AKU SARANIN BACA DULU Si DUKU MATENG YA BIAR TAHU ASAL USULNYA CERITA INI
HAPPY READING
Penghulu menikahkan itu memang sudah tugasnya, lalu bagaimana kalau Penghulunya yang dinikahkan
Alkan Arthama Syarief, si Penghulu tampan berlesung pipi, yang bisa membuat para calon pengantin wanita berpaling dari calon suami mereka.
Dipertemukan dengan Grecia, si gadis apa adanya, yang sangat jauh dari tipe Alkan. Bahkan Cia rela menjadi stalker dari seorang Alkan, si Penghulu tampan, kapan pun dan dimana pun.
Hidup, sikap, penampilan, bahkan gaya berbicara pun mereka bagaikan langit dan kerak bumi. Alkan yang begitu sederhana dan lembut, Grecia yang begitu glamor dan bar bar serta emosian, didukung dengan segala kemewahannya.
Akankan mereka bisa saling melengkapi, disaat banyak yang menentang, karena perbedaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara Gara Si Jaket
Cia terlihat cantik, dengan gaun selutut berwarna violet. Hari ini dia harus mengunjungi DIAMOND QUEEN, karena Berliana sudah menyerahkan segala tanggung jawab padanya, mau tidak mau Cia harus sanggup dan bertanggung jawab.
Kedua sudut bibir Cia tertarik keatas, membentuk senyuman manis kala melihat jaket Alkan, diatas tempat tidurnya.
Dengan cepat, Cia berlari kearah pembaringan, tidak lama jaket hitam itu sudah terpasang ditubuh kecil Cia. Walaupun sedikit kebesaran, namun Cia tidak peduli. Kala jaket hitam itu, melekat ditubuhnya, Cia merasa kalau saat ini Alkan tengah mendekapnya erat.
"Udah ah, bisa gila aku lama lama!" gerutunya.
Si gadis cantik, menepuk dahinya lumayan kencang, guna menghilangkan pikiran gilanya. Setelah itu, Cia segera keluar dari dalam kamar, karena waktu semakin siang.
Gadis berambut sepunggung itu, menuruni satu persatu anak tangga dengan tergesa. Sesampainya dilantai dasar, Cia segera menuju ruang makan, dimana sang Mami berada.
"Selamat pagi, penghuni kediaman Nagara." seru kencang Cia.
Semua orang yang ada disana terlihat menoleh, termasuk Galaska yang tengah sibuk membenarkan radio kesayangan Erik, salah satu bodyguard rumah ini.
"Masih pagi, gak usah ribut! bikin pengang kuping!" ucap galak Galaska.
Cia mendudukkan diri dengan malas, sang Abang memang selalu mengajaknya beradu mulut, setiap kali mereka bertemu.
"Cici juga males ribut sama Abang, buang tenaga." sahut Cia malas.
Gadis cantik itu terlihat menyendok nasi goreng didepannya, tidak peduli dengan tatapan sinis yang ditampilkan oleh Galaska, untuknya.
"Hari ini kamu kerja, Ci?" tanya Lovy, yang baru saja datang dari arah dapur.
"Iya Mi, Cici hari ini harus datang. Para model DIAMOND QUEEN akan melakukan seleksi, buat fashion week bulan depan." ucap Cia santai, gadis itu menikmati sarapan dengan tenang, tanpa menyadari kalau saat ini, Galaska tengah menatap penuh selidik, pada jaket yang tengah dia pakai.
"Jaket siapa ini?" tanya Galaska.
Cia yang tadinya tenang dan damai, tiba tiba diserang rasa gugup, namun dengan tenang, gadis itu meraih satu gelas air putih, lalu meneguknya perlahan hingga tandas.
"Aahh, Alhamdullilah kenyang." ucap syukur Cia, dia bahkan sama sekali, tidak menjawab pertanyaan Galaska.
"Ini jaket siapa?" tanya Galaska lagi, untuk kedua kali.
"Ya, jaket Cici lah," ujar santai Cia, padahal saat ini dia tengah menahan gemuruh didada, karena gugup.
Apa lagi saat melihat, wajah datar Galaska, pria itu terlihat seperti FBI yang tengah mengintai target, dan target intaiannya adalah si jaket yang tengah dipakai Cia.
"Abang gak bego ya, ini jaket cowok! ngapain kamu pakai jaket cowok? bilang, ini jaket siapa?" cecar Galaska, bahkan pria itu segera mendekat, lalu mengendus layaknya seekor Anjing pelacak.
"Ih Abang ngapain sih, memangnya dosa ya? kalau Cici pakai jaket cowok? " kilah Cia.
Gadis itu mengalihkan pandangan kerarah lain, menghindari tatapan tajam penuh selidik sang Abang. Galaska terlihat masih menampilkan wajah datar, judes, serta penuh ancaman pada sang adik.
"Sudah, jangan ribut! masa cuma masalah jaket kalian ribut, ayo habiskan sarapannya. Cici nanti hati hati myetirnya, ingat jangan ngebut." ucapan Lovy mengandung perintah serta pesan untuk kedua anaknya.
"Abang tuh, Mi!" sungut Cia.
"Eeh mau durhaka kamu, sama Abang huh! awas saja kalau sampai Abang tau, jaket milik siapa ini?" ucap ngegas Galaska, tidak pernah mau mengalah.
Pria berwajah judes serta bermulut pedas ini, memang terlalu protektif pada Cia.
"Melody, yang bakalan ngantar kamu!" lanjut Galaska.
Dan kalimatnya itu sukses membuat Cia menoleh, bahkan menatap tidak percaya pada Galaska.
**NAH GITU DONG SENYUMIN AJA BANG
HOLLA MET PAGI EPRIBADEH
GIMANA KABAR KALIAN
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA
SEE YOU NEXT PART MUUUAAACCHH**
lama2 author nya tak jak bkin kolak ini....
mampir juga yuk ke novel aku
MENIKAHI WANITA MALAMKU