CINTA SEDALAM LUKA

Fashion designer atau perancang busana adalah seseorang yang ahli dan terampil dalam mendesain pakaian. Itu adalah pekerjaan Naura empat tahun yang lalu sampai hari ini.

Naura juga sangat terampil memvisualisasikan idenya dan memproduksi desain dengan tangan atau menggunakan komputer

Keesokan harinya Naura kembali melakukan kerja sama dengan dengan tim desain yang bekerja sama dengannya untuk mengembangkan produk yang mereka ciptakan

"La kau sudah jadi memastikan item busana sesuai dengan keinginan pelanggan, pasar dan titik harganya?" tanya Naura kepada wanita berambut ikal, Lala bertugas di bagian pendataan

"Sudah kak, oh ya kak bagaimana soal rencana kita yang mau mengadaptasi desain yang ada untuk produksi massal"

"Masih dalam perundingan dengan yang lainnya, yang terpenting sekarang kita harus melakukan pengawasan terhadap kegiatan produksi yang kemarin dulu"

"Naura, aku sudah melakukan negosiasi dengan pelanggan dan supplier kita?" tutur Fadel yang baru saja tiba

"Jadi bagaimana hasilnya?"

"Mereka setuju, selagi itu mengikuti trend saat ini"

Lala yang tadi hanya menyimak langsung bersuara "Eh kak Naura ada gosip lohh?"

"Duhh Lala kau ya!" sambung Fadel

Naura hanya tersenyum

"Pelanggan kita, yang minta desainnya di percepat itu, gagal melakukan lamaran"

"Serius kamu La?" sahut Naura kaget mendengarnya

"Iya, tapi masih gosip dari tukang make-upnya"

"Haduuh gosip di percaya!"

"Gosip adalah fakta yang tertunda"

"Siapa namanya La?" tanya Naura, karena ada tiga orang yang mendesak desain mereka agar cepat selesai

"Bilqis. Calon suaminya tidak datang, keterlaluan lelaki seperti itu"

"Semoga aja mereka menemukan titik terang dan segera berlabuh ke pelaminan" Sahut Naura sembari tersenyum kecil

"Jadi bagaimana liburanmu?" tanya Fadel

"Ya, kurang menyenangkan" Ucap Naura kemudian keluar dari ruangan tersebut

Siang hari, Ardan mengunjungi sekolah Alan dan Alana. Ia melihat kedua anaknya sedang berbagi makanan. Alana dan Alan tanpa di awasi oleh pengasuhnya.

Ardan mendekat. Namun, terhenti ketika seorang pria yang pernah ia lihat mendekati kedua anaknya.

"Sayang ayo kita pulang" ajak Kevin

Kevin baru saja kembali keluar kota. Besok dan tiga hari ke depan ia akan tinggal di kota ini karena pekerjaan. Kevin tidak memberitahukan kedatangannya kepada Naura. Dan ia juga meminta Hana untuk tetap di rumah.

"Habiskan makananya dulu ya" ucap Kevin melihat di tangan Alan masih ada sisa roti

Ardan memberanikan diri menemui anaknya. Ardan juga ingin dekat kepada mereka berdua.

"Hi, Alana, Alan" Sapa Ardan, di tangannya menenteng mainan

"Om Ardan" sahut Alana

Ardan duduk di samping Alana, sedangkan Kevin duduk di samping Alan

"Alana sudah sembuh?"

"Sudah om"

"Alana sama Alan mau ikut sama om?"

Kevin menatap tidak suka ke arah Ardan

"Mau, tapi" ucap Alana melihat ke arah Kevin

"Tapi apa sayang?"

"Tapi Alana mau sama om Kevin"

Kevin tersenyum penuh kemenangan

"Kenapa tidak mau sama om?" tanya Ardan

"Karena om Kevin sayang sama mama, om Kevin juga sayang sama Alan dan Alana"

Ardan menghela nafas

"Om juga sayang sama Alana, sama Alan dan-"

"Dan apa om?"

Ardan mengarahkan pandangannya menatap Kevin

"Om juga sayang sama mama!"

"Bohong!" sahut Alan

"Kalau om sayang sama mama, kenapa setiap ketemu Mama, om ribut?"

"Alan, orang dewasa itu sulit di mengerti!"

"Alan tidak mau bikin mama sedih, Alan juga tidak mau ketemu sama om lagi"

Alan menatap Kevin, kemudian tersenyum "Om Kevin ayo kita pergi"

"Iya"

Kevin menggendong kedua anak itu. Ardan hanya bisa memandangi kepergian mereka. Alan sudah menganggap bahwa Ardan suka membuat mamanya sedih. Jangankan merebut hati Naura, merebut hati anaknya saja sangat sulit.

Kevin meninggalkan sekolah. Selalu! Ia akan membawa Alana dan Alan ke tempat permainan anak,

Setelah puas bermain, Kevin juga membawa Mereka untuk menikmati makanan sehat.

Karena kelelahan bermain, Mereka berdua tertidur di pangkuan Kevin.

Kevin melakukan panggilan Video dengan Naura, mengatakan akan membawa anak-anaknya ke hotel tempat ia menginap

"Mana anakku? "  tanya Naura

"Ini sedang tidur!"

"Hana mana?"

"Tidak aku bawa"

"Okey, kau jaga anakku baik-baik"  gurau Naura sembari tertawa

"Siap!"

"Sudah dulu ya, nanti pulang aku jemput mereka"

Ardan kembali ke kantornya. Pikiran berkecamuk, salah satu cara mendapatkan perhatian anak-anaknya, adalah mendekati dan meluluhkan hati Naura.

Ardan membuka laci meja, mengambil bingkai foto pernikahan mereka.

Hanya tersisa satu foto kenangan mereka berdua. Ardan menepis rasa kecewa. Ardan merindukan wanita tersebut. Ardan ingin berdamai dengan Naura. Ardan ingin hidup bersama keluarga kecilnya.

Pukul dua siang, Naura mengunjungi butik temannya yang ada di salah satu mall terkenal. Di pintu masuk, Naura tidak sengaja bertemu dengan bu Lili.

"Kak Naura" panggil Andin, saat ini ia sedang bersama bu Lili

"Kak Naura bukan?"

Naura tersenyum,  bu Lili menatap dengan wajah jutek

"Setelah kau menghilang, jangan pernah berfikir untuk mendekati anak saya lagi" kata yang tidak menyenangkan yang di dapati Naura

Ya!

Awal perjodohan terjadi, Bu Lili laah orang pertama yang menentangnya. Bu Lili tidak menyukai Naura dalam segi apapun.

"Tenang saja, itu tidak akan pernah terjadi"

"Kau Naura, selama ini kak Ardan mencari kakak" ucap Andin. Tangan Bu Lili mencubit pinggangnya

"Andin, aku dan Ardan sudah tidak ada ikatan lagi"

"Sudah seharusnya begitu, lagian kenapa kau kembali ke kota ini? Menghilang lebih baik"

"Tidak ada undang-undang yang mengatur, bahwa saya tidak boleh tinggal di kota ini, dan di antara kita sudah tidak ada ikatan, jadi berhenti mendikte saya dengan kejam!" kata Naura, kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua

Bu Lili mendengus "Sombong sekali anak tidak tahu diri itu"

"Ma, kak Naura bukan bagian dari keluarga kita lagi. Jadi berhenti bertindak berlebihan. Mama lupa, selama ini Kak Ardan menderita karena kepergian Kak Naura"

"Omong kosong apa yang kau ucapkan! Ardan sudah bahagia bersama Bilqis"

Andin menggelengkan kepala. Begitulah watak Bu Lili yang keras dan kasar. Jadi tidak salah, Ardan juga memiliki sifat yang sama.

Saat malam tiba, Naura membaca pesan dari Kevin kalau anak-anaknya ingin makan Puding Kukus Roti Kismis Keju . Penjualnya hanya di seberang butik tempat Naura bekerja.

Naura menyempatkan untuk berjalan kaki, Untuk menyeberang ia harus menunggu lampu hijau dahulu. Disana, sudah ramai dengan pejalan kaki yang ingin menyeberang.

Naura mengedarkan pandangannya ke arah depan, senyuman Naura hilang ketika melihat Ardan berada di seberang jalan, lelaki itu menatap Naura dengan senyuman yang teramat manis.

Naura, memutar balik langkahnya. Ia kembali ke jalan yang sama untuk menghindari Ardan.

Tiba-tiba saja langkah Naura terhenti, bayangan lima tahun yang lalu kembali muncul dalam ingatannya.