NovelToon NovelToon
Ketulusan Hati

Ketulusan Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / dosen / nikahmuda
Popularitas:38.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Berwajah ayu dan selalu berpakaian syar'i , lemah lembut, taat beribadah dan penurut adalah sifat yang dimiliki oleh seorang gadis bernama Cut Dara Maristha, memiliki darah kental Aceh karena kedua orangtuanya berasal dari Aceh. Gadis pemilik senyuman indah, seindah bulan purnama.

Naas, sebuah kecelakaan mobil merubah hidup Dara tiga ratus delapan puluh persen. Sang pemilik mobil yang menabrak dirinya, meminta agar Dara menikahi suaminya sebagai permintaan terakhirnya. Pria yang memiliki sifat dingin dan sangat membenci wanita alim dan lembut karena masa lalunya.

Apakah Dara akan menerima permintaan terakhir itu? Tidak ada yang tahu rencana besar sang maha pencipta untuk makhluk ciptaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Cinta itu bukanlah sebuah kesalahan, tetapi cinta akan terlihat salah jika kita menempatkannya di posisi yang salah pula. Cinta yang tulus hanya didapat dari-Nya yang tak pernah tidur, dari-Nya yang mengatur skenario kehidupan.

...\~Cut Dara Maristha\~...

Awan mendung menyelimuti langit ibu kota. Seakaan menunjukkan kesedihan mendalam atas kepergian Della untuk selama-lamanya. Sungguh kesedihan yang amat mendera untuk keluarga Pratama. Della telah berpulang kerahmatullah tepat tiga jam yang lalu. Dan saat ini Arham masih terduduk lesu, menatap pusaran terakhir istrinya dengan tatapan kosong. Tangannya mengepal erat tanah merah itu, menyalurkan rasa sakit dihatinya. Setelah puas, ia pun bangkit dan langsung beranjak pergi. Dara yang sejak tadi ada di sana pun langsung menyusul Arham. Karena saat ini ia sudah sah menyandang status istri Arham. Sebelum kepergian Della, Arham berhasil mengikatkan benang suci itu pada Dara.

Bukan tanpa alasan yang jelas untuk Dara menyetujui pernikahan itu. Selama dua hari terakhir, Dara terus meminta petunjuk dari Sang Maha Kuasa. Jawabannya hanya satu, Arham lah yang selalu hadir dalam mimpinya. Wajah itu terlihat jelas dan berulang selama dua malam. Oleh karena itu Dara yakin dengan keputusannya.

"Pak tunggu sebentar!" Seru Dara saat melihat Arham hendak masuk ke dalam mobil.

"Jangan pedulikan aku." Sahut Arham dengan nada dingin. Kemudian ia pun langsung pergi meninggalkan Dara yang mematung ditempatnya.

Dara terlihat bingung sekarang, pasalnya ia tak tahu di mana rumah lelaki yang saat ini sudah menjadi suaminya itu. Bahkan ia tak membawa mobil, keluarga Arham juga sudah pulang lebih dulu. Dara mengehela napas panjang, lalu memutuskan untuk pulang dengan taxi. Ia sedikit berjalan menjauhi pemakaman. Karena di sana tak ada taxi yang lewat. Tiba-tiba hujan turun begitu deras dan berhasil membasahi tubuh Dara. Ia pun langsung berlari menuju sebuah halte yang lumayan jauh.

Sesampainya di halte, Dara memeluk tubuhnya sendiri karena merasa kedinginan. Sekujur tubuhnya basah kuyup. Hingga sebuah mobil silver berhenti tepat didepannya. Dara sangat mengenali mobil itu. Tubuhnya pun terpaku saat melihat seorang pria tampan turun dari mobil itu dengan sebuah payung. Lalu menghampirinya. Tatapan gadis itu pun mendadak kosong.

"Kenapa kamu di sini?" Tanya pria itu seraya membuka jas miliknya. Lalu memakaikannya pada Dara. Dara masih terdiam, bahkan buliran air bening mulai membasahi pipinya. Tubuhnya bergetar dengan suara isakkan yang tenggelam oleh suara hujan.

"Sudahlah." Pria itu langsung menarik Dara kepelukannya. Membuat tangisan Dara semakin pecah. Pria itu tak lain adalah Teuku Haikal Alfaruq, abang kandung Dara. Haikal mengelus punggung sang adik, mencoba untuk menenangkannya.

"Kita pulang." Ajak Haikal yang dijawab anggukan oleh Dara. Lalu keduanya langsung beranjak pergi dari tempat itu. Tanpa mereka sadari, sepasang mata mengawasi mereka dari jauh. Sorot mata itu manajam dan memancarkan aura kemarahan.

***

"Bunda, jika Dara sudah bangun tolong berikan obat ini pandanya." Pinta Haikal memberikan sebungkus obat demam pada Zahra.

Haikal memang seorang dokter. Oleh karena itu ia memeriksa kondisi sang adik yang demam akibat terkena hujan siang tadi.

Zahra pun mengangguk sambil mengusap kepala Dara yang masih tertidur pulas. Haikal yang melihat itu merasa sangat iba. Dara adalah adik satu-satunya yang sangat ia sayangi. Haikal juga mengetahui apa yang menimpa adiknya saat ini.

Haikal merupakan orang pertama yang menyangkal keputusan Dara. Namun adiknya itu sangat keras kepala. Ia tak bisa melarangnya, karena itu ia sangat marah dan enggan untuk menghadiri akad nikah sang adik yang digelar di rumah sakit. Padahal rumah sakit itu tempatnya bekerja. Dan ketakutannya benar-benar terjadi, lelaki itu tak menginginkan Dara.

Pertemuan dengan Dara tadi bukan sekadar kebetulan, karena Haikal memang terus mengikuti mereka sejak di rumah sakit. Bahkan ia juga menyaksikan akad nikah sederhana itu di ruang monitor. Haikal tidak benar-benar marah pada adik keras kepalanya itu. Semarah apa pun dirinya, akan tetap kalah dengan rasa sayangnya pada sang adik.

"Bunda, Ical pamit ke rumah sakit, malam ini kena jadwal piket." Pamit Haikal mencium punggung tangan Zahra.

"Jangan lupa makan dulu," ucap Zahra menatap putranya lamat-lamat.

"Iya, Bunda. Assalamualaikum." Ucap Haikal yang langsung beranjak pergi.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh." Balas Zahra menatap kepergian Haikal. Kemudian perhatiannya ia alihkan kembali pada Dara. Hatinya sangat sakit saat melihat kondisi Dara saat ini. Zahra tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena Haikal menyembunyikan itu darinya.

"Bunda hanya berdoa agar kamu selalu bahagia, Nak." ucap Zahra mengelus kepala Dara begitu lembut. Dan menghadiahi kecupan hangat di keningnya sebelum pergi meninggalkan kamar itu.

Di tempat lain, terlihat seorang pria tengah duduk di sofa sambil menatap kedua orangtuanya bergantian. Tatapan yang sulit diartikan.

"Apa kamu ingin membuat Mama sama Papa malu, Arham? Di mana akal sehatmu, meninggalkan istri kamu sendirian di pemakaman? Bahkan dia tidak tahu alamat rumah kamu, Arham." Geram Hesti tak habis pikir dengan ulah putranya.

"Dia akan pulang, jika tahu dirinya sudah menjadi seorang istri. Lagian wanita itu hanya istri di atas kertas, Ma. Arham menikahinya karena permintaan terakhir Della. Arham capek, mau tidur." Sahut Arham dengan santai dan langsung meninggalkan kedua orang tuanya.

"Jemput dia Arham." Tegas Gilang yang berhasil menghentikan langkah Arham. Arham pun berbalik dan menatap kedua orang tuanya malas.

"Jika dia tau diri, dia akan pulang." Ujar Arham yang langsung pergi meninggalkan Hesti dan Gilang yang terpaku mendengar jawabannya. Tangisan Hesti pun pecah seketika.

"Apa yang harus kita lakukan, Pah? Mama sudah tidak melihat lagi Arham yang dulu, dia berubah Pah. Hatinya sekeras batu."

Gilang memeluk Hesti untuk menenangkannya. "Kita serahkan semuanya pada Allah, Mah. Yang sabar, Insha Allah Arham akan kembali pada dirinya yang dulu." Hesti pun mengangguk. Berharap apa yang suaminya katakan itu benar-benar terjadi. Bahkan saat ini Hesti tak lagi mengenali putranya sendiri..

Di dalam kamar mandi, Arham memukul tangannya ke dinding. Hingga mengeluarkan darah segar. Ia juga mengguyur tubuhnya di bawah shower. "Aaakhhhhh!" Arham berteriak frustasi. Ia sangat marah pada takdir yang selalu mempermainkannya. Bahkan rasa sakit ditangannya tak sebanding dengan sakit dihatinya.

"Kau sama saja dengan wanita murahan itu, semua wanita seperti kalian sama saja. Menyembunyikan kebusukan dibalik pakaian besar." Umpat Arham saat mengingat bayangan Dara yang sedang memeluk seorang pria asing. Hal itu benar-benar memengaruhi perasaannya yang saat ini tengah berkecamuk.

Siang tadi Arham memang kembali untuk menjemput Dara. Namun ia tak menyangka akan mendapatkan pemandangan menyakitkan itu. Dara memeluk seorang lelaki asing di tempat umum. Yang benar saja? Wanita berpenampilan alim seperti Dara melakukan itu. Saat ini pikiran lelaki itu dipenuhi hal-hal negatif tentang istri barunya.

Satu jam berlalu, Arham pun keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk sebatas pinggang. Lalu pandangannya langsung tertuju pada foto pernikahan dirinya degan Della. Ia tersenyum getir. Kisah cintanya tak pernah berjalan mulus. Bahkan istri yang baru saja mulai ia cintai harus pergi jauh dan tak mungkin untuk kembali. Sejujurnya Arham sudah mulai menerima Della dan membuka hatinya untuk wanita itu. Tapi takdir berkata lain, tuhan merenggut paksa wanita itu darinya. Yang membuat Arham tak habis pikir lagi, Della menyuruhnya untuk menikahi Dara. Gadis yang mengingatkannya dengan masa lalu yang menyakitkan. Seakan mengorek luka yang belum sepenuhnya kering.

"Kenapa kau melemparku kejurang yang sama lagi Della? Kenapa kau lakukan itu?" Kesal Arham meraih foto Della yang sedang tersenyum. Lalu melemparnya asal ke atas kasur. Kemudian pandangannya beralih pada laci yang sedikit terbuka, karena penasaran Arham membuka laci itu. Matanya terbelalak saat menemukan sebuah benda dengan dua garis merah di dalamnya. Jantung Arham pun berpacu hebat, ia tahu pasti benda apa itu. Arham langsung memakai piama miliknya dan beranjak keluar membawa benda itu.

"Mama, apa maksud semua ini?" Tanya Arham melempar benda pipih itu di atas meja. Hesti yang melihat itu sangat terkejut dan langsung bangun dari posisinya. Namun dengan cepat ia menormalkan ekspresinya.

"Apa Della hamil, Ma?" tanya Arham penuh curiga. Hesti menatap Arham sekilas.

"Ya, dia tidak ingin kamu tahu. Della tidak bisa bertahan karena mengalami pendarahan hebat. Mama minta maaf tidak memberi tahu kamu soal itu, ini semua permintaan Della." Jawab Hesti masih bersikap tenang. Meski sebenarnya ia merasa bersalah pada Arham.

Amarah Arham pun semakin tersulut mendengar jawaban Hesti. Lalu pikirannya langsung tertuju pada Dara. Karena ia masih berpikir kecelakaan yang terjadi disebabakan oleh gadis itu.

"Jadi wanita itu sudah membunuh istri dan calon anakku? Aku tidak akan pernah memaafkan kesalahannya." Geram Arham dengan mata yang memerah.

"Tidak, Arham! Dara tidak bersalah. Itu murni kecelakaan." Hardik Hesti yang tak terima dengan tuduhan Arham.

"Cukup! Mama jangan membela wanita itu lagi di depanku. Aku muak, Ma." Sahut Arham dengan suara lantang. Hesti yang mendengar itu sangat kaget. Lalu lelaki itu bergegas pergi menuju kamarnya. Mengabaikan perasaan Ibunya.

Hesti terduduk lesu, ia benar-benar sudah kehilangan Arham yang dulu. Arham yang selalu bersikap ramah dan menghormati orang tua. Namun kali ini semua itu seakan berbanding terbalik. Bahkan sebelum ini Arham tak pernah membentaknya.

"Ya Allah, tolong lindungi anak hamba, jauhkan dia dari perbuatan buruk. Ampuni segala kesalahanya selama ini, lembutkanlah hatinya Ya Allah." Hesti menangis sendu. Ia mengharapakan Arham kembali seperti dulu lagi.

***

Suara azan subuh berhasil membangunkan gadis cantik yang tengah bermimpi buruk. Ia tersentak dari tidurnya dengan napas yang memburu. Bahkan tubuhnya sudah dipenuhi peluh.

"Astagfirullahal'azim." Ucapnya seraya mengusap wajah. Lalu mengambil air putih di atas nakas. Ia sangat haus.

"Bismillahirrahmanirrahim." Perlahan ia meneguk air itu hingga tandas. Kemudian meletakkan gelas kosong itu ke tempat semula. Namun ia tersentak kaget saat melihat seorang pria asing duduk di sofa dengan sorot mata yang tajam mengarah padanya. Sontak gelas itu terjatuh dan menghasilkan bunyi pecahan yang nyaring.

1
Umi Maryam
ih aku ko benci banget yah ama org yg sombong ilmu tinggi jabatan di sen tapi ahlak maines ,kenapa ga kroscek dulu main di tnah org aja .
Ayu galih wulandari
Laki laki ,suami DZOLIM itu cocok buat kamu Arnold semoga kamu masuk neraka 😡😡
Ayu galih wulandari
manusia iblis alex 😜😜😜
Ayu galih wulandari: Maaf maksudnya Arnold manusia iblis itu kakaknya Alex ,mana ada kaka yg nyiksa adiknya 😭
total 1 replies
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak🤗🤗😘😘😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut doong kak Author ,masak ceritanya bgt aja langsung end ke gantung kyk jemuran blm keriiing krg seruuu mana kita tahu kelanjutannya.Hayooo SEMANGAT DOONG kak ...💪💪💪💪💪
Gavra Ariella
Kecewa
Gavra Ariella
Buruk
Ayu galih wulandari
lanjuuut
dalla.dalla
gimane mau 'pulang',kan dia kagak tahu alamat lo udin...
Yanti86
Luar biasa
sharvik
aduh in tdk shrus y d lkukn arham . . jhat mu tdk ad obat y lg . .wlpun prank ttp kau jhat
sharvik
jd kesal dg dara trlalu mmpertahan kn khmilan y it . .
Ayu galih wulandari
Suatu saat Arham akan menyesal seumur hidupnya ,sdh ada bidadari tk bersayap dibrmhnya msh jahat ,arigon 😏😏
Anonymous
ok
sri Hartati_
untuk2 bagus bikin penasaran. Lanjuttt❤️
Ayu galih wulandari
😝😝😝 msh aja atigan si arkham
Ayu galih wulandari
Dara sakit krn Arkham bercocok tanam terus
Ayu galih wulandari
Giliran begini kyk orang bodoh su Arkhan
Ayu galih wulandari
Bagus alur ceritanya karyamu kak author Semangat...😍😍😍😍
Lsnjuuuut tentang anaknya Dara di Ara syantiik ...😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!