Seorang lelaki yang hampa dan memilih menjalani hidup jauh dari keluarga hanya untuk membuktikan keberadaannya di dunia ini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzulhilmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengkaji diri .
Syifa yang tak menanyakan sepatah katapun bergegas masuk kedalam mencari ayahnya.
Terlihat kiyai Ismajati sedang menyirami tanamannya yang terletak di belakang kediaman , syifa pun langsung menghampirinya .
" Abi...danu datang ingin bertemu dengan abi .. " ujar syifa dengan raut kesal .
" Ada keperluan apa nak ? tumben sekali pagi-pagi begini .." ujar kiyai Ismajati yang heran dengan sikap muridnya tersebut .
" Entah , dia datang sepertinya sedang marah , aku tak senang melihat sikap arogannya itu " ujar syifa yang kesal melihat sikap danu.
" Marah ? sebaiknya abi menemuinya " ujar kiyai Ismajati bergegas menemui danu .
Kiyai Ismajati pun menghampiri danu yang terlihat sedang emosi tersebut .
" Danu .. ? tumben sekali pagi-pagi seperti ini ingin bertemu denganku , ada apa nak ? " ujar kiyai Ismajati yang mulai mencoba menenangkan danu .
" Assalamualaikum mbah , maaf saya mengganggu mbah pagi-pagi seperti ini " danu mengucapkan salam kepada kiyai Ismajati.
" Walaikumsalam ... tidak masalah , namun sepertinya ada hal sangat penting sampai dirimu datang menemui di pagi-pagi begini " ujar kiyai Ismajati.
" Benar mbah , ada yang harus saya sampaikan kepada mbah selaku pemilik padepokan Wasesa Segara sekaligus guru kami " ujar danu.
" Coba sampaikan , sepertinya dari bahasamu ini ada hal yang menurutmu sangat penting " ujar kiyai Ismajati
" Baik mbah , akan saya mulai... tadi malam saya sengaja datang ke tempat aziel " ujar danu .
" Lalu ? " tanya Kiyai Ismajati
" Lalu saya mendapati kembali asap yang keluar dari kamar aziel , sama seperti yang pernah saya sampaikan sewaktu saya sampai kehilangan kesadaran mbah " ujar danu
" Tunggu , dengan arti kamu sengaja datang untuk memperhatikan aziel secara diam-diam ? dengan kata lain kamu mengikuti dan mengintai kegiatan aziel secara diam-diam ? apakah kejadian awal dirimu hingga tak sadarkan diri itu pun kamu sengaja melakukannya ? " tanya kiyai Ismajati yang sedikit kecewa dengan perilaku muridnya tersebut .
" Bbenar mbah , saya dengan sengaja melakukannya , namun itu semua karena ada dasarnya mbah " jawab danu .
" Apa yang menjadikan dasar kamu melakukan hal seperti itu ?" tanya kiyai Ismajati
" Dasarnya adalah saya tidak yakin dan tidak percaya pada aziel , saya curiga aziel datang kesini mempunyai maksud dan tujuan tak baik " jawab danu .
" Mengapa demikian ? curiga tidak bisa dijadikan sebuah dasar , sesuatu bisa dijadikan sebuah dasar bila ada bukti yang nyata dan bukan untuk curiga " ujar kiyai Ismajati.
" Tapi mbah , saya melihat sendiri asap itu keluar dari kamar aziel dan bersamaan dengan wewangian yang menyebar ke seluruh padepokan " ujar danu .
" Lalu jika memang itu benar , apakah menurutmu yang aziel lakukan merugikan orang sekitarnya ? jika dia merugikan orang sekitarnya apakah kamu bisa menunjukkan bukti atau saksi satu orang saja yang bersaksi bahwa dirugikan karena aziel ?" tanya kiyai Ismajati yang mencoba mencari celah agar bisa memotong pemikiran buruk danu dan bisa menjaga aziel.
Danu pun terdiam , tak ada kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan kiyai Ismajati. karena danu tak punya bukti dan saksi yang kuat untuk memenangkan dirinya.
" Nak danu , perbanyaklah istighfar , jangan sampai dirimu dikuasai oleh nafsu , diantaranya nafsu amarah . segala apapun jika itu semua berlandaskan nafsu , lalu menjadi sebuah amarah , itu tak akan menjadi baik nak danu . aku hanya berpesan padamu untuk mengesampingkan sikap egoismu , aku tak tahu persis apa yang membuatmu begini , namun yang pasti adalah kamu telah dikuasai amarahmu sendiri . jadi perbanyaklah beristighfar , belajarlah untuk menyibukkan diri kita dengan mengkaji diri kita sendiri , lakukan meditasi untuk menenangkan hati dan pikiranmu , itu saja pesanku " ujar kiyai Ismajati memberi nasihat kepada danu.
" Baik mbah , saya meminta maaf atas sikap saya yang sudah melewati batas " seketika danu pun bisa menggunakan akal sehatnya .
" Tidak masalah , yang terpenting ingat pesanku barusan , jangan sampai dirimu dikuasai amarahmu sendiri " ujar kiyai Ismajati.
" Baik mbah , kalau begitu saya undur diri , sekali lagi maafkan saya mbah . assalamualaikum" danu berpamitan kepada kiyai Ismajati dengan kepala tertunduk malu .
" Walaikumsalaam warahmatullaaahhh ... " kiyai Ismajati menjawab salam danu .
Danu pun berjalan kembali menuju kamarnya , merasa bersalah karena sudah bersikap tak baik terutama kepada Syifa dan Kiyai Ismajati .
# Mengapa aku begitu bodoh , aku sampai tak sadar sudah berperilaku buruk seperti tadi , sungguh memalukan , Mbak Syifa yang aku perlakukan dengan kasar , begitu juga dengan kiyai Ismajati yang seakan aku menghakiminya dan mencoba menghasutnya ... apa yang sudah kuperbuat ... aku sangat menyesal dengan sikapku barusan . dan lagi aziel , walaupun benar aku tidak memiliki bukti dan saksi , dan benar aku telah berburuk sangka , dengan alasan cemburu aku bisa sampai bertindak seperti tadi , namun aku tetap tak senang jika dia dekat dengan mbak syifa , apalagi bisa bersamaan dengan mbak syifa .# danu bergumam dalam hati yang masih tak bisa terima jika aziel bisa dekat dengan syifa.
Sementara danu yang sedang bergelut dengan hatinya , ditempat lain terlihat aziel sedang menikmati hari-harinya .
dengan santai aziel melakukan kegiatan sehari-harinya .
ditambah lagi dia merasa syifa nyaman ketika dekat dengannya , aziel pun dengan riang melakukan kegiatannya .
Dari arah lain , terlihat kuntadi yang berjalan menghampiri aziel.
" Ziieell ... " kuntadi memanggil aziel dengan tersenyum dan bergegas menghampiri aziel
" Ya kuunn .. " jawab aziel.
" Waaahh , rupanya sedang bahagia , datang dengan senyum yang lepas begitu " lanjut aziel.
" Bukankah sebaliknya ? dirimu yang kelihatan sedang berbahagia , wajahmu terlihat ceria sekali kulihat dari kejauhan hihi " ujar Kuntadi tersenyum lebar melihat temannya begitu ceria
" Pintar sekali dirimu mengelak , haha " ujar aziel tertawa
" Nah , kamu tertawa lepas , menandakan kamu sedang berbahagia kan ? " ujar Kuntadi
" Kuntadiiiii , sahabatku yang satu ini memang selalu punya jawaban " ujar aziel tersenyum lebar .
" Aku berbicara sesuai dengan kenyataannya saja zieell .. " ujar kuntadi .
" Iya iya , aku tak akan menang jika berdebat denganmu " ujar aziel tersenyum lebar.
" Lalu apa yang membuatmu sampai terlihat ceria begitu ? " tanya Kuntadi
" Aku memang kebetulan sedang ceria saja kun " jawab aziel .
" Hmmmm , kuperhatikan semenjak kamu bersamaan dengan mbak syifa wajahmu terlihat selalu berseri-seri " ujar kuntadi
" Tidak perlu dikaitkan dengan syifa lah kun , kamu terlalu memperhatikanku secara detail " ujar aziel yang sedikit tersipu karena kuntadi menyebut nama syifa .
" Berarti benar tabakanku ? haha dan aku sebagai temanmu , sahabatmu , juga saudaramu , tak ada salahnya jika aku memperhatikanmu " ujar Kuntadi.
" Ya memang tidak ada salahnya sihhh " ujar aziel .
" Tapi apakah kamu sudah memberi penjelasan pada danu ziel ? " tanya kuntadi yang mencemaskan aziel .
" Belum , aku belum menemuinya , dan dia pun belum terlihat sejak pagi "
" Sebaiknya segera kamu temui danu , dan beri penjelasan padanya , aku hanya takut emosinya semakin memuncak " ujar Kuntadi
"
" Iya kun , sore nanti aku akan mencoba menemui danu , mudah-mudahan dia bisa menerima penjelasanku " ujar aziel .
Kuntadi dan aziel pun berbincang panjang lebar sembari menyapu dedaunan kering yang gugur .
