Terjerat Cinta Pria Beristri

Pagi-pagi sekali Dewi dan suami nya sudah kedatangan keluarga Jeni.antara dua keluarga ini terus berdebat karena Sofi dan Surya yang ingin tetap mempertahankan rumah tangga anak nya.Jeni yang tidak tau harus berkata apa lagi pagi ini terpaksa memilih diam membiarkan kedua orang tua nya yang kejam itu untuk turun menyelesaikan masalah yang sudah ia ciptakan sendiri secara sadar.Arki yang mereka cari tetap tidak bisa untuk di temui karena tidak ada satu pun yang tau di mana pria itu saat ini berada.

" Aku sudah tidak mau lagi punya menantu yang suka celup sana celup sini.Arki itu sudah dewasa bisa memilih sendiri jalan apa yang akan dia tempuh.percuma juga kalian ngotot di sini karena Arki tetap tidak akan mengubah keputusan nya." ujar Mama Dewi yang sudah mendukung penuh keputusan yang di ambil oleh Arki.tadi pagi pengacara keluarga juga sudah menghubungi Pak Wibisono membicarakan tentang kasus ini.kalau pengacara sudah turun tangan itu arti nya Arki serius dalam mengambil keputusan nya.

" Kemarin itu Jeni sedang khilaf,Jeni juga butuh pasangan yang bisa mengerti dia.bukan nya malah sibuk kerja setiap hari sampai tidak punya waktu untuk bersama istri dan keluarga.mereka masih muda masih butuh waktu untuk belajar .kita sebagai orang tua harap maklum saja dan kita wajib menjaga mereka agar tetap mempertahankan pernikahan ini."ucap Sofi yang membela anak nya.padahal jika sedang berada di rumah mereka,habis lah Jeni terkena amukan 7 hari 7 malam sampai membuat para tetangga pun bisa mendengar suara melengking milik Sofi.

" Ya sudah Kamu cari saja laki-laki yang bisa menerima anak mu yang tukang selingkuh dan mau nya di mengerti tapi tidak bisa menghargai perasaan orang lain.anak sama orang tua nya ternyata sama-sama egois."Mama Dewi bersyukur bisa mengetahui belang nya Jeni di waktu yang tepat.jika saja kemarin dia tidak melihat langsung bagaimana lengket nya Jeni kepada laki-laki itu, mungkin Mama Dewi tidak akan percaya mendengar ucapan suami serta anak nya.

" Suruh saja anak mu menikah dengan laki-laki yang bersama dia di hotel.bukan kah mereka saling mengerti dan sama-sama tidak punya malu." sindir Mama Dewi kesal kepada Sofi .

" Jangan banyak bicara Dewi, tidak perlu mengungkit lagi masalah kemarin yang jelas saat ini Jeni sudah sadar dan kami sebagai orang tua juga sudah menasehati dia agar berubah menjadi istri yang baik,laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu juga sudah kami usir jauh-jauh."Sofi masih terus bersilat lidah agar besan nya ini luluh dengan kata-kata yang ia ucapkan,namun sayang nya usahanya masih membutuhkan kerja yang cukup keras sebab kedua besan nya bukan lah orang yang mudah untuk di taklukkan.

Selama ini baik Sofi ataupun Surya memilih tutup mata ketika melihat Jeni dekat dengan pria di luar sana.akan tetapi sebagai seorang ibu,dia tidak mau pernikahan ini bubar mengingat keluarga Wibisono sangat kaya raya . dengan pernikahan ini juga membuat mereka sekeluarga di hargai di luar sana.dia tidak mau lagi di pandang remeh apalagi saat ini perusahaan milik suami nya sedang berada dalam masalah besar.

" Jangan bilang kalau kalian sendiri sudah mengetahui kelakuan anak ini di luar sana." tuduh Mama Dewi mulai mencium bau-bau persengkokolan antara anak dan ibu nya.

" Sudah lah lebih baik kalian pergi saja dari rumah ku ini.sakit kepala ku melihat kalian semua nya."usir Mama Dewi tegas mulai muak melihat drama keluarga besan nya sedang kan Pak Wibisono selalu diam membiarkan istri nya turun menghadapi situasi yang memanas.

Jeni yang merasa malu lantas menarik kuat tangan Ibu nya agar keluar dari sana.sedikit pun Sofi tidak membantah ucapan Dewi karena yang di ucapkan itu adalah kebenaran nya.sepanjang perjalanan pulang,Surya dan Sofi terus menerus menghakimi kebodohan Jeni.

" Kenapa Kamu bodoh sekali Jeni, ceroboh berbuat mesum di luar sana sampai di pergoki oleh Dewi.Mama sampai tidak tau lagi mau berkata apa kepada dia."Sofi mulai mengeluarkan kata pedas untuk putri nya.

" Aku juga merasa nyaman saat bersama Dimas,Ma! Dia bisa mengerti Aku tidak seperti Arki.Aku cinta mereka berdua dan Aku yakin bisa berbuat adil kepada mereka."ujar Jeni membela diri tapi terdengar begitu menggelikan.

" Adil? Siapa Kamu sampai bisa berkata seperti itu?" Sofi mendengus kesal melihat kebodohan putri nya.

Surya memilih diam sambil fokus pada setir mobil nya, begitu juga dengan Sofi yang tidak tau lagi dari mana Jeni belajar itu semua.suami istri ini juga belum tau tentang Jeni yang pernah menampung Dila di rumah nya.

" Mampir makan siang dulu Pa." ajak Sofi yang sudah lelah menghadapi masalah ini . setelah perut kenyang otak Sofi pasti akan tajam kembali.

Mereka sekeluarga akhirnya pergi makan siang di salah satu restoran yang terletak cukup jauh dari kediaman mereka.

Kebetulan sekali di sana ada Dila juga yang baru saja masuk ke dalam restoran bersama kedua sahabat nya.

Jeni yang sudah mengenal sosok Dila langsung memicingkan mata untuk memastikan bahwa yang ia lihat benar lah Dila.

Penampilan wanita muda ini sudah berubah drastis dengan pakaian bermerk yang melekat pada tubuh nya mulai dari atas hingga ke ujung kaki.rasa penasaran nya membawa Jeni berjalan menghampiri meja yang di tempati oleh Dila bersama sahabat nya.

" Dila." sapa Jeni kaget melihat Dila yang juga ternyata memakai berlian mahal.

Sejak kepindahan Dila,baru kali ini lah mereka bisa bertemu kembali.entah rencana apa yang sedang tersusun sehingga tuhan mempertemukan mereka di tempat ini.

" Siapa Dia?" tanya Sofi menatap ke arah Dila.

" Tetangga Aku waktu masih tinggal di rumah Mas Arki,dia juga sempat menginap di rumah kami karena rumah peninggalan kedua orang tua nya sudah hangus terbakar." jawab Jeni lalu tersenyum menatap wajah Dila.

Maisya yang sadar jika sahabat nya itu sedang gugup lantas menyenggol kaki Dila agar Dila segera tersadar dan mengambil sikap seperti biasa.

" Hai Mbak Jeni." sapa Dila lalu memeluk Jeni seolah-olah tidak terjadi apa-apa di belakang Jeni.

" Apa kabar Kamu sekarang ? Kamu tambah cantik saja." puji Jeni berbasa-basi tapi pada kenyataannya Dila memang lebih cantik di bandingkan dengan diri nya.

" Alhamdulillah baik-baik saja Mbak, terimakasih atas pujian nya Mbak, cantik itu relatif untuk semua wanita Mbak." balas Dila menarik memainkan ujung rok yang ia kenakan.sekarang Jeni masih bersikap baik kepada nya karena belum mengetahui tentang perselingkuhan di antara dia dan suami nya.Dila yang sudah tidak mau terlibat pembicaraan lagi dengan Jeni terus saja berdoa dalam hati nya agar Jeni segera pergi dari hadapan nya.

Jeni pun tersenyum menanggapi ucapan Dila.

" Kamu tinggal di mana sekarang?" tanya Jeni ingin tau.

" A- aku tinggal di.."

" Dila tinggal bersama Aku ,Mbak." sahut Maisya meskipun tidak sopan tapi ia harus menyelamatkan sahabat terbaik nya dari sebuah masalah besar.

" Oh begitu... Mbak sudah tidak tinggal di rumah itu lagi,Mbak sedang ada masalah sama Mas Arki." tiba-tiba saja Jeni mengeluarkan isi hati nya.Dila yang sudah mengetahui tentang pengusiran Jeni dari rumah tersebut lantas pura-pura kaget dengan mimik wajah yang sangat mendukung.

" Kok bisa Mbak?" tanya Dila masih tak percaya tapi itu hanya bohong.

" Ya bisa saja Dil,nama nya juga rumah tangga pasti ada pasang surut nya." Jeni yang hendak melanjutkan ucapannya langsung terdiam ketika mendengar suara sang Mama yang tengah memanggil nya untuk segera bergabung di meja yang sudah mereka pesan.

Jeni pamit kepada Dila meninggal kan Dila yang langsung bernafas lega.

" Kayak gitu mau selingkuh? Cantik juga nggak,kalah jauh sama Lo Dil." celetuk Bima asal berbicara tanpa perduli kepada orang yang mendengar nya.

" Dia mah menang bedak tebal doang sama operasi plastik saja.kalau nggak mah sama kayak yang lain nya." sahut Maisya ikut-ikutan meledek Jeni.

" Udah nggak usah bahas dia lagi,cepat selesai kan makan nya biar kita bisa cepat pergi dari sini." Sungguh Dila merasa tidak nyaman berada satu tempat dengan Jeni.Dila merasa bersalah sudah masuk ke rumah Jeni lalu mengusik rumah tangga yang awal nya adem berubah menjadi panas.

" Santai aja Dil,bukan salah Lo juga laki nya memutuskan selingkuh sama Lo, harus nya dia berterima kasih sama Lo karena sudah membantu dia keluar dari sana." kekeh Maisya malah mendapat kan lemparan tisu dari Dila yang kesal melihat Maisya berbicara keras takut saja nanti Dila atau orang lain bisa mendengar nya.

Niat hati ingin makan siang dengan santai di restoran mahal dan ternama pada akhirnya kacau karena kedatangan Jeni.Dila memakan makanan nya dengan cepat begitu juga dengan kedua sahabat nya.setelah membayar tagihan makanan yang sudah di pesan mereka langsung pergi dari sana tanpa berpamitan kepada Jeni.

" Jeni dan keluarga nya terlihat seperti keluarga berada.lantas kenapa anak nya minim akhlak seperti itu?" gumam Maisya sudah duduk di samping Dila sedang kan Bima duduk di kursi depan bersebelahan dengan sopir pribadi Dila.mereka sengaja memakai satu mobil sekaligus sopir Dila agar keseruan hari ini terasa lebih seru lagi.

" Banyak uang tidak akan menjamin kehidupan yang baik.tuh bukti nya banyak di luar sana.bapak nya kaya raya tapi anak nya jadi salah satu anggota geng motor yang membunuh banyak orang.terus ada juga yang jadi pemakai barang haram padahal bapak nya orang terkenal dan kaya raya.hidup itu sewajarnya saja semampu nya kita untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kita sendiri."ujar Bima bijak.

" Baiklah Tuan Bima,kita tancap gas ke mall aja yuk." Dila butuh hiburan,dengan mendatangi mall sambil cuci mata pasti pikiran nya akan tenang. Saran itu di terima dengan baik oleh kedua sahabat nya.kalau sudah jalan begini pasti Dila akan mentraktir mereka berdua.

Di rumah Wibisono saat ini, pengacara keluarga yang bernama Tomo kembali datang dan sedang berbincang dengan Pak Wibisono membahas bukti apa saja yang akan mereka keluarkan nanti di pengadilan.Mama Dewi tercengang melihat isi rekaman video panas antara Jeni bersama pria itu di salah satu kamar hotel.suara erangan Jeni membuat Mama Dewi mual sekaligus marah mendengar nya.

Antara percaya dan tidak jika Jeni yang selama ini mereka anggap wanita baik-baik tidak neko-neko nyata nya bisa berbuat sesuatu yang melanggar norma agama.

" Pasti kan gugatan ini selesai lebih cepat dari biasanya." pinta Pak Wibisono dengan wajah datar nya sama persis seperti wajah Arki.

" Siap Tuan." jawab Pak Tomi yakin.

Bersambung..