Sumiyem gadis desa yang menjadi rebutan banyak lelaki di alam nyata maupun alam ghaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Durahman Kedu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membakar markas milik Bento
Semua orang ikut dalam 2 mobil.
mobil pertama di kemudikan anak buah Bento, nenek Samirah bersama Bento di dalam mobil milik Bento sedangkan mobil milik nenek Samirah di kemudikan Jimi dan 4 tawanan berserta Santoso ada di dalam mobil itu,
Mobil bento paling depam di ikuti mobil Jimi dan mereka melaju menuju kawasan alas roban tempat markas mereka, dari alas roban masih agak jauh dikit ke utara.
Perjalanan selama 1 jam pun mereka sudah brada di kawasan alas roban dan mobil pun terus melaju.
Sementara itu bos Adnan dan David terlihat gelisah karena hecker mereka yang di minta memantau anak buahnya tak mampu menembus apa yang terjadi.
"Ada apa ini sampai satelit tak bisa memantau kejadian di pertigaan Cemoro.?"
"Itulah bos, kami juga tidak tahu. Tapi di area lain bisa terpantau."
"Apa tempat itu sudah di kunci oleh pihak musuh.?"
"Sepertinya tidak bos, sebab selama ini kami belum menemukan area di kunci agar tak terpantau." jawabnya.
"Baiklah kita tunggu saja kabarnya, oh ya.. Sutar ke sini..!"
"Saya bos.."
"Kamu ajak temanmu ke markas Bento siapa tahu mereka sudah pulang, jangan sampai semua orang di situ tahu kamu, bersembunyilah dan kabari aku apapun itu."
"Baik bos.. Permisi bos.." jawabnya sambil membukuk lalu pergi dan mematuhi perintah bos nya.
Hari menjelang magrib rombongan nenek Samirah sudah sampai di markas Bento dan memerintahkan bento untul keluar dari mobil namun dengan sigap Santoso menembak penjaga di depan rumah bento.
Setelah semua di beresi segera semua keluar dengan tangan di ikat, mereka di giring masuk ke dalam rumah markas dan di dudukan di tengah ruangan.
"Ikat semua jadikan satu lalu kamu ambil bom waktu, letakan di sudut rumah ini dan terakhir di dekat Bento." kata nenek Samirah lirih kepada Santoso.
Dengan mengangguk lalu berjalan mendekati orang-orang mafia itu dan di ikat di jadikan satu sedangkan Bento di biarkan kesakitan karena kakinya masih mengeluarkan darah. Lalu Santoso keluar mengambil bom waktu di mobil Bento.
"Jimi, kamu geledah rumah ini cari barang berharga dan kumpulkan senjata mereka lalu masukan ke mobil." kata nenek Samirah.
Jimi pun melaksanakan perintah gurunya dan Nenek mendekati Bento yang kesakitan.
"Kamu harus mampus bersama rumahmu ini juga akan hancur." kata nenek Samirah di dekat Bento.
"Apa yang kamu perbuat sekarang saatnya kamu menerima balasan. Seandainya kamu tidak mencari masalah denganku maka tak akan terjadi hal seperti ini.."
Santoso melakukan pemasangan bom di setiap sudut rumah dan tinggal 1 bom ia mendekati nenek Samirah.
Dengan diam Santoso meletakan bom di dekat 5 orang itu dan Bento pun di ikat agar tak bisa lari.
Sedangkan Jimi membawa 2 koper besar keluar ruangan dan memasukan ke dalam mobil.
"Semua sudah beres guru." kata Santoso.
Nenek Samirah, Jimi dan Santoso segera masuk ke dalam mobil mereka dan menjauh dari markas. Tak lama 2 orang anak buah Adnam yang menyelidiki sudah akan mencapai pagar markas.. tiba-tiba..
"BUUUUUMMM.... BUUUMMM..." 6 bom meledak bersautan menghancurkan markas dan serpihan-serpihan berhamburan ke sana kemari..
dua orang yang akan mendekat tadi terpental ke belakang lalu berlari mendekati motornya dan pergi dengan cepat.
Bom telah meluluh lantahkan rumah sampai tak tersisa, semua hancur dan terbakar bahkan ke 6 orang itu pun menjadi serpihan daging dengan bau anyir dan daging gosong.
Polisi yang mendengar berita itu langsung menuju ke TKP dengan senjata lengkap. Namun semua polisi tidak menemukan orang sama sekali untuk di mintai keterangan.
Sementara itu mobil yang di kemudikan Jimi tetap melaju dengan tenang saat mereka di pegunungan melihat ke bawah asap yang mengepul dan api yang masih menyala.
"Semoga ini yang terakhir.." kata Jimi.
"Belum nak.. Ini belum berakhir masih banyak musuh ke depannya."
"Guru.. Dua koper ini semua berisi uang. Mau di apakan uang ini guru.?" tanya Jimi.
"Jangan di pakai uang itu, kita sumbangkan ke yayasan dan tempat ibadah."
"Baik guru.. Lalu semua senjata ini..?"
"Kita kuburkan di rumah nanti."
samirah atau marsinah sih ??
jadi bingung 😕
Di lanjut kak author 👍🌹