Akhir Sebuah Penantian

Setelah cukup lama menemani sang istri berbelanja dengan akting bak suami yang romantis karena Aditya terus saja mengekor di belakang mereka berdua sepanjang berada di mall, kini mereka bertiga telah sampai di apartemen kembali.

Aditya langsung menuju unit nya, sedangkan Angga yang masih menggandeng mesra sang istri menuju unit milik nya sendiri yang masih berada satu lantai dengan unit milik sahabat nya itu.

Angga langsung membuka pintu dengan kartu akses milik nya, dan sesampai nya di dalam dia langsung bergegas menuju kamar nya tanpa berbicara sepatah kata pun dengan Istri nya.

Diandra yang sudah bisa menebak, tak lagi menghiraukan sikap Angga terhadap nya. Dia memilih menyibukkan diri membenahi barang-barang belanjaan, dan menyimpan sesuai dengan tempat nya.

Setelah menyelesaikan tugas tersebut, Diandra bergegas menuju kamar nya sendiri. Sesampai nya di kamar, Diandra mengambil baju ganti untuk tidur dan segera membersihkan diri nya di kamar mandi.

Diandra memakai gaun tipis yang cukup longgar, mematut diri nya sendiri dan kemudian tersenyum getir. "Cuma ada baju-baju tidur seperti ini yang mama siapin untuk Didi, agar Didi menggoda kak Angga. Tapi sayang nya, putra kesayangan mama itu, bahkan tak mau tidur satu kamar dengan Didi ma?" Gumam Diandra seolah berbicara pada sang mama mertua.

"Apa mungkin kak Angga benar-benar masih takut untuk jatuh cinta, karena tak mau terluka lagi ya? Bukti nya malam itu, dia sempat tergoda dan khilaf karena ulah ku bukan? Dan itu artinya, aku memang masih punya kesempatan untuk bisa mendapatkan cinta kak Angga.. asal aku bisa menghapus luka di hati nya yang mungkin masih menganga itu kah?" Diandra bertanya pada diri nya sendiri.

"Hah,, entahlah, lebih baik aku tidur," Diandra kemudian melangkah menuju pembaringan dan merebahkan diri nya di sana.

Cukup lama Diandra membolak-balikkan badan nya dan mencoba untuk memejamkan mata, namun dia sama sekali tak dapat melakukan nya.

Satu jam lebih Diandra bergelut dengan pikiran nya sendiri, karena tetap tak dapat memejamkan mata meski hanya sesaat... dia kemudian memutuskan untuk bangkit dan nonton televisi. Kebetulan tadi siang dia melihat iklan bahwa malam ini ada tayangan film bagus di salah satu stasiun televisi favorit nya, dia pun bergegas menuju ruang keluarga.

Diandra menyalakan televisi dan duduk di sofa. Namun sesaat kemudian dia bangkit dan berjalan menuju dapur, karena perut nya terasa sedikit lapar minta diisi sesuatu. Diandra mengambil buah apel dari dalam almari pendingin dan mencuci nya, kemudian segera kembali ke ruang keluarga untuk menonton film.

Sementara itu di dalam kamar nya, Angga juga sama sekali tak dapat memejamkan mata nya. Tempat tidur nya bahkan telah acak-acakan karena sedari tadi dia mencoba untuk mencari posisi ternyaman agar dapat segera terpejam, tapi nyata nya hingga lebih dari satu jam semenjak masuk ke kamar nya tadi Angga tak juga dapat tidur.

Dia bangkit dan duduk bersandar pada sandaran tempat tidur nya dengan mata terpejam, namun pikiran nya menerawang kemana-mana. Teringat kembali malam pertama nya dengan sang istri, meski dia tak mau mengakui nya namun dia pun tak dapat menyangkal nya bahwa diri nya pun menikmati ciuman dan sentuhan gadis ingusan yang telah syah menjadi istri nya itu.

Tanpa sadar Angga tersenyum dan meraba bibir seksi nya, seakan dia masih dapat merasakan betapa manis dan lembut nya bibir tipis sang istri. Angga pun tak dapat memungkiri, bahwa jantung nya juga seolah lepas dari tempat nya jika istri cantik nya itu nempel dan bergelayut manja di lengan nya seperti saat di dalam mobil tadi.

Kembali Angga tersenyum, merasakan kembali bukit kembar nan kenyal milik istri nya yang nempel sempurna di lengan nya. Dan tatapan sayu sang istri, yang seolah menantang nya meminta di cumbu. Ya, Angga adalah laki-laki normal yang bisa juga tergoda.

Sedetik kemudian Angga tersadar dari lamunan nya, seketika itu dia menepuk keras jidat nya sendiri dan mengumpat kasar, "sialan,, kenapa gue jadi mikirin gadis ingusan itu!" Gumam nya dengan kesal.

Angga segera bangkit dari tempat tidur nya, dan segera keluar dari kamar hendak mengambil air dingin. Ya, Angga berniat minum air dingin untuk menyegarkan kembali otak nya yang dirasa nya mulai tidak waras karena memikirkan seorang gadis ingusan.

Begitu keluar dari kamar nya, Angga dapat mendengar suara televisi menyala. "Siapa malam-malam gini nonton televisi ya? Apa dia?" Tanya nya dalam hati.

Angga terus berjalan menuju dapur, dan sekilas melirik ke ruang keluarga. Dia dapat melihat Diandra tengah menonton televisi, sambil ngemil sesuatu.

Angga terus saja melanjutkan langkah nya, dia segera membuka almari pendingin dan mengambil sebotol air dingin dari sana. Dia kemudian duduk di meja makan, menuang air ke dalam gelas dan meminum air dingin tersebut hingga tandas.

Sengaja Angga berlama-lama duduk di meja makan, seolah mengharapkan sesuatu terjadi. Namun hingga cukup lama dia di sana, apa yang diharapkan nya tak kunjung datang. "Kenapa dia jadi beda lagi ya? Tadi di dalam mobil dan waktu di mall, dia seakan terus menggoda.. apa dia tak melihat gue jalan ke dapur? Atau gue samperin, dan pura-pura ikut nonton televisi aja ya?" Angga bermonolog dalam diam.

Angga mendesah kasar, dan kemudian bangkit dari tempat duduk nya. Dia berjalan gontai menuju ruang keluarga, sambil membawa minuman nya. Angga segera duduk di sofa, tak jauh dari istri nya itu.

Tapi Diandra hanya sekilas melirik, dan berbicara dengan ekspresi datar, "terbangun ya kak?" Tanya nya tanpa menoleh kearah sang suami, dan tetap fokus dengan film yang sedang di tonton nya.

"Hmm,,," Angga pun menjawab dengan gumaman, dan nampak sedikit kecewa.

Angga pun kemudian mencoba ikut fokus menonton televisi, namun pikiran nya justru semakin penasaran pada gadis ingusan yang duduk di samping nya.

"Aku lapar, bisa buatkan sesuatu," titah nya mencoba memancing perhatian Diandra, tapi dengan suara yang dibuat sedingin mungkin.

Diandra menoleh sebentar, dan kemudian kembali fokus pada layar televisi. "Mau dibuatin apa?" Tanya Diandra singkat.

"Apa aja, asal jangan yang terlalu berat." Jawab Angga sambil melirik istri nya, "seksi sekali dia dengan gaun tidur itu," gumam nya dalam hati.

"Roti bakar, atau mau buah aja?" Tanya Diandra sambil berdiri dari tempat duduk nya.

"Apel dan pir boleh, tapi potong kecil-kecil," jawab Angga lagi.

Diandra hendak berjalan menuju dapur dan harus lewat di depan suami nya, namun Angga sepertinya sengaja menjulurkan kaki nya hingga istri nya itu tersandung dan hampir saja terjatuh.. namun Angga yang memang sudah merencanakan nya, dengan sigap menangkap tubuh sang istri dan membawa nya ke dalam dekapan nya dan Angga pura-pura terjatuh ke sofa yang empuk.

Kedua nya pun terjatuh dengan posisi Diandra menindih tubuh sang suami yang memeluk nya dengan erat, netra mereka saling bertaut cukup lama. Hingga entah siapa yang memulai duluan, kedua nya kini telah hanyut dalam ciuman yang hangat dan memabukkan.