NovelToon NovelToon
Mengubah Takdir

Mengubah Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Time Travel / Mengubah Takdir / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita / Kontras Takdir / Menjadi Pengusaha
Popularitas:113.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Carrot_Line

Kehidupan kali ini sangat buruk, Fen Hui ingin mengubah nasib nya. Tidak seperti kehidupan sebelumnya, dia hidup serba kecukupan. Tapi kali ini hidupnya tidak mudah, makan hanya dengan kentang dan ubi. Gandum yang ditanam di ladang tidak bisa dimakan! ayah yang selalu mengutamakan belajar dan bersenang-senang. Datang kerumah hanya untuk mengeruk uang ibunya, tidak bisa dibiarkan! kali ini Fen Hui ingin makan enak dan hidup nyaman sama seperti dikehidupan sebelum nya.

Jadwal update;Selasa,Rabu,Kamis,Sabtu dan, Minggu.

Libur Reguler;Senin dan Jum'at.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadi semua ini ulah mu?

Jeritan ketiga bandit itu memecahkan keheningan, suara serapan langkah kaki dari berbagai arah berdatangan. Fen Hui melangkah mundur bersembunyi dibelakang salah satu rumah. Suara degup jantung miliknya hampir terdengar karena berdegup terlalu cepat.

"Si*l, lagi-lagi kita kecolongan. Cepat bawa mereka dan beritahu ketua tentang ini."

"Baik."

"Orang itu sangat merepotkan, seharusnya operasi saat ini lancar. Aku tidak menduga akan ada Variabel lain yang melawan."geramnya.

Fen Hui bergerak secara perlahan menjauhi tempat itu, kali ini gadis itu akan pergi ke aula leluhur. Kemungkinan besar Ketua yang mereka sebut berada disana. Langkahnya terhenti saat sampai di aula leluhur, lelaki berpenampilan berantakan tengah duduk diatas tubuh seseorang. Gerobak-gerobak besar yang ditarik dengan kuda telah terisi penuh dengan padi.

"Tidak masalah, dia pasti akan datang kemari."dia mengibaskan tangan saat bawahannya membisikkan sesuatu.

Fen Hui merasa sesuatu tak enak terjadi, dia diam-diam masuk kedalam aula. Bersembunyi dengan baik, mengambil anak panahnya dan siap membidikkan anak panah. Tubuhnya membeku sesuatu menggores lengan kanannya. Fen Hui gemetar saat melihat sebuah dagger menancap di dinding belakang nya.

Keberadaan nya telah diketahui sejak dia masuk kedalam aula, lelaki itu menoleh dan menyeringai.

"Jadi, ini semua ulah mu?"

Sosok dibalik kegelapan itu muncul, lelaki itu tercengang saat melihat sosok yang berhasil mengalahkan sebagian bawahan. Gadis kecil berusia 9 tahun, dengan penampilan lemah. Memegang busur besar terlihat cukup berat, dan tabung anak panah.

Dia tertawa kecil,"apa ini? Ku pikir musuhku jumlahnya lebih dari satu ternyata hanya anak ingusan seperti mu."

"Anak ingusan ini berhasil menumbangkan banyak bawahan mu, tidak baik menertawakan nya."Fen Hui membalas dengan sarkastik.

Wajah Ketua bandit itu mendingin, memberikan pada bawahan nya untuk menangkap Fen Hui. Dua orang bergerak cepat menangkap Fen Hui, gadis itu tidak sempat melarikan diri. Kini dia berada di cengkraman musuhnya.

Rahangnya dipegang kuat, dipaksa untuk mendongak menatap ketua bandit. Tubuh Fen Hui di paksa berlutut oleh kedua orang itu, ekspresi marah terlukis diwajahnya.

"Kau terlihat ingin membunuh ku, sayangnya sekarang kau tidak bisa apa-apa."

Lelaki itu mengayun kan tangannya, memukul tengkuk leher Fen Hui keras. Pandangan gadis itu memburam, kesadaran gadis itu telah lenyap. Tubuhnya diangkut oleh ketua bandit, lelaki itu merasa Fen Hui sangat menarik. Dimana lagi dia bisa menemukan anak perempuan seberani Fen Hui, tidak boleh melepaskan kesempatan yang ada didepan mata.

"Jangan bawa anak itu."Kepala desa tak berdaya saat Fen Hui di bawa pergi.

"Mau dibawa atau tidak, bukan urusan mu."

Setelah kelompok bandit telah berkumpul, mereka bersiap-siap untuk berangkat pulang ke markas. Beberapa membawa teman yang terluka akibat serangan Fen Hui. Gerobak-gerobak besar penuh padi ditarik oleh beberapa ekor kuda. Kali ini keberuntungan telah berpihak pada kelompok mereka, lumbung makanan di markas akan penuh. Tidak perlu khawatir akan kelaparan disaat musim dingin.

"Ayo pergi."

"Baik!"

Suara derapan kaki kuda saling bersahutan, mereka bergerak keluar dari desa. Saat tiba di gerbang desa sesuatu buruk sedang menunggu mereka. Prajurit dari Kabupaten telah menunggu mereka dengan senjata, wajah kedua kelompok itu terlihat sangat tegang. Tidak bisa dihindari lagi pertarungan akan terjadi. Ketua bandit tersenyum sinis, menatap anak buahnya satu persatu.

"Diantara kalian sepertinya ada penghianat."

"Ketua apa yang kau bicarakan? Kami tidak pernah berkhianat."

'Kalau tidak mengapa prajurit kabupaten ada disini? Seharusnya mereka tidak bisa membaca pergerakan kami. Kecuali ada yang membocorkan informasi,'batin ketua bandit. Entah harus mengatakan apa lagi pada Pemimpin utama kalau ada pengkhianat berada diantara mereka.

"Kalau begitu, jangan diam saja. Serang mereka!"

Tidak bisa dibiarkan, kalau mereka gagal membawa pasokan makanan kedalam markas. Maka tidak akan bisa di percaya oleh Pemimpin utama lagi, apa lagi kalau sampai ditangkap pemerintah.

"Tangkap mereka!"

"Dimengerti."

Kedua kelompok itu berlari saling mendekati, dentingan pedang memenuhi udara. Jeritan kesakitan saat terkena sabetan pedang, benda itu seakan mengkilat akibat pantulan cahaya bulan. Debu-debu berterbangan, lelaki berpenampilan terpelajar mundur teratur dengan rasa takut. Fen Lang tidak sengaja bertemu dengan prajurit yang sedang berpatroli karena sebentar lagi musim dingin tiba, bandit-bandit akan merajalela merampok banyak desa di luar kabupaten.

Pak Tua Jiao melihat sesuatu yang membuat nya menjerit histeris, gadis yang berada di gerobak tak sadarkan diri itu adalah cucunya.

"Lang, itu Hui'er!"

Pak tua Fen Jiao menunjuk Fen Hui terbaring diatas tumpukan karung padi diatas gerobak, Fen Lang yang mendengar nya sangat syok berat bagaimana bisa Fen Hui berada disana? Gadis itu pasti hendak dibawa oleh bandit itu.

"Ini buruk, jika prajurit kabupaten kalah. Fen Hui akan di bawa pergi, sedangkan aku tidak memiliki kekuatan untuk melawan."

Fen Lang menatap Ayahnya tidak tau harus berbuat apa, Ketua regu Prajurit mendengar nya, dia meminta bawahnya untuk tidak melukai sandera. Jelas Fen Hui dijadikan Sandera menurutnya. Faktanya salah besar, Fen Hui dibawa karena kedua bandit merasa menemukan mainan baru untuknya.

Kelompok bandit itu dipukul mundur, mereka tidak menyangka kelompok yang mereka hadapi kali ini memiliki isi Prajurit yang lebih kuat dari mereka. Mingyun mereka sedang buruk malam ini, padahal sedikit lagi semuanya berjalan lancar. Aksi mereka digagalkan dan lebih si*l nya lagi, ditangkap oleh Prajurit kabupaten. Fen Hui diambil kembali oleh Fen Lang, menggendongnya hati-hati. Gerobak-gerobak penuh padi itu dibawa oleh sebagian prajurit kembali ke desa.

"Bisakah kami menginap malam ini? Mereka tidak akan bisa kabur selama pengawasan kami diperketat."

Ketua tim dari regu Prajurit meminta izin pada Pak Tua Fen Jiao,"sebaiknya bicarakan ini pada kepala desa,"

"Baiklah."

Kondisi kepala desa terlihat buruk, tubuhnya telah banyak dipukuli. Belum lagi pula yang tergores dilehernya, wajah penuh lebam itu menyambut kedatangan Prajurit di aula leluhur. Kelompok Prajurit itu meminta izin untuk menginap karena hari sudah larut malam.

"Saya khawatir, tidak ada tempat yang layak untuk ditinggali apa lagi desa sedang dalam keadaan kacau."

"Tidak masalah, kami bisa menginap di aula leluhur."

Terdengar tidak sopan memang, tapi Kepala desa mengizinkan sebagian Prajurit yang menjaga para bandit berada di aula. Sisanya bisa menginap di rumah warga yang masih layak, terdengar tidak adil tapi mau bagaimana lagi. Beruntung nya tidak ada keluhan dari aparat negara itu.

"Kepala desa, kami pamit dulu. Puteri saya butuh istirahat."

"Ah kalau begitu Fen Lang, bisakah anda membiarkan ketua prajurit ini menginap dirumah anda? Ku dengar rumah anda sudah selesai direnovasi."

Fen Lang tersinggung, itu bukan rumah miliknya. Itu milik Fen Hui, bagaimana bisa membiarkan seorang laki-laki dewasa menginap dirumah puteri nya. Dia tidak bisa menerima itu,"Kepala desa bukan saya mau menolak, rumah itu milik Fen Hui. Isteri saya yang membuatkan nya, anda perlu izin dari Fen Hui dan perlu anda ketahui saya tidak tinggal dirumah itu lagi."

Kepala desa merasa malu, dia lupa tentang hal itu. Mau tidak mau pada akhirnya tidak memaksa."biar Ketua Prajurit ini tinggal dirumah saya, kebetulan masih ada kamar kosong."

"Bukankah sudah tidak ada?"Fen Lang mengingatkan.

Rumah tua memiliki 4 kamar, dan kamar terpisah sudah dijadikan dapur lagi.

"Sudahlah, ikut saya besok minta maaf saja pada Puteri saya kalau dia sudah sadar. Untuk itu saya akan menginap dirumahnya juga."pada akhirnya Fen Lang membawa Fen Hui dan ketua Regu Prajurit pulang.

"Tuan Fen, maaf saya jadi merepotkan anda."

"Tidak perlu minta maaf "

Keduanya berjalan menelusuri jalan setapak menuju kaki gunung, lelaki muda yang mengikuti Fen Lang merasa heran. Mengapa dirinya dibawa menjauh dari desa, dia sudah curiga dengan Fen Lang. Kalau lelaki itu berniat buruk pada nya, apa perlu membawa puteri nya yang tak sadarkan diri? Dia mencoba menghapus pikiran negatif nya.

Ternyata ada rumah dengan tembok batu bata tinggi, terpisah dari pedesaan, ada bekas kendi kecil pecah dimana-mana. Bau minyak tanah tercium begitu pekat, bahkan tanah yang di sekop terlihat baru di buat malam ini.

Fen Lang berhenti melangkah melihat keadaan depan gerbang seperti itu, dia melirik lelaki yang mengikutinya. Wajahnya dipenuhi pertanyaan, sebelum menanyakan sesuatu dia harus menjelaskan terlebih dahulu.

"Puteri saya memiliki pemikiran yang berbeda dengan anak seusianya, dia jauh lebih pintar dan cerdas. Ini pasti ulahnya melawan para bandit."jelas Fen Lang.

Lelaki dibelakang nya awalnya terlihat ragu, langsung memantapkan hatinya mengingat gadis kecil itu berada di genggaman bandit.

"Anda sangat beruntung Tuan Fen, seperti nya takdir yang bagus memihak pada anda."

Fen Lang menggeleng, bagus dari mananya? Banyak tragedi menyedihkan terjadi selama bertahun-tahun, dia tidak tahu bagaimana kesengsaraan terjadi di dalam rumah depan tempat nya berdiri.

1
Anonymous
k
lily
👍👍👍👍
lily
kewarasan minim gak tuh😂😭
lily
emang enak 😂😂😂
Me Ta
sayang sekali fen Hui ngga punya keahlian beladiri
Jasmin Melor
Luar biasa
Nur Lela
luar biasa
AbC Home
Luar biasa
Siesca Anwar
Terima kasih thor ceritanya sangat bagus
Ni Ketut Patmiari
semangat ya thor💪
Ni Ketut Patmiari
ttep semangat thor, karyanya bagus👍
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Qimti Sa
good
Erna Fkpg
tk kirain tersesat dihutan dan mendapat peninggalan ilmu bela diri dan harta seperti cerita kolosal lainnya
Erna Fkpg
bagus tidak ada yg durhaka klau atah macam itu
Erna Fkpg
baru kali ini membaca tokoh utamanya benar2 miskin dan lama kayanya dan masak tubuhnya gk risih gk dibersihkan kan tokihnya dr masa depan masak gk ada sungai untuk mandi
Murni Dewita
finish
Yurniati
sukses selalu dalam berkarya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
nurul rahma2020
Terima kasih thor,, ceritanya sangat bagus😘,,, meskipun gk rela udah end😄.. lanjutkan novel barunya thor tetap semangat 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!