Kehidupan Nazela begitu terasa sesak. Iya,dia bisa menajali hidup sesuai keinginan nya namun,tak ada hari tanpa berdebat dengan sang mamah yang ingin anaknya menjadi dokter. Keputusan Nazela menjadi seniman membuat sang mamah murka setiap harinya,hingga membuat Nazela sesak setiap kali melihat mamahnya.
Namun kehidupannya mulai berubah ketika sang sahabat mengenal kan nya pada Islam. Nazela memang seorang muslim namun ia cukup jauh dari kata taat karna background keluarga nya. Pola pandang Nazela mulai berubah ketika Sabrina mengenalkan nya pada tempat bernama pesantren. Ia mulai belajar mengenal Islam lebih dalam hingga ia merasa nyaman dengan hijab dan baju baju panjang yang tak membentuk lekuk tubuh nya. Ia akhirnya ia harus menghadapi berbagi macam ujian hidup termasuk ujian percintaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ell lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
Sebuah mobil mini Cooper berhenti tepat di depan gerbang rumah minimalis dengan infrastruktur kuno namun terlihat mewah. Kaki jenjang yang dibalut jeans hitam turun dari salah satu pintu mobil.
"Makasih ya"
Ucap Nazela pada Sabrina yang tetap didalam mobil
"Yo. Aku pulang dulu yo, Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Jawab Nazela kemudian membuka gerbang rumahnya setelah Sabrina menghilang dengan mobilnya .
Nazela masuk kerumahnya tanpa mengucap apa pun walau iya melihat sang kakak tengah duduk di ruang tamu bersama laptopnya.
"Dari mana kamu Zel?"
Tanya Camila menghentikan Nazila
"Abis makan sama Sabrina, sama tadi abis lihat pameran foto"
Jawab Nazela tak bersemangat
"Dari tadi mamah nungguin kamu"
"Hemmmm..."
Nazela menarik napasnya panjang
"Palingan mau ngomongin hal ya.....yang kakak sendiri juga udah tau. Dah ya kak aku capek"
Ujar Nazela dan hendak meninggalkan kakaknya,namun belum tepat sampai pintu kamarnya. Langkahnya terhenti setelah mendengar sang mamah memanggil namanya
"Mamah mau bicara!"
cetus mamahnya spontan. Membuat Nazela menghela napasnya sambil membuang wajahnya kesal. Dengan berat hati Nazela memutar badannya menghadap sang mamah.
"Mah, aku lagi gak mau ngomong apa pun sama mamah. Jadi aku masuk dulu"
Balas Nazela dengan raut wajah malas nya
"Mamah udah bilang sama orang yang anaknya les sama kamu, kalo kamu berhenti kerja sama mereka karna ada kerjaan lain"
Mendengar pernyataan sang mamah Nazela mulai menatap mamahnya begitu tajam, hingga dahinya mengerut hampir menyatukan dua alis tebal nya. Hal yang sama pun di lakukan Camila
"Mah!!"
Bentak Nazela tak percaya, ia menyeka rambut yang terurai sambil membuang wajahnya kesal. Dengan menarik napasnya dalam ia mencoba untuk mengatur emosi nya
"Kalo mamah mau ngelakuin ini kenapa gak dari dulu aja? udah tiga tahun aku kerja sama mereka mah. Mamah makin lama makin keterlaluan yah, ini udah kelewat jauh mah"
Tukas Nazela penuh emosi kemudian berlalu dari hadapan sang mamah menuju ambang pintu rumahnya, namun sang kakak langsung menahan tangan Nazela
"Kamu mau kemana lagi?"
Tanya Camila sambil terus menahan tangan Nazela. Bukannya mendapat jawaban, Nazela justru menghempaskan genggaman Camila dari tangannya dan berlalu begitu cepat.
"Mah!!! mamah kok...mamah kok bisa ngelakuin ini?"
Tanya Camila pada mamahnya dengan tatapan penuh kekecewaan
"Ini satu satunya cara biar Nazela mau berhenti"
Jawab sang mamah tanpa rasa bersalah kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya
"Mah!!!"
Panggil namun tak ada respon. Ia menghela napasnya panjang, tak percaya dengan apa yang mamahnya lakukan . Dengan perasaan khawatir ia membuka pintu melihat kemana Nazela pergi, namun Nazela sudah tak terlihat langkahnya.
*****
"Assalamualaikum"
Ucap Afkar sambil membuka pintu rumahnya
"Waalaikumussalam"
Jawab sang ummi yang kemudian hendak berjalan menghampiri putra tunggal nya itu
"Loh,loh,loh sopo iki?"
Tanya sang ummi dengan mata yang membulat ketika melihat Afkar membawa Malik yang tak lain adalah keponakan nya
"Assalamualaikum bu dek"
Sapa Malik sambil mencium punggung tangan bu dek nya yang bergantian dengan Afkar
"Waalaikumussalam. Abii!! Biii!!!"
Sang ummi memanggil ayah Afkar yang sedang berada di kamar dengan begitu semangat
"Kenapa toh ummi"
Sahut ayah Afkar dari dalam kamar, kemudian keluar dengan pakaian rapihnya karna hendak mengajar malam para santri
"Loh Malik tok?"
Ujar nya semangat begitu melihat Malik berdiri di samping sang putra
"Iya pak dek. Assalamualaikum"
Malik menyambut hangat pelukan pak dek nya kemudian mencium punggung tangan pak dek nya dan di ikuti Afkar setelah nya
"Pak dek kira besok ke sini nya , wong dah malem"
"Iya pak dek, sebenarnya Malik dateng dari sore tapi tadi mampir ke restonya Afkar Dulu. Mangkannya datangnya bareng sama Afkar"
"Oawalah, yo wis pak dek nek ke masjid dulu. Kamu bersih bersih terus istirahat! Dah makan?"
"Alhamdulillah sudah pak dek"
"Yo wis, kalo gitu abi berangkat dulu yo umi. Assalamualaikum"
Dengan sarung dan kokoh yang di lengkapi kopiah di kepalanya, sang abi pergi menuju untuk melaksanakan tugasnya
"Waalaikumussalam"
Jawab mereka bertiga serentak
"Yo wis kalian bersih bersih terus istirahat ya! biar ummi panggilkan santri untuk bantu kamu beresin barang barang dari mobil"
"Astaghfirullah bu dek aku sampe lupa kalu bawa barang. Makasih yo bu dek"
"Yo"
Jawab sang ummi dengan senyum bahagia nya
"Ya udah ummi Afkar juga mau mandi, karna ada rapat sama asatidz"
"Yo wis, sana!!!"
ketiganya berlalu dan melakukan kegiatannya masing masing. Afkar berjalan bersama Malik sembari menunjukkan kamar yang sudah di siapkan untuk Malik.
