuk oleh Lita dengan gagang sapu.

Sedang Lukas mendengarkan cerita nya sambil menahan tawa, Pintu kamar nya di ketuk dari luar. Ular sendok segera sembunyi karena takut ada yang melihat keberadaan nya, Lukas membuka pintu dan langsung kaget melihat siapa yang datang kesini. Apa lagi Rania main masuk saja kedalam kamar, Sekarang Lukas baru menyadari bahwa wanita ini memang lah Maharani. Anak wanita yang pernah menolong nya, Dan dia pernah menjadi kuntilanak, Untung nya sekarang sudah jadi manusia dan punya banyak harta. Kebetulan nya adalah Lukas kerja di rumah nya sebagai bodyguard, Mungkin saja ini adalah perintah nya Purnama agar Rania mau datang di kost sini, Lukas juga tidak tahu.

Dulu Lukas juga sempat mengenal Maharani ketika gadis ini masih berusia tiga belas tahun, Sebab Maharani sering mengaji bersama Lukas. Usia Lukas berada lima tahun di atas Maharani, Rania juga ingat masa masa itu, Sama sekali tidak ada yang terhapus dalam otak nya. Oleh sebab itu dia masih menaruh rasa sungkan kepada Lukas, Apa lagi pria ini terkenal cukup baik di kampung nya. Bu Laras juga kerap menerima bantuan dari Lukas, Apa lagi yang saat Bu Laras sedang berusaha Maharani yang hilang karena di bunuh oleh Ayah tiri nya, Inti nya Lukas banyak menanam budi pada keluarga nya Maharani.

"Kenapa anda kesini, Nona?" Lukas bertapa sopan.

"Panggil saja nama ku, Mas! Kau lebih tua dari ku." Rania mendekati jendela kamar Lukas.

"Saya tidak enak! Nona adalah majikan saya." Tolak Lukas.

"Sekarang aku bukan majikan mu, Kau harus ingat bahwa aku di sini menjadi PSK." Tegas Rania.

"Apa?! Kenapa harus jadi PSK." Kaget Lukas mendengar ucapan bos nya.

"Lah terus mau jadi apa? Tadi nya Sera mau. Menjawab jadi LC, Tapi aku udah keburu menjawab jadi lonte." Jawab Rania gamblang saja.

Lukas yang agak malu mendengarkan ucapan Bos nya yang memang tanpa filter, Ini baru satu. Yang satu belum muncul kepermukaan, Karena Sera atau pun Rania akan sama sama saja bila sudah bicara. Biang nya adalah Purnama yang sangat blak blakan bila membuka mulut nya, Apa yang dia rasakan, Maka itu lah yang akan ia katakan.

"Kamar mu tenang seperti nya." Ujar Rania yang merasakan kamar Lukas adem.

"Karena saya rajin sholat dan mengaji." Jawab Lukas.

"Memang nya kau pikir yang lain tidak? Ku rasa dia tahu bahwa kau punya sesuatu yang untuk melawan nya." Tukas Rania.

"Iblis sini banyak ragam nya, Hilang satu maka akan tumbuh satu lagi." Sahut Lukas.

"Satu yang paling kuat, Dan aku juga masih merasakan energi campuran lain nya! Di sini iblis nya di beri makan, Maka nya mereka betah dan malah jadi sarang." Rania berkata sambil menatap Lukas.

Lukas setuju dengan ucapan Rania barusan, Karena iblis ini sudah ada sejak dulu dan terus di beri makanan yang mereka ingin kan. Mereka menjadi kuat dan sulit untuk di taklukan, Yang membuat kewalahan ia lah jumlah mereka yang tidak sedikit. Kuburan yang di depan rumah ujung tidak akan bangkit bila di malam biasa, Kecuali Nenek tua itu yang membawa mangsa kesana di malam hari, Contoh nya seperti Laura kemarin. Maka mereka akan beraksi dan bisa membunuh.

...****************...

"Lita!"

Lita menoleh ketika akan berangkat kerja lewat bawah pohon mangga dan nama nya di panggil, Yang memanggil nama nya juga asing. Lita sama sekali tidak mengenal Sera san Rania, Namun dua wanita itu sudah mengenal nya karena mereka sering mengusili Lita. Jadi mereka mengenal nya dengan akrab, Hanya Lita nya saja yang tidak kenal karena dia tidak bisa melihat wujud kuntilanak saat itu.

"Iya?" Lita turun dari motor agar terlihat sopan karena di tegur orang.

"Kami teman nya Purnama dari kampung, Kami juga pernah melihat mu kok." Rania mengumbar senyum.

Lita malah fokus melihat Sera yang wajah nya sangat familiar, Karena Sera alias Nilam satu kampung dengan Lita. Beda dengan Maharani yang beda kampung, Dan lagi saat itu Maharani masih kecil sehingga dia tak mengenal Lita. Kalau Nilam ya kenal karena saat itu mereka sudah sama sama dewasa dan saling bertegur sapa, Namun seingat Lita. Nilam sudah meninggal, Jadi tidak mungkin sekarang ada lagi di sini, Apa lagi sekarang penampilan nya sangat elegan.

"Oh iya, Maaf saya tidak tahu." Lita tersenyum.

"Kami juga tinggal di sini kok, Jadi kita bisa temanan." Sera tersenyum manis.

Lita duduk di kursi untuk menyempatkan diri untuk ngobrol dulu sebentar, Lagi pula jam kerja nya masih satu jam lagi. Tadi dia sengaja pergi cepat karena bosan di rumah sendirian, Laura dan Andrea entah kemana karena Andrea masih sakit. Jadi tak bisa dia ngobrol, Maka nya berangkat kerja cepat supaya bisa dapat teman. Tadi nya dia mau masuk pagi supaya lemburan, Namun malah menangis sendirian karena terkenang nasib nya.

"Eh emang benar ya kalau di sini seram?" Rania mencoba untuk menyelidiki.

"Lumayan sih, Kalian kalau malam jangan keluar dari kamar ya." Lita memberitahu mereka.

"Emang kenapa? Apa kamu juga tidak permah keluar malam." Sera menatap Lita dalam.

"Ya pernah lah, Kayak gini kan aku pulang nya malam." Sahut Lita.

"Terus? Kamu pernah enggak ketemu sama hantu." Rania semakin menusuk kedalam.

Lita menatap kanan kiri karena takut pula bila ada Bu Melati yang mendengar nya, Karena tidak bisa mau menggosip sembarangan di tempat ini. Harus jaga bicara dan jaga sikap bila tak ingin mendapat masalah, Cukup Diva saja yang ngomong sembrono dan malah menantang penghuni pohon mangga.

"Pernah, Tadi pagi aku juga ketemu dengan siluman ular. Bentuk nya kecil, Kepala nya botak." Ujar Lita.

Sera tertegun karena ingat dengan ular sendok yang pernah ia botak kan kepala nya, Tapi siluman itu kan ikut nya dengan Purnama. Kenapa malah nyasar kesini, Sera menggeram karena siluman itu mengingkari janji nya untuk menjadi hantu baik.

Mas Sam nya Lita