Merebut Cintamu

"Nakal ya kamu mancing\-mancing aku. Bener kata mama calon menantunya nakal". Restandi menarik hidung Arleta yang tersipu malu ketahuan oleh Restandi.

"Aku ga pernah suka dan perhatian sama dia. Aku ga perduli dia suka atau ga sama aku. Yang aku perduli itu kamu". Restandi meraih tangan Arleta lalu mencium punggung tangannya lembut. Arleta berusaha menempatkan Restandi sebagai calon suaminya dalam hati dan pikirannya. Tapi apa yang dilakukan pria itu selalu sepuluh langkah lebih jauh kedepan dari apa yang di lakukannya. Arleta kadang jadi berdebar, tersipu atau tersentuh dengan apa yang dilakukannya. Seperti saat ini.

"Rest, apa betul ga ada gadis yang kamu suka?". Arleta menatap Restandi lekat.

"Kalau maksud kamu aku pernah naksir atau jatuh cinta pada seseorang, engga. Kamu tau kan waktu kuliah aku harus berupaya keras karena itu bukan bidang yang aku suka. Waktuku juga habis untuk pekerjaan karena itu bukan hal yang main-main. Mungkin belum waktunya aku menemukan wanita tersebut. Sampai aku bertemu kamu. Dari sejak kita bertemu aku suka denganmu. Arleta aku membuka hatiku untukmu. Aku ingin jatuh cinta dan mencintaimu". Restandi yang masih menggenggam tangan Arleta meremasnya lembut. Dari tatapannya Arleta melihat ketulusan di sana. Khusus untuknya.

"Bisakah kamu berjanji tidak berpaling dariku walau tidak mencintaiku?". tanya Arleta penuh harap. Bisa saja kan tiba-tiba Restandi bertemu wanita yang membuatnya jatuh cinta.

"Aku berjanji. Aku juga orang yang setia pada keputusan dan pilihan yang aku buat. Kamu bisa percaya padaku. Justru aku yang meminta janjimu untuk tidak melihat lagi pada cintamu yang lama. Aku khawatir kamu kembali lagi padanya?". Mendengar perkataan Restandi Arleta jadi teringat peristiwa tadi siang. Tanpa sadar Arleta menyenderkan kepalanya ke bahu Restandi. Dengan sedih di ceritakannya apa yang dialaminya siang tadi. Restandi terkejut. Melani mengejar Kevin hingga ke Jakarta. Baguslah, pikirnya lalu Kevin dan Melani tetap menjalin hubungan. Tapi Restandi tidak suka Arleta jadi sedih. Dia harus mencari tau tentang hal tersebut. Direngkuhnya lembut tubuh Arleta.

"Sudah jangan pikirkan lagi. Kamu kan sudah janji hanya akan pikirkan aku saja". Rengkuhan Restandi membuat Arleta merasa nyaman.

"Aku antar pulang ya. Besok kamu harus kerja kan? atau mau tidur sama aku di sini?". Restandi menggoda Arleta yang langsung melepaskan diri dari pelukan pria itu.

"Nanti apa papa, mama bilang?". balas Arleta.

"Oh mereka sih setuju saja. Apalagi kalau cepat punya bayi". Jawaban Restandi membuat Arleta tersipu, Arleta pun cepat melangkah keluar kamar diiringi tawa Restandi. Di mobil mereka masih mengobrol sambil menuju rumah Arleta.

"Rest, menurutmu Monika bagaimana?". Arleta suka pada Monika dan ingin tau pendapat Restandi tentang asistennya itu.

"Hm, pintar, rajin dan bertanggung jawab". jawab Restandi singkat. Tapi jawabannya belum memuaskan Arleta.

"Cuma itu saja? Sudah lama dia membantumu?".

"Sudah lumayan lama, tapi tepatnya berapa lama aku tidak ingat. Dia tidak pernah mengecewakan aku dalam pekerjaannya dan bisa menghadapi para wanita yang suka padaku. Satu lagi, dia tidak jatuh cinta padaku". Restandi tidak ingin menutupi pikirannya pada tunangannya.

"Kamu yakin dia ga jatuh cinta padamu?".

"Aku tau pasti siapa yang dia suka". jawaban Restandi membuat Arleta penasaran.

"Siapa?". tanya Arleta.

"Rahasia". Restandi membalas Arleta sambil tersenyum senang. Arleta memalingkan wajahnya kesal.

"Nanti juga kamu tau. Makanya sering-sering nengok aku di rumah sakit". itu pancingan. Arleta tau Restandi memancingnya untuk sering datang ke rumah sakit.

"Boleh tapi ada imbalannya". Arleta menantang.

"Aku kasih sekarang saja imbalannya". Kata Restandi sambil menepikan mobilnya dan berhenti. Tubuhnya tiba-tiba mendekati dan mencium kening Arleta. Gadis itu terkejut dan tidak tau harus bagaimana. Restandi kembali pada posisinya lalu mulai menjalankan mobilnya lagi.

"Kamu salah pilih lawan Arleta. Berani tantang aku lagi, sasaranku bisa di bawah dari itu loh". Restandi tersenyum manis saat menoleh pada Arleta. Sekali lagi Arleta memalingkan wajahnya yang tersipu malu. Untung saja tidak lama kemudian mereka tiba di rumah Arleta.

"Rest, kamu mau turun atau langsung?". tanya Arleta sambil membuka pintu mobil.

"Sudah menculik anak gadis orang seharian harusnya sih turun". jawab Restandi sambil turun dari mobil. Restandi menggandeng tangan Arleta masuk kedalam rumah. Benar saja di dalam anggota keluarga lengkap menunggu Arleta. Termasuk Armando. Mereka ingin tau Arleta pergi dengan siapa. Tapi melihat Restandi yang menggandeng Arleta masuk mereka lega dan merasa senang. Restandi memberikan salam dan menjelaskan kemana mereka hari itu. Mauren Kamajaya ibunda Arleta melihat tangan Restandi menggandeng tangan Arleta seperti melihat berlian di toko favoritnya. Matanya berbinar cerah. Mauren yang membawa Sofi ke kliniknya untuk memperkenalkan putrinya. Sebenarnya dia dan Sofi pernah berteman dekat pada waktu sekolah. Namun mereka terpisah dan baru belakangan ini bertemu kembali. Ketika di pertemukan dengan Arleta Sofi langsung suka pada Arleta dan mengusulkan perjodohan yang terjadi saat ini. Restandi memberi isyarat pada Arleta untuk segera beristirahat. Gadis itu setuju dengan beranjak menuju kamarnya. Mauren mengikuti Arleta dari belakang meninggalkan para pria yang asik mengobrol.

"Mama senang kamu bisa menerima Restandi". Mauren di kamar Arleta mengusap kepala putrinya.

"Jangan membuat kami kecewa, pernikahan ini yang terbaik untuk kamu sayang". Mauren meninggalkan Arleta agar bisa beristirahat. Arleta mengerti mamanya senang mengetahui dia menghabiskan waktunya dengan Restandi. Tapi kalau mamanya tau dia menjemput Rangga tadi apakah masih akan tersenyum seperti itu? Sampai saat ini orangtuanya masih belum tau apa yang telah di perbuat Kevin. Arleta ingin tetap seperti itu.

Seperti janji kemarin Arleta dan Revita bertemu. Revita curhat pada Arleta tentang Arlan yang uring-uringan. Para pria yang suka pada Revita di kantor membuat Arlan kesal dan cemburu. Mereka tidak malu-malu memperlihatkan rasa sukanya pada Revita. Ada yang memberikan bunga, coklat atau kue-kue cantik di meja Revita. Bahkan ada yang mengirim pesan di ponsel Revita mengajak makan siang atau makan malam. Sepertinya Arlan tidak dianggap oleh mereka. Revita yang pusing menghadapi Arlan.

"Aku harus bagaimana dong?". Revita mengeluh pada Arleta.

"Coba tiru apa yang Restandi lakukan. Pajang fotomu bersama Arlan di meja kerjamu". usul Arleta.

"Hah, Restandi lakukan itu?". tanya Revita tidak percaya. Arleta tertawa. Dia saja kemarin heran.

"Kamu saja ga begitu Leta, wah ga nyangka pak dokter ternyata kasmaran ya". menurut Revita hanya orang yang jatuh cinta yang melakukan hal itu. Memajang foto kekasih hati agar bisa dilihat saat rindu.