NovelToon NovelToon
Menuai Rindu

Menuai Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:50.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ayu

" Mas Wira, kalau sudah besar nanti, Mega mau menikah dengan mas Wira ya?! pokoknya mas Wira harus menikah dengan Mega..?!" ucap gadis kecil itu sembari menarik lengan Wira.
Mendengar rengekan Mega semua orang tertawa, menganggapnya sebuah candaan.
" Mas Wira jangan diam saja?! berjanjilah dulu?! mas Wira hanya boleh menikah dengan Mega! janji ya?!" Mega terus saja menarik lengan Wira.
Wira menatap semua orang yang berada di ruangan, bingung harus menjawab apa,
" mas Wira?!" Mega terus merengek,
" iya, janji.." jawab Wira akhirnya, sembari memegang kepala gadis kecil disampingnya.
Namun siapa sangka, setelah beranjak dewasa keduanya benar benar jatuh cinta.
Tapi di saat cinta mereka sedang mekar mekarnya, Mega di paksa mengikuti kedua orang tuanya, bahkan di jodohkan dengan orang lain.
bagaimanakah Nasib Wira, apakah janji masa kecil itu bisa terpenuhi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

UGD

Saat Mega bangun, infus sudah terpasang di tangannya.

" Mega?" suara yang amat Mega kenal,

" apa yang kau rasakan sekarang?" itu Wira, raut wajahnya tidak lagi dingin,

tatapannya penuh rasa khawatir.

Mega sedikit kaget dengan tingkah Wira,

" dimana aku mas?" tanya Mega menatap seluruh ruangan.

" kau di UGD,"

" kenapa aku disini?"

" kenapa? Tentu saja karena kau sakit dan membutuhkan pertolongan dokter."

" Aku sudah bilang pada Kakung untuk tidak membawaku ke dokter,"

" aku yang membawamu, bukan Kakung." Wira menatap Mega dengan tatapan heran.

" Sudah berapa hari kau menahan sakitmu?

Kenapa kau begitu keras kepala, bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu padamu?"

Mega diam, tidak menjawab pertanyaan Wira.

" Sabarlah, kita sedang menunggu kau untuk di pindahkan ke kamar." kata Wira sembari melipat kedua tangannya di dada.

" tidak, aku mau pulang." ucap Mega membuat Wira lagi lagi menatapnya heran.

" Kau itu sakit?."

" aku sudah jauh lebih baik, kepalaku juga sudah tidak pusing,

aku hanya akan menghabiskan infus ini, lalu bawa aku pulang mas," kata Mega bangkit, perempuan itu bahkan duduk.

" kau jangan keras kepala Mega?"

" aku tidak keras kepala, aku tau kondisiku, aku sudah terbiasa begini, jadi tolong, jika kau memang masih perduli padaku, bawalah aku pulang mas?" ujar Mega dengan tatapan memohonnya.

Wira terdiam,

Pada saat Wira diam itulah, Mega mengulurkan tangannya, menarik ujung baju Wira.

Keduanya saling menatap, untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun Mega menunjukkan sikap manjanya kembali, meski dengan keadaannya yang kurang sehat.

" Hentikan Mega, aku bukan lagi pemuda berusia dua puluh tahun yang bisa kau rayu dengan mudah." kata Wira,

Namun Mega tidak perduli,

Masih di tariknya ujung baju Wira, bahkan tarikan itu jauh lebih kuat dari sebelumnya, hingga beberapa perawat yang sedang berada di ruangan memperhatikan mereka.

" aku berjanji akan makan dan minum obat dengan benar,

Tapi tolong bawa aku pulang,

Aku sungguh tidak suka rumah sakit, apalagi harus menginap disini?" suara Mega benar benar memohon.

" mas.." pinta Mega,

Wira menatap seluruh ruangan, lalu menghela nafas berat.

Saat mobil itu berhenti di garasi, semua orang yang sedang duduk di teras terlihat berdiri,

Mereka berjalan terburu buru ke arah garasi,

Namun langkah mereka terhenti saat melihat Wira sudah turun dari mobil,

Laki laki itu mengendong mega, sedangkan Mega melingkarkan tangannya di leher Wira.

Sesungguhnya, Mega sudah cukup kuat untuk berjalan, namun Wira tidak mengijinkannya.

" Kenapa tidak menginap saja?" tanya asri pada putranya,

" yang sakit memaksa untuk pulang," jawab Wira sembari berjalan masuk.

" Owalah Mega.. Mega.." keluh kakungnya hanya bisa mengikuti langkah Wira.

Sesampainya di kamar, Wira membaringkan Mega.

" Sekarang kau harus makan, lalu meminum obatmu," suara Wira tegas,

Mega mengangguk pelan.

Tak lama buk Parni datang, ia membawa sepiring bubur nasi,

" nah, ini buburnya, suapilah Mega Wira, paksa dia untuk makan.." suara ibu Wira dari ambang pintu.

" ibumu benar, Mega sepertinya hanya takut kepadamu," Kakung ikut bicara,

" ya sudah, kita keluar, biarkan Mega makan lalu beristirahat.." uti menarik Kakung untuk keluar, mau tidak mau ibu Wira juga ikut keluar dari kamar.

Wira mengaduk bubur itu, mengambilnya sesendok, lalu meniupnya pelan

" ayo," Wira menunggu Mega membuka mulutnya,

" aku bisa makan sendiri mas," kata Mega,

" sudahlah Mega, buka saja mulutmu,"

melihat ekspresi Wira yang begitu serius,

Mega akhirnya membuka mulutnya, ia menerima suapan dari Wira.

" kenapa? tidak enak?" tanya Wira saat melihat ekspresi Mega,

" sudah ya, sesendok saja,"

" satu sendok lagi," kata Wira mengambil bubur lagi satu sendok,

Mega terpaksa membuka mulutnya lagi,

Dan setelah bubur di mulut Mega habis, Wira mengambil sesendok lagi.

" Lho? Katanya sudah?" protes Mega dengan wajahnya yang sesungguhnya masih pucat.

" iya, satu sendok lagi, setelah itu sudah.." kata Wira.

Sementara di luar, para orang tua sedang berkumpul di teras, rupanya mereka membicarakan Mega dan Wira.

" Untung ada Wira.." suara Kakung pelan,

" iya kung.." jawab ibu Wira,

" aku senang Sri.. Melihat Wira dan Mega kembali bersama,

Melihat mereka.. rasanya aku kembali pada usiaku sepuluh tahun yang lalu.." ujar Kakung,

" saya juga senang kung, Kakung tau sendiri, betapa terpuruknya Wira saat Mega pergi.."

" kau benar Sri.. tapi jangan kau kira Mega juga senang meninggalkan kita disini,

Saat kembali pada kedua orang tuanya, hidup anak itu penuh dengan tekanan,

Dia harus begini dan begitu, tidak boleh ini dan itu..

padahal kau tau sendiri Sri.. Selama aku membesarkannya disini, apa pernah aku mengatakan tidak pada Mega,

Semua kuturuti, asal dia bertanggung jawab pada dirinya..

Di tambah lagi dengan Wira yang selalu menjaganya,

Aku sungguh sungguh senang Sri dengan keberadaan Wira disamping Mega.." Kakung terlihat sedih saat mengatakan itu.

" Lalu bagaimana dengan papa dan mama Mega sekarang? Apa mereka tau kalau Mega disini?" tanya ibu Wira.

" Jujur saja Sri, Mega kabur dari semua yang ada disana, mungkin ia sudah tidak tahan.."

" jadi Mega bukan liburan?"

" bukan Sri.. Anak itu kabur," jawab Kakung jelas.

ibu Wira terlihat ikut sedih,

" Apa langkah Kakung selanjutnya untuk Mega?" tanya ibu Wira kemudian,

" tentu saja ia akan tinggal disini bersamaku dan utinya,

semua yang kupunya adalah miliknya Sri..

Dia cucuku satu satunya.."

" jadi benar kalau Mega sedang bermasalah dengan suaminya?"

mendengar pertanyaan ibu Wira, Kakung dan uti saling memandang,

Terlihat uti yang menggelengkan kepalanya pada Kakung, pertanda bahwa Kakung tidak boleh bicara sembarangan.

" Soal itu hanya Mega sendirilah yang bisa menjawabnya Sri..

Aku tidak mau terlalu ikut campur..

Tugasku adalah menjaga cucuku, jadi akan kulakukan itu dengan baik.." Jawab Kakung.

" tenang saja Kung, apapun yang terjadi pada Mega saya akan tetap mendukungnya,

Dia sudah seperti putri saya sendiri..

Meski sudah lama berpisah,

Tapi lihatlah, Wira tetap tidak bisa mengabaikan Mega, jadi Kakung tidak perlu terlalu khawatir.."

" apa kau tidak masalah dengan itu Sri?" tanya uti,

" tidak uti,"

" usia Wira sudah cukup matang, harusnya dia sudah menikah Sri,

Yang ku takutkan Jika dia terus berada di sekitar Mega, dia tidak akan punya waktu untuk kehidupan pribadinya, bahkan mungkin akan kehilangan waktu dan kesempatan untuk mencari pendamping hidupnya," imbuh uti.

" benar uti, saya memang punya keresahan tentang usia Wira yang sudah tidak muda lagi,

Kadang saya bertanya,

Apa yang ia cari, apa yang ia tunggu,

Pekerjaan sudah ada, rumahpun dia sudah ada..

Tapi dia tidak juga membawa seorang perempuan kerumah.

Tapi biarlah kung, mau di paksa bagaimana kalau memang bukan keinginannya juga percuma.." asri mengulas senyum sabar.

" Kalau memang nanti Wira menikah, biarkan aku yang menikahkannya Sri..

Akan kutanggung segala kebutuhan pernikahan itu..

Wira sudah seperti Cucuku sendiri,

dia sungguh anak yang baik dan membanggakan.." kata Kakung,

" tidak usah begitu kung, Kakung sudah banyak berjasa untuk kami.."

" tidak Sri, putramu itu pantas untuk menerimanya.." imbuh uti.

Dan ketiga orang tua itu masih terus berbincang,

membicarakan Mega, membicarakan Wira, seperti tidak ada habisnya yang mereka bahas, namun sayangnya, diantar mereka tidak ada yang menyadari perasaan Wira dan Mega yang sesungguhnya.

Ketiga orang itu dengan tenang menganggap Wira menyayangi Mega layaknya adik kandungnya sendiri.

1
Murni Zain
Serius Handoko menangis 🤔🤔
msh ada hati dn perasaan sedih lihat anknya bersimpuh.. menyelamatkan dirinya. 🙄
indy
Pak handoko ke anak sendiri saja tega apalagi ke orang lain
Mika Saja
bisa nangis kau pak Handoko, penyesalan mu SDH TDK berguna lg, tinggal menunggu semua yg kau pnya akan hilang sekejap mata,,,mba ayu minta up 1x LG ya 🤭🥰
Mika Saja: siap mba ayu👍🥰🥰
ayuningdianti: besok ya kak.. matanya udah berat..😁🙏🙏
total 2 replies
margareta nababan
AYO UP LAGI KAKKKK PLIS KAMI NUNGGUIN MEGA D BAWA WIRA
Mika Saja
dah Wira ayo bw pergi aja Mega,, pelayan nya SJ sampai blng bgtu,tentunya mrk tau apa yg terjadi dirumah itu,,,
Nene Juan
Sampai ketinggalan tiga part, kenapa gx ada notip, di hpku yah..
Lyna Elza
hadehhhh HANDOKO dipelintir tangan nya Uda kesakitan kayak gitu..... sok pahlawan
Iyee Kah
suksess slalu thorr
ayuningdianti: amin kak...
total 1 replies
Sitti Ramadan
aku nangis lo thor, sedih, terharu wira dtg untuk mega, trus yudha ikhlasin mega buat wira walaupun dia juga harus babak belur
Murni Zain
Alhamdulillah akhirnya pertolongan dtg tepat waktu.. mas Wira ❤😍🥰
mbk Ayu the best ❤❤❤
Wiwik Roviyantini
kok ada y orang tua macam Handoko 😶😶😶
margareta nababan
kakkkkk, ayo up lagiiii saya ga sabarr nii
ayuningdianti: agak malam kak..🙏
total 1 replies
evi Lusi
makash upnya mbak Ayu
evi Lusi
wuih tepat waktu maz wiraa
Murni Zain
Alhamdulillah... akhirnya Wira dtg... tujukan pesona mu Mas Wira, bikin Handoko menyesal.balas semua perbuatan Handoko untuk Mega.
Lyna Elza
yessss hancur kan HANDOKO
Ervina Ard
Gimana nasib Yudha? Kl mngl, Handoko bs kena tp bs jg lolos, tergantung kekuatan 'rahasia' penyuapan yg dilakukan papanya Yudha.
santhy
mas wira .. aku padamu maaaass 😍
Mika Saja
orang tua Mega benar2 sakit ini,,Wira CPT lah kau dtng,,ayo selamat Mega dan yudha,,,basmi orang bersafari dan Orang tua mega yg benar2 mengerikan s
evi Lusi
semakin grrget aku sama papanya mega ini
sangat arogan sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!