NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Tuan Muda Koma

Pengantin Untuk Tuan Muda Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jesslyn tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam satu malam. Demi menyelamatkan keluarganya dari kehancuran finansial, ia dipaksa menikahi Neo, pewaris kaya raya yang kini terbaring tak berdaya dalam kondisi koma. Pernikahan itu bukanlah perayaan cinta, melainkan sebuah kontrak dingin yang hanya menguntungkan pihak keluarga Neo.

Di sebuah rumah mewah yang sunyi, Jesslyn tinggal bersama Neo. Tanpa alat medis modern, hanya ada dirinya yang merawat tubuh kaku pria itu. Setiap hari, ia berbicara kepada Neo yang tak pernah menjawab, berharap suara dan sentuhannya mampu membangunkan jiwa yang terpenjara di dalam tubuh itu. Lambat laun, ia mulai memahami sosok Neo melalui buku harian dan kenangan yang tertinggal di rumah itu.

Namun, misteri menyelimuti alasan Neo koma. Kecelakaan itu bukan kebetulan, dan Jesslyn mulai menemukan fakta yang menakutkan tentang keluarga yang telah mengikat hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harus Balas Budi

"Jesslyn, sudah saatnya kau membayar hutang pada keluarga ini. Keluarga kita memiliki utang yang sangat besar pada keluarga Huo, dan kita tidak sanggup melunasinya. Sebagai gantinya, kau harus menjadi istri dari Tuan Muda keluarga itu!" ujar Nyonya Carlia, ibu angkatnya.

Sontak Jesslyn menoleh dan menatap wanita itu dengan pandangan bertanya. "Kenapa harus aku, Ma? Bukankah masih ada, Sarah? Kenapa aku yang harus menikah dengan Tuan Muda itu?" tanya Jesslyn meminta penjelasan. Dia ingin sebuah alasan yang masuk akal di balik keputusan tersebut.

Wajah Nyonya Carlia semakin dingin. "Karena kau berhutang budi pada keluarga ini. Jesslyn, jangan seperti kacang lupa kulitnya!" Nada suaranya tajam dan menusuk. "Untuk membesarkan mu, kami telah mengorbankan banyak hal. Uang, waktu, dan tenaga. Apa kau pikir semua itu datang tanpa harga?"

Jesslyn merasakan dadanya sesak. Tangan mungilnya terkepal kuat, menahan gemuruh emosi yang berusaha ia kendalikan. Ia menatap lurus ke arah ibu angkatnya, mencoba memahami maksud dari setiap kata yang baru saja diucapkannya.

"Tapi aku tidak pernah meminta dibesarkan di sini, Ma. Aku juga tidak meminta untuk menjadi tanggung jawab kalian," gumamnya, suaranya lirih, namun sarat dengan luka yang perlahan mencuat ke permukaan. "Kenapa kalian harus mengorbankan aku untuk melunasi utang itu? Apakah aku hanya alat bagi kalian?"

Nyonya Carlia mendengus. "Jangan egois, Jesslyn. Kalau bukan karena keluarga ini, kau mungkin sudah terlantar di jalanan. Sekarang saatnya kau membalas semua kebaikan yang telah kami berikan. Kau harus menikahi Tuan Muda keluarga Huo, suka tidak suka, kau tidak memiliki pilihan."

Jesslyn terdiam, matanya mulai memerah. Rasa marah, sedih, dan kecewa bercampur menjadi satu. Ia tahu, melawan hanya akan memperburuk keadaan. Hatinya berteriak, menuntut keadilan, namun dia benar-benar tidak berdaya untuk melakukannya. Jesslyn sadar diri.

Ia menarik napas dalam-dalam, berubah menenangkan dirinya sendiri. "Baiklah," katanya pelan, matanya mengunci mata hitam Nyonya Celia. "Kalau itu memang yang kalian inginkan, aku akan melakukannya. Tapi, jangan harap aku akan melupakan apa yang kalian lakukan padaku hari ini."

Nyonya Carlia menatap Jesslyn sekilas, lalu berbalik meninggalkannya tanpa sepatah kata lagi. Jesslyn bukanlah putri kandungnya. Dan sebagai putri angkat keluarga Su, sudah seharusnya ia tau diri dan saatnya untuk membalas budi.

.

.

Jesslyn masuk ke dalam kamarnya dan menangis sejadi-jadinya. Dia merasakan sesak di dadanya, sejak kecil sampai dewasa, dia tidak pernah merasakan yang namanya bahagia.

"Ma, Pa, sebenarnya kalian ada di mana? Kenapa kalian harus menelantarkanku serta membiarkanku hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan yang tidak ada ujungnya?" gumam Jesslyn dengan suara parau.

Hatinya terasa sakit. Seperti kebanyakan gadis pada umumnya, dia juga menginginkan kebahagiaan, disayangi dan dicintai oleh kedua orang tuanya. Tapi sayangnya, semua itu tidak pernah dia dapatkan sepanjang hidupnya.

***

Sebuah mobil mewah berhenti di halaman luas sebuah bangunan mewah yang memiliki tiga lantai. Jesslyn keluar dari mobil itu dengan balutan pakaian pengantin, dia tidak sendirian, seorang wanita tua berjalan bersamanya.

"Nyonya, kenapa disini tampak sepi? Bukankah Anda bilang pernikahan akan dilangsungkan di sini?" gadis itu menoleh dan menatap wanita tua di sebelahnya dengan pandangan bertanya.

Wanita itu tersenyum tipis. "Sayang, pernikahan ini hanya dihadiri olehmu, Nenek dan tentu saja calon suamimu. Ayo masuk, kau akan segara bertemu dengannya."

Jesslyn merasa ada yang tidak beres. Dan dia semakin penasaran dengan pria yang akan menikah dengannya? Berbagai pertanyaan muncul di benaknya, berkecamuk menjadi satu membuatnya merasa resah.

"Sayang, sebaiknya kau istirahat dulu di kamar yang telah disediakan sementara untukmu, calon suamimu masih bersiap-siap, kalian akan segara bertemu. Yemi, tolong antarkan Nona Jesslyn ke kamarnya." pinta Nyonya Maria pada salah seorang pelayan di kediaman Hou.

Yemi mengangguk. "Baik, Nyonya Besar. Nona, mari."

Jesslyn mengikuti pelayan itu menuju lantai dua. Dia berjalan sambil menyapukan pandangannya ke segala arah. Mansion ini begitu besar, tiga kali lipat lebih besar dari kediaman Su, memiliki tiga lantai dengan berbagai barang mewah dan mahal.

"Nona, ini kamar Anda. Sementara Anda bisa beristirahat disini," ucap pelayan itu dengan ramah. "Jika Anda butuh sesuatu, jangan ragu untuk memanggil saya. Kalau begitu saya permisi dulu." Yemi membungkuk dan meninggalkan Jesslyn sendirian.

Suasana di kamar itu menjadi hening. Hanya terdengar suara detak jarum jam yang tergantung di dinding. Jesslyn duduk di tepi ranjang dengan pandangan lurus ke depan.

"Kira-kira pria seperti apa yang akan menikah denganku? Kenapa pernikahan ini begitu penuh dengan misteri?" gumam Jesslyn lebih kepada dirinya sendiri.

Gadis itu beranjak dan berjalan menuju balkon. Angin musim semi yang sejuk menyentuh kulitnya, gaun pengantin yang dia kenakan menjuntai di lantai, ikut bergerak seiring kakinya melangkah. Dan untuk sesaat, dia ingin menenangkan pikirannya.

***

"Carlia, dimana Jesslyn?" tanya Teddy Su begitu tiba di rumahnya dan tidak melihat keberadaan putri bungsunya.

"Dia sudah pergi," jawab Sarah.

Tuan Su menyipitkan matanya. "Maksudmu apa, Sarah? Pergi, memangnya dia pergi ke mana?" tanya Tuan Su, pikirannya mulai tidak tenang.

"Ke kediaman, Hou. Nyonya besar keluarga Hou sudah menjemputnya, dan mulai sekarang hutang keluarga kita pada saat mereka sudah lunas," jawab Carlia.

kedua mata Teddy Su membulat sempurna mendengar apa yang istrinya katakan, "Apa kau bilang? Pergi ke kediaman Hou? Carlia!! Bukankah kita sudah membicarakan ini sebelumnya? Berkali-kali aku sudah menegaskan padamu, kita akan melunasi hutang-hutang keluarga ini pada keluarga mereka dengan cara lain, tapi kenapa kau tidak mengerti juga?!" bentak Teddy Su dengan emosi.

"Teddy, kenapa kau harus mempersulit hidupmu sendiri? Kita sudah mengorbankan banyak hal untuk membesarkannya. Uang, waktu dan tenaga, jadi sudah seharusnya dia membalas Budi pada keluarga ini. Sudah cukup, Teddy, Aku tidak mau berdebat lagi denganmu. Sarah, ayo pergi." Nyonya Carlia menarik lengan putrinya dan membawanya pergi hadapan suaminya.

Teddy Su menghela napas. Dia tidak tau bagaimana nasib Jesslyn saat ini. Sebagai seorang ayah, dia merasa tak berdaya karena tidak bisa melindungi putrinya sendiri.

***

Jesslyn berdiri mematung di aula megah kediaman keluarga Hou. Gemerlap lampu kristal di atasnya tidak mampu menghalau rasa gelisah yang menyelimuti dadanya. Sejak pagi, suasana rumah itu begitu hening, menyimpan sesuatu yang tak terucap. Suara langkah Yemi memecah keheningan.

"Nona, Nyonya Besar memanggil Anda," kata Yemi sopan, sambil membungkuk.

"Di mana beliau?" tanya Jesslyn setenang mungkin, dia berusaha mengusir getaran suaranya agar tidak terdengar gugup.

"Nyonya Besar menunggu Anda di kamar, Tuan Muda. Mari, saya akan mengantar Anda ke sana."

Jesslyn mengangguk. Langkah kakinya terasa berat ketika berjalan menuju kamar calon suaminya. Perasaannya semakin tidak karuan, entah kebenaran seperti apa yang akan dia temui di sana. Pintu kayu besar itu terbuka sedikit. Di dalam, Nyonya Maria duduk di samping ranjang sambil menggenggam tangan seseorang. Pria itu terbaring diam, memakai setelan jas hitam yang membuatnya terlihat sangat menawan.

"Nyonya, ini siapa?" tanya Jesslyn, suaranya bergetar.

Nyonya Maria menghela napas panjang, suaranya lirih dan berat. "Sayang, ini adalah Neo, pria yang akan menikah denganmu." jawabnya lembut.

Jesslyn terpaku, matanya membulat sempurna, dia tampak terkejut. "Dia... koma?"

***

Bersambung.

Visual Jesslyn dan Neo

1
Radya Arynda
semangaaat,,,kejahatan andine harus di bongkar💪💪💪💪💪
Dwi Agustina
ceritanya slalu bagus,semoga CPT up LG🤲💪💪💪
SecretS
Up. Lagi kak, lanjutnya gimana itu apakah Jesslyn dan Neo akan ke. pesta atau enggak
SecretS: Aku doain semoga kakak lekas sembuh ya kak
Ellnara: Besok ya kak, aku lagi diare, gak bisa mikir 🤧🤧
total 2 replies
Radya Arynda
semogah orang jahat seperti andien cepat dapat karma
Ellnara: Amin, kakak
total 1 replies
Dwi Agustina
benci dan cinta batasnya tipis loh Lyn🤭,skrg benci setengah mati,NNT bisa cinta sampai mati😁
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
ayo semangat up Thor
Radya Arynda
semangaaat up
Retno Palupi
semoga segera terbukti
Radya Arynda
up lagi cantik
Radya Arynda
semangaaaaat💪💪💪💪💪
SecretS
Kak kak, apakah nanti alur ceritanya akan sedikit mirip dengan kisah pembalasan gadis kirana, kalau iya iiiiiihhhh aku semakin geram sama andien, itu kalau iya sih bakalan si andien sifatnya kayak jeni di kisah pembalasan gadis kirana yang jessly itu bakal kayak kirana, tapi up terus kak aku pengen tau apakah jessly itu putri dari keluarga kaya atau engga, semoga alur nya seperti kisah roselyn di bagian akhir nya, kisah roselyn yang di novel judulnya aku kembali tunggu pembalasan ku, up terus kak udah pengen tau apakah Neo bisa nemuin kalung jessly atau engak
Retno Palupi
yah kenapa mesti kalungnya dibawa orang lain??
Retno Palupi
wah Neo g kira kira sampai parah gitu...
Sumawita
yess akhirnya gol juga 🤣🤣🤣
Retno Palupi
yah kok g dilanjut Thor, jgn kasih pinjaman sama temen mu itu jes
Retno Palupi
🤣🤣🤣
Sumawita
Jesslyn kamu jangan mau di manfaat kan oleh org,, kamu harus tegas dan jngn takut di tindas
Indriani Kartini
lanjut thor
sumirah mirah
jangan mau dimanfaatkan jes.. abaikan temen yang bikin ruwet
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!