Perfect Husband

Fabby makan sangat banyak, dia pun mengusap perutnya saking kenyangnya. "Astaga kenyang sekali," gumam Fabby.

"Bagaimana, enak 'kan masakan aku?" ucap Arga.

"Lumayan," sahut Fabby singkat.

"Masa lumayan sampai nambah dua piring," goda Arga.

"Memangnya kenapa? kamu gak ikhlas masakin aku? oke, aku ganti semua masakan kamu," ucap Fabby dengan angkuhnya.

"Kamu selalu saja salah paham, aku tidak butuh uangmu cukup kamu akui saja masakanku enak, itu sudah cukup," sahut Arga.

"Mana ponselku." Fabby meminta ponselnya yang dibawa oleh Arga.

"Nanti saja, aku mau tidur dulu. Nanti bangun tidur, ponsel kamu aku berikan," ucap Arga dengan santainya.

"Kok gitu sih? bagaimana kalau nanti ada yang menghubungiku? bagaimana kalau ada apa-apa di kantor," kesal Fabby.

"Kalau ada yang menghubungimu, nanti aku yang angkat." Arga melengos masuk ke dalam kamarnya.

"Astaga, menyebalkan banget sih kamu!" teriak Fabby.

Arga tidak memperdulikan teriakan Fabby, dia pun mulai merebahkan tubuhnya untuk beristirahat sejenak. Fabby benar-benar merasa bosan seharian di rumah, mana di rumah orang lain. Perlahan Fabby melihat Arga di dalam kamarnya, terlihat Arga sudah terlelap.

"Sepertinya dia sudah terlelap, aku mau pergi ke kantor saja," batin Fabby.

Fabby pun segera mengambil tas dan kunci mobilnya, lalu segera pergi dari rumah Arga menuju kantornya. "Apa-apaan dia, ponsel aku sampai di sita segala memangnya dia siapa?" gerutu Fabby.

Fabby menghentikan mobilnya karena lampu merah, dia pun tidak sengaja menoleh ke samping. Seketika Fabby membelalakkan matanya kala melihat Poppy yang berada di dalam mobil dan ternyata itu mobil Andre. Fabby sampai terkejut, kala melihat Poppy yang terlihat tertawa bersama dengan Andre.

"Itu 'kan Andre, kok bisa dia bersama Poppy? apa mereka punya hubungan spesial?" batin Fabby tidak percaya.

Fabby terus memperhatikan keduanya, mereka bercanda bersama bahkan keduanya tampak sangat bahagia. Tanpa sadar air mata Fabby menetes, tapi dengan cepat Fabby menghapusnya.

"Pantas saja pesan aku tidak pernah dia balas, ternyata dia pacaran dengan Poppy. Tapi sejak kapan mereka berhubungan, kenapa aku sampai tidak tahu?" batin Fabby.

Ada sedikit perasaan sakit di dalam hati Fabby, ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan. Bahkan yang lebih menyakitkan lagi, pria yang dia cintai ternyata berpacaran dengan orang sangat dekat dengannya. Lampu pun berubah menjadi hijau, Fabby yang awalnya ingin ke kantor mendadak tidak bersemangat lagi dan memutuskan untuk berbalik arah kembali ke rumah Arga.

"Kenapa kisah percintaanku tidak pernah beruntung, selalu saja berakhir menyedihkan," batin Fabby dengan deraian air matanya.

Diperjalanan dia mampir ke mini market dan membeli es krim ukuran jumbo. Setelah mendapatkannya, dia pun kembali melajukan mobilnya menuju rumah Arga. Dia tidak sadar, padahal dia bisa saja pulang ke rumah nenek Andin tapi hatinya justru memilih pulang ke rumah Arga.

Sesampainya di rumah Arga, Fabby pun masuk lalu membuka es krim yang barusan dia beli di mini market. Lalu melahapnya dengan sangat cepat, dia tidak memperdulikan Arga yang dari tadi duduk di hadapannya. Arga sudah bangun, karena dia tidak jadi tidur setelah mendengar suara mobil Fabby yang tadi pergi secara diam-diam.

"Dari mana kamu? kenapa kamu tidak izin dulu jika mau pergi," ucap Arga.

Fabby tidak memperdulikan Arga, dia terus saja melahap es krimnya seperti orang kesurupan. Arga merasa ada yang aneh dengan Fabby, dia pun mengambil kotak es krim itu dan menatap Fabby dengan tajam.

"Kamu kenapa?" tanya Arga.

"Kembalikan es krim aku," ucap Fabby dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa ada masalah?" tanya Arga kembali.

Fabby bangkit dari duduknya dan berusaha mengambil es krimnya namun lagi-lagi Arga tidak mau menyerah sebelum Fabby mau menjawab pertanyaannya. Saking kesal dan sesaknya, akhirnya air mata Fabby kembali menetes.

"Kenapa kamu selalu menyebalkan, tadi ponsel aku yang kamu sita, sekarang es krim aku. Tidak bisakah kamu membuat hidupku tenang untuk sekali saja!" teriak Fabby dengan deraian air matanya.

Arga sampai kaget melihat Fabby seperti itu, tanpa menunggu lama Fabby pun masuk ke dalam kamar Arga dan membanting pintu kamar Arga. "Dia kenapa? apa ada sesuatu yang membuatnya sedih?" batin Arga.

Arga tidak mengikuti Fabby, dia membiarkan Fabby melepaskan kesedihannya terlebih dahulu. Fabby menangis sejadi-jadinya di dalam kamar, merasakan sesak di dalam hatinya. Ternyata cintanya harus layu sebelum berkembang, dan dia harus menerima kenyataan pahit jika pria yang dia sukai malah menyukai asistennya sendiri.

Sementara itu di kantor. "Apa Bu Fabby akan marah jika tahu aku pacaran sama Mas Andre? seharusnya aku tidak boleh menerima Mas Andre kemarin, karena aku tahu jika Bu Fabby menyukai Mas Andre," gumam Poppy sedih.

Poppy merasa tidak enak kepada Fabby, tapi dia juga tidak bisa memungkiri perasaannya kepada Andre. "Aku harus ngomong jujur sama Bu Fabby, aku tidak peduli jika Bu Fabby akan memecatku," gumam Poppy.

***

Menjelang sore, Fabby baru saja bangun tidur. Habis menangis, Fabby merasa kelelahan dan akhirnya tertidur. Mata Fabby terlihat sangat sembab, dia pun keluar dari kamar dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Arga hanya memperhatikan Fabby, sembari menonton tv.

Keluar dari kamar mandi, perut Fabby kembali bersuara. "Astaga, aku lapar sekali," batin Fabby.

Fabby pun melihat ke arah Arga, tapi dengan cepat dia memalingkan wajahnya. Fabby saat ini benar-benar sangat marah kepada Arga dan sedang tidak mau berbicara dengan Arga. Fabby pun mencari sesuatu untuk dia makan, dan lagi-lagi Arga hanya memperhatikan gerak-gerik Fabby.

Fabby melirik ke arah tumpukan mie yang berjejer rapi di lemari makanan. "Mie itu pasti enak, tapi aku gak bisa cara masaknya," batin Fabby dengan wajah sedihnya.

Fabby terus memandang mie itu dengan mulut yang mengecap sembari mengelus perutnya. Arga mengikuti arah pandang Fabby, dan seketika Arga mengulum senyumannya. Arga pun bangkit dari duduknya.

"Astaga, perutku lapar sekali sepertinya makan mie enak nih." Arga sengaja bicara seperti itu karena dia tahu Fabby menginginkan mie itu.

Fabby langsung cemberut dan pergi menghindari Arga, lalu duduk di sofa menonton TV tapi matanya melirik ke arah Arga. "Dia benar-benar sangat menyebalkan, sudah tahu aku ingin makan mie itu sekarang dia dengan sengaja memasak mie," gerutu Fabby.

Arga mulai memasaknya, ternyata harum mie itu membuat Fabby semakin lapar untung saja dia tidak sampai ngeces saking inginnya dia makan mie. Arga benar-benar suka sekali menggoda Fabby, selama memasak mie Arga terus saja tersenyum. Dia bisa membayangkan bagaimana wajah Fabby yang ingin sekali memakan mie itu, Fabby memang wanita yang terlalu banyak gengsi.