sekuel dari SELEPAS TALAK TIGA
Dirga Wijaya, seorang pebisnis sukses.Memiliki keluarga yang bahagia dari pernikahannya yang kedua. hingga sebuah kecelakaan menewaskan istri dan kedua mertuanya.
Hanya sang putri yang selamat, tetapi mengalami trauma yang sangat hebat sehingga memaksa Dirga untuk melakukan hipnoterapi agar putrinya tetap bisa hidup dengan normal.
setelah kecelakaan Dirga yang mengetahui bahwa ternyata Sang Putri berada dalam bahaya akibat incaran dari musuh, terpaksa menyembunyikan putrinya dan membuat sang putri hidup dalam penyamaran.
Tiga tahun kemudian, Dirga bertemu kembali dengan mantan istrinya yang juga sudah menjadi seorang janda. benih-benih Cinta dalam hati Dirga kembali berbunga.
tetapi sayangnya, bunga yang semakin berkembang harus dicabut paksa, saat Dirga mengetahui bahwa sang putri dan putra dari mantan istrinya saling mencintai.
lalu jalan apa yang akan ditempuh Dirga? apakah dia akan dengan egois meraih kembali cintanya, atau mundur demi Putrinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
"Apa Bintang mau ikut ayah jemput Ega?" tanya Dirga.
hari ini Ega pulang . dan Dia mau ikut menjemput calon anak sambungnya itu ke bandara.
"Baiklah ayah, Bintang bersiap dulu!" jawab Bintang kemudian bangkit dan meninggalkan buku bukunya diatas meja. Dia juga sudah sangat ingin melihat cowok yang selalu mengisi hatinya itu. Ah.. dan tentu saja dia akan bersikap layaknya adik perempuan yang manis. Ngomong ngomong seperti apa ya dia sekarang? pasti lebih tampan.
"kita menjemput Tante Mila dulu , Yah?" tanya Bintang. saat ini mereka sudah berada dalam perjalanan.
"Iya lah, yang kita jemput kan anaknya?" gurau Dirga.
"Akan jadi anak ayah juga, kali..?!" cibir Bintang. dilihatnya wajah ayahnya yang tersipu malu. "tapi ngomong ngomong, kok sudah berapa hari ini Bintang gak dengar Ayah cerita tentang Tante Mila?!" tanya Bintang yang memang merasa sedikit aneh.
"Emm itu, entahlah sayang. Tante Mila selalu sibuk katanya. sudah biarkan saja. mungkin Tante Mila sedang mempersiapkan penyambutan Ega di rumah!" jawab Dirga.
Sebenarnya dia sendiri juga merasa aneh akan tingkah Jameela belakangan ini seolah wanita itu selalu berusaha untuk menghindar darinya. selalu ada saja alasan wanita itu untuk menolak setiap kali dirinya mengajak keluar ataupun dirinya ingin berkunjung.
" hubungan Ayah dengan Tante Mila baik-baik saja kan? tidak terjadi sesuatu kan? ingat ayah beberapa bulan lagi kalian akan menikah. jadi ayah harus bisa menjaga perasaan Tante Mila dengan baik. jangan sampai Ayah melakukan sesuatu yang membuat Tante Mila kecewa!"
mengambil nafas dalam, lalu mengeluarkannya Kembali. Tentu saja Dirga paham. dan seingatnya, dia juga selalu berusaha untuk tidak melakukan hal yang membuat Jameela kecewa.
Di rumah Jameela...
"Ingat Toni bersikap senatural mungkin. jangan sampai mereka curiga!" Jameela sedang memberikan pengarahan pada pacar pura puranya.
"Tapi bagaimana caranya Nyonya? saya...!"
"Mila..!" Jameela memotong ucapan Toni. "panggil aku Mila! tanpa embel-embel Nyonya! kamu harus terbiasa dimulai dari panggilan!" tegas Jameela
"Tapi...?"
"Tidak ada orang yang memanggil pacarnya dengan sebutan Nyonya, Toni.. paham dong!" Mila mulai kesal. Toni tak kalah frustasi.
"Ayo latihan! Mi La, M I L A , Mila..!" tekan Jameela.
"Baiklah!" Toni mengambil nafas dalam. "Mi Mil- la, Iyya.. Milla. Mila..!" Jameela bertepuk tangan memberi apresiasi.
huh sudah seperti anak kecil baru belajar bicara saja. dengus Toni.
"Dan nanti kamu harus menggandeng tanganku!!"
jeduarr..
"What.. kenapa harus begitu..?!" untuk memanggil nama saja sudah susah payah. kenapa harus ada skinship juga.
"Sudah aku bilang kita harus berakting secara natural Toni!!" geram Jameela. Toni mengusap peluh yang tiba tiba membanjiri pelipisnya.
bruumm...
"Itu pasti Mas Dirga yang datang Toni. bersiaplah. kita harus mulai dari sekarang!" pekik Mila ketika terdengar suara mobil berhenti di halaman rumahnya.
sementara itu di halaman...
"Kenapa ada mobil Toni disini?!" batin Dirga yang baru saja turun dari mobil.
"Kenapa, Yah..?!" tanya Bintang yang melihat ayahnya termenung.
"Ah tidak . ayo kita masuk!" ajak Dirga sambil meraih bahu putrinya. dan mereka pun segera melangkah menuju kedalam rumah.
begitu mereka sampai di ruang tengah...
Dirga dan Bintang menghentikan langkah mereka demi melihat suguhan yang tersaji di depan mata.
"Ayo Toni.. buka mulutmu lagi..!" rengek Jameela sambil mengulurkan sendok kemulut Toni.
"Mila, aku bilang sudah kenyang..Aku sudah menghabiskan satu piring penuh tadi..!" sahut Toni sambil mencekal dua tangan Jameela agar menghentikan suapannya.
tatapan keduanya bertemu. keduanya terpaku saling tersipu. dan saling berdebar. itu yang tampak dalam penglihatan Dirga.
"Yah...?!" Bisik Bintang sambil menarik bagian siku dari baju ayahnya. gadis itu mendongak ingin melihat wajah ayahnya.
"Pantas saja Mila tidak mendengar mobilku datang. seperti ini rupanya yang sedang dilakukannya..!" Dirga menahan jemarinya yang terkepal.
"Hrem.. hrem..!" Dirga berdehem dua kali untuk membuyarkan keromantisan yang tersaji di depan matanya.
pyar ...
piring dan sendok terjatuh karena Mila yang spontan berdiri.
"Awas , nanti tanganmu terluka..!" Toni secara refleks menarik tangan Mila yang bergerak hendak memungut pecahan piring.
"Eh..? mm Mas..? Bi Bintang..?! Kalian kapan datang?! maaf aku tidak dengar..!" ucap Jameela yang benar benar gugup. seolah dirinya sedang terpergok berselingkuh.
Sedangkan Toni. keringat dingin sudah membanjiri pelipisnya bukan karena dia takut kepada Dirga. Akan tetapi karena dia baru saja berinteraksi begitu dekat dengan Jameela.
"Oh iya , Bintang, ayo kita sarapan bareng. tadi .. ah itu, apa, ah . iya . tadi Tante buat masakan kesukaan kamu sama Ega!" ucap Jameela. saat ini dia benar-benar gugup. bukanlah sesuatu yang dibuat-buat. sorot tajam yang keluar dari mata Dirga benar-benar membuatnya tak bisa berkutik. dia seperti sedang di hakimi.
"Ah.. Bintang sudah sarapan dari rumah tadi, Tante. terima kasih!" Jawab Bintang. masakan Tante Mila selalu enak, tapi mana mungkin dia bisa menikmati makanan yang ada di sana. sedangkan dia tahu kondisi hati ayahnya sedang tidak baik baik saja.
"Ah begitu ya?" Jameela menggaruk tengkuknya. seperti sedang salah tingkah.
"Mila, cepatlah. ini sudah jam sembilan!" Toni tahu Jameela sedang bingung. karena itu dia mencoba mengalihkan perhatian.
"Mila?? sejak kapan dia memanggilmu hanya nama saja?!" tanya Dirga dengan tatapan dingin ke arah Jameela.
"Maaf Tuan. bukankah ini terlalu tidak penting untuk dibahas?!" sergah Toni. Jameela bukan orang yang pandai bersandiwara tapi malah mengajak nya main drama. huh... merepotkan. "Mila cepatlah, apa ada yang ingin kau bawa atau tidak? tas? atau ponsel?"
"Ah iya, aku ganti baju dulu ya..?!" Mila hendak beranjak.
"Tidak perlu. kau sudah cantik dengan pakaian yang kau pakai sekarang!" ucapan spontan dari Toni yang sebenarnya sama sekali tidak masuk dalam adegan drama membuat wajah Jameela memerah. hingga dia refleks memukul bahu Toni.
Dirga terus mengamati interaksi diantara mereka berdua. hatinya terasa tertusuk ribuan jarum melihat wajah Mila yang merona tersipu . dan si asisten kurang ajar ini . lancang sekali dia berani memuji Jameela secara terang terangan di depannya.
***
"Yah..? apa yang sebenarnya terjadi. apa Ayah membuat Tante Mila kecewa sebelumnya?" ingin sekali Bintang bertanya seperti itu . tapi dia rasa ini bukan waktu yang tepat.
sudah kepalang tanggung. Dirga tidak mungkin tidak ikut ke bandara. apalagi dia juga ingin melihat sejauh mana hubungan Mila dengan Toni.
suasana dalam mobil begitu mencekam. dengan berbagai pikiran berkecamuk, Bintang terus memperhatikan wajah ayahnya yang memerah menahan amarah. dingin. kaku. Bintang tak pernah melihat sang ayah seperti itu sebelumnya. hati Bintang ikut merasa sakit melihat ayahnya terluka.
Lalu Tante Mila, kenapa beliau lebih memilih ikut dengan mobil Om Toni? bukankah harusnya Tante Mila bersama mereka. apakah ada sesuatu dalam hubungan ayah dan Tante Mila?
***
hufhh ..
Jameela mengipas ngipas wajahnya dengan tangan. padahal suhu AC dalam mobil Toni cukup dingin.
"Kenapa? apa Anda habis lari maraton?" tanya Toni
"Diam kamu..!" bentak Mila seraya memukul bahu Toni karena orang kepercayaan suaminya itu malah meledeknya.
"Anda yang ribet. tinggal katakan saja yang sebenarnya pada Tuan Dirga. beres. kenapa harus susah susah!" Toni benar benar tak habis pikir.
"Tidak sesimpel itu Toni. Ega dan Bintang harus melihat kalau aku dan mas Dirga berpisah bukan karena mereka!" Mila merasa kesal. karena Toni tak juga mengerti maksudnya.
hufhh...
sekarang Toni yang membuang nafas kasar.
***
"Ega... Mama disini...!" Mila berteriak sambil melompat-lompat dan melambai-lambaikan tangannya ke atas. ketika dari arah pintu kedatangan dia sudah melihat sosok putranya.
"Bintang sini..!" Jameela menarik tangan Bintang agar ikut mendekat dan berdiri di depan bersamanya. "lihat itu Ega datang! Ega pulang Bintang!" seru Mila sambil memeluk Bintang.
"Iya Tante Kak Ega pulang!" ucap Bintang. dia juga ikut merasa bahagia seperti layaknya yang dirasakan oleh Mila. bahkan mungkin dia yang paling bahagia.
Dirga yang melihat interaksi antara Mila dan Bintang tersenyum dalam hati. Mila memang begitu baik pada Bintang. dan bahkan Mila juga sudah menganggap Bintang Seperti putrinya sendiri.
"Mama..!" dari kejauhan Ega juga berteriak dan Melambaikan tangannya ke atas lalu berlari ke arah mereka sambil menarik kopernya.
Ega dan Mila berpelukan saling melepas Rindu.
"Apa kabar Om?!" Ega bersalaman dengan Dirga setelah pelukan dengan mamanya terurai.
"Om selalu baik, seperti yang kamu lihat!" Dirga memeluk pria muda dihadapannya.
"Hai..!" Ega tanpa sadar membawa Bintang kedalam pelukannya. ""Aku merindukanmu!" batin Ega.
"Aku rindu kak!" batin Bintang. gadis itu mencoba menahan air matanya agar tidak terjatuh.
"Om Toni ikut menyambutku? wah aku merasa terhormat!" gurau Ega.
semua larut dalam tawa. Dirga bahkan sempat lupa tadi jika ada Toni di antara mereka.
Tetapi tawa di wajah Bintang perlahan pudar, ketika di detik berikutnya, dia melihat seorang gadis cantik berjalan sambil menarik kopernya mendekati mereka.
VALENCIA VILLANUEVA
kenapa dia ada disini? apakah Ega yang mengajaknya...
𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚔𝚊𝚑?