NENEK PAHLAWANKU
Pedesaan merupakan tempat dengan suasana yang damai, tentram, dan tenang. Jauh dari suasana perkotaan yang bising dengan keramaianya, serta polusi udaranya.
Suasana desa yang sejuk dengan pepohonan yang rindang, kicauan burung-burung yang beterbangan, suara aliran air sungai yang jernih, serta keindahan panorama alam yang indah membuat orang nyaman hidup di desa. Meskipun jauh dari perkotaan bukan berarti tinggal di desa itu sulit, mungkin saja kehidupan di pedesaan itu lebih baik dari pada diperkotaan.
Suasana fajar dipagi hari dengan diringi suara ayam berkokok. Suasana siang hari dengan pancaran sinar Mentari yang hangat tidak terlalu panas. Suasana sore hari yang tentram dengan pancaran sinar senja yang indah, yang menampakan cantiknya Gerakan matahari yang perlahan-lahan terbenam. Suasana malam hari yang begitu tenang dengan pencahayaan sang rembulan yang terang, angin malam yang dingin menyegarkan, serta langit malam yang indah dengan dihiasi bintang-bintang bertebaran yang bersinar menebarkan cahaya berkilauan. Tidak ketinggalan suara jangkrik yang memecah keheningan malam, membuat jiwa-jiwa yang kelelahan terlelap dan tertidur pulas dengan tenangnya dikeheningan malam.
Waktu pagi yang cerah, sang mentari dengan malu-malu memunculkan diri di balik bukit dengan sinar yang menerangi sebagian bumi terlihat seorang gadis kecil berusia 12 tahun dengan mengenakan kaos lengan panjang dan celana panjang, memakai jilbab warna hitam, kulit putih bersih dengan wajah yang bulat telur, mata bening dan hidung agak mancung. Gadis itu sedang menumbuk gabah di sebuah lesung batu, dengan santai dan tenang gadis itu terus menumbuk gabah untuk di jadikan beras.
Gadis cantik yang menjadi bunga desa itu bernama Sumiyem terlihat duduk dan mengambil hasil tumbukannya, beras kotor di taruh pada mapan dari bambu yang biasa di sebut tampah.
Sumiyem gadis yatim piatu yang di rawat oleh neneknya dari pihak ibunya, sedangkan dari pihak ayahnya ada di desa sebelah. Sumi tumbuh dengan kasih sayang sang nenek bernama Nenek di panggil nenek Samirah. Ayahnya meninggal karena kecelakaan saat bekerja mencari batu untuk bahan bangunan, sedangkan ibunya meninggal karena sakit. Sumi yang hanya lulusan SD dan tidak melanjutkan sekolahnya karena terkendala biaya, andaikan Sumi sekolah sekarang sudah kelas VI.
"Nduuuk... sudah selesai nduk..?" Kata sang nenek.
"Sebentar lagi nek, ini lagi di pisahin beras sama kulitnya." Jawab Sumiyem.
"Nanti kalau sudah selesai kamu masak ya nduuk, nenek mau ke sawah ikut derep."
"Baik nek." Jawab Sumiyem.
Tak lama neneknya berangkat dengan mengendong bakul dari bambu dan memakai caping. Sedangkan Sumiyem menyelesaikan pekerjaannya.
"Hai Sumi anak miskin ngapain kamu..?" ejek teman berangkat sekolah, temannya sudah kelas 1 SMP.
"Kenapa kamu ngak nerusin sekolah... Ngak punya biaya ya.. Hahahaha... Kasihan." ejek teman lainnya sambil mengikuti teman lainnya.
Ada rasa sedih di hatinya, hati ingin nerusin sekolah namun keadaan yang tidak memihaknya, kehidupan nenek yang hanya petani yang mempunyai sawah tidak seberapa namun Sumi harus iklas menjalani hidup ini.
Sesudah selesai memisahkan beras dengan kulitnya Sumi segera masuk ke rumah, mengambil gelas minum untuk menakar beras yang akan di tanak, hanya 1 gelas seharu untuk berdua dengan neneknya.
Beras di masukan ke ketel dan di bersihkan lalu di taruh di atas tungku, Sumi mengambil kayu beberapa potong lalu di masukan ke mulut tungku dan menyalakan api dari korek namun korek habis (korek jres). Sumi kebingungan mau makai apa buat nanak nasinya.
"Hai.. Kenapa muka kamu sperti itu kawan.?" kata seorang anak kecil yang tiba-tiba muncul dengan baju hitam.
"Asthafurullah ngagetin aja kamu." sungut Sumi.
"Hehehe maaf Sum.. Kamu kenapa Sum.?"
"Nyari korek dah habis Dul." ucapnya.
"Pake ini aja Sum.." katanya.
"Terima kasih Dul." jawab Sumi lalu mendekati tungku dan menyalakan api.
Yang di panggil Dul adalah Kedul seorang anak Jin yang di minta ayahnya untuk menjaga Sumi karena ayahnya Kedul adalah sahabat nek Samirah.
Ayahnya Kedul bisa saja memberikan harta pada Sumi namun nenek dan Sumi tidak mau menerima harta dari bangsa ghaib. Karena dah pasti akan ada imbal baliknya di kemudian hari. Berteman baik sudah cukup saling membantu dalam hal kebaikan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Durahman Kedu
monggo ibuk matur nuwun
2024-06-22
0
Ibuk'e Denia
aq mampir thor
2024-06-22
0