NovelToon NovelToon
Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Kaya Raya / Penyesalan Suami
Popularitas:314.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kaisar Biru Perak

Hubungan manis antara Nisa dan Arman hancur akibat sebuah kesalahpahaman semata. Arman menuduh Nisa mewarisi sifat ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.

Puncaknya setelah Nisa mengalami kecelakaan dan kehilangan calon buah hati mereka. Demi cintanya untuk Arman, Nisa rela dimadu. Sayangnya Arman menginginkan sebuah perceraian.

Sanggupkah Nisa hidup tanpa Arman? Lantas, berhasilkah Abiyyu mengejar cinta Nisa yang namanya selalu ia sebut dalam setiap doanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaisar Biru Perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Ku Temukan Kau

"Kamu siapa?" Abiyyu menekan kedua pipi Annisa dengan gemas. "Apa kamu kesambet karena pulang menjelang maghrib minggu lalu?"

Wajar kalau Abiyyu menggoda adiknya. Hanum bahkan masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Annisa tidak hanya merubah penampilannya dengan menggunakan hijab, sikapnya pun menjadi lebih penurut.

"Ya Tuhan!" Abiyyu mengelus ubun-ubun adiknya. "Setan mana yang bisa merubahmu sejauh ini?"

"Mas Abi apaan, sih?" Selalu digoda membuat Annisa risih. "Sana-sana!"

Gadis itu mengusir Abiyyu karena malu. Lalu menyantap sarapannya sembari memikirkan apa yang Abiyyu katakan.

Sebenarnya, Annisa sendiri pun bingung kenapa bisa begini. Jika diingat-ingat, tak terhitung berapa kali Abiyyu menasehatinya agar merubah penampilannya seperti sekarang. Tapi Annisa mengabaikannya.

Dan kemudian, seorang wanita asing muncul. Tidak hanya cantik dan baik hati, tapi juga sangat perhatian padanya. Wanita itu bahkan rela mengantarnya pulang hanya untuk memastikan dirinya aman.

Saat itulah Annisa merasa malu dan itulah alasannya merubah penampilannya.

"Annisa kenyang." Annisa meletakkan alat makannya, lalu bangkit dari tempat duduk. "Annisa berangkat dulu, ya?"

"Mau diantar?" tawar Abiyyu yang saat itu juga sudah selesai sarapan.

"Nggak!" tolak Annisa sebelum pergi untuk mencium tangan Hanum.

Ibu dan anak itu pun bersentuhan. Hanya beberapa detik saja, tapi Hanum menyadari kalau Annisa sedang kurang sehat.

"Kamu demam?" Hanum pun memeriksa suhu tubuh Annisa. Tapi Annisa buru-buru menyingkirkan tangan ibunya. "Cuman flu ringan, kok, Ma!"

Akhirnya Annisa pun pergi ke sekolah. Mengikuti pelajaran seperti biasa dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran berikutnya. Tapi flu nya semakin parah dan kepalanya mulai terasa berat.

Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk mengikuti pelajaran, Annisa pun meminta ijin untuk pulang.

"Mas, angkat teleponnya, dong!" Setelah sekian lama, akhirnya Annisa meminta Abiyyu menjemputnya. Tapi Abiyyu tidak mengangkat teleponnya.

"Sial!" gerutunya.

Annisa pun mengantongi ponselnya. Wajahnya cemberut dan menganggap Abiyyu sebagai seorang pengkhianat. "Biasanya aja selalu ngotot mau antar jemput. Eh, giliran suruh jemput malah sibuk. Sebel!"

Annisa pun mulai bergerak. Menendang-nendang botol selagi melangkahkan kakinya. Seharusnya, anak itu pulang ke rumah tapi ia malah menyusuri jalanan yang dia lalui kemarin. Jalan itulah yang membawanya berdiri di depan rumah Nisa sekarang.

"Ya ampun!" Annisa memegang dahinya yang hangat. "Kenapa aku malah kesini, sih?"

Annisa pun segera memutar tubuhnya. Tapi Nisa sudah lebih dulu memanggilnya sebelum Annisa sempat melangkah. "Apa itu kamu, An?"

Wanita itu tidak heran Annisa datang kerumahnya. Yang membuatnya heran adalah kenapa anak itu datang ke rumahnya di jam seperti ini. "Kamu bolos?"

"Enggak kok, Mbak!" Annisa menggaruk pipinya yang tidak gatal. Bingung mau menjawab apa.

Beruntung Nisa sangat perhatian. Hanya dengan melihat wajah Annisa yang kemerahan dan ingus yang keluar masuk dari hidungnya, Nisa tahu kalau anak itu sedang sakit.

"Kamu sakit?" Nisa pun bergegas menghampiri Annisa, lalu memeriksa suhu badannya persis seperti apa yang dilakukan Hanum tadi pagi.

"Maaf ya, Mbak! Annisa sebenarnya mau pulang tapi mamaku nggak ada di rumah." Annisa buru-buru mencari alasan. "Kakakku juga nggak mengangkat teleponnya, jadi ... "

"Nggak apa-apa." Nisa tersenyum manis. "Ayo masuk!"

Nisa pun membawa Annisa masuk ke rumah. Memintanya istirahat dan mengompres keningnya. Tak lama setelah itu, Annisa pun tertidur pulas setelah meminum obat.

.

.

.

Sementara itu di hotel.

"Pak, kenapa Pak Abiyyu tidak mengangkat teleponnya?" Sandra, istri baru Arman itu menodong pertanyaan begitu melihat Abiyyu sudah sampai di hotel.

"Kamu menelepon?" Dahi Abiyyu tampak mengkerut. Pria itu pun buru-buru memeriksa ponselnya. Tapi ponsel miliknya tidak ada di kantong maupun di dalam tas.

"Maaf, sepertinya ponselku tertinggal di ruang kerja!" Sekilas, Abiyyu melihat perut Sandra yang semakin membuncit. Dia pun bisa menebak untuk apa Sandra mencarinya. "Kamu mau resign, kan?"

"Darimana Pak Abiyyu tahu?" Sandra memelotot, lalu tersenyum begitu melihat Abiyyu menganggukkan kepalanya.

Karena jika Abiyyu sudah mengangguk, itu berarti Abiyyu menerima pengunduran dirinya.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak!" Sandra tersenyum semakin lebar. Tak lupa menunjuk ke arah parkiran. "Suami saya sudah menunggu sejak tadi."

"Silahkan!" kata Abiyyu.

Dari tempatnya berdiri, Abiyyu bisa melihat Sandra menemui suaminya. Pria itu beberapa kali mencium dan mengelus perut Sandra dan itu membuat pria jomblo seperti Abiyyu merasa iri. "Mereka pasti sengaja ingin pamer," gerutunya.

Tak ingin terus menjadi penonton, Abiyyu pun bergegas masuk ke ruangannya. Belum ada satu menit, tapi pria itu sudah berlari menuju parkiran. Tepatnya setelah memeriksa ponsel dan melihat begitu banyak panggilan tak terjawab dari adiknya.

Bagaimana Abiyyu tidak buru-buru, karena diantara sekian banyak panggilan, ada satu pesan yang Annisa kirimkan untuknya.

Pesan itu hanya terdiri dari tiga kata bertuliskan 'jemput atau end' dengan satu emoji menebas leher.

"Jemput atau end kepalamu!" umpat Abiyyu.

Jengkel memang, tapi hal itu tak membuat Abiyyu menunda waktu. Detik itu juga Abiyyu mengendarai mobilnya menuju alamat yang diberikan Annisa.

Menyetir seperti biasa, bersikap seperti biasa tanpa tahu bahwa istri orang yang selalu dia sebut dalam doanya sudah berganti status menjadi janda.

Tok

Tok

Tok

"Assalamualaikum!" sapa Abiyyu.

Salam pertama, Nisa mendengarnya , tapi tidak segera menyahut. Salam kedua, Nisa masih duduk di samping Annisa, menebak siapa yang bertamu ke rumahnya.

Barulah di salam ketiga Nisa ingat, mungkin pria itu adalah kakak Annisa yang datang untuk menjemput adiknya.

Sementara di luar sana, Abiyyu mulai ragu. "Apa aku salah alamat?"

Pria itu berdiri membelakangi pintu, lalu mengambil ponselnya untuk memeriksa alamat pemberian Annisa. Tepat saat itulah Nisa membuka pintu dan menjawab salam dari Abiyyu. "Wa'alaikumsalam!"

DEG

Spontan, Abiyyu mengangkat wajahnya. Jantungnya berdetak tak karuan sementara waktu seolah berhenti. Suara ini adalah suara yang sangat dia rindukan.

Sementara di belakang sana, Nisa tidak bisa melihat apa-apa selain punggung Abiyyu yang lebar dan kokoh.

Abiyyu pun berbalik arah, memastikan pendengarannya tak salah. Dan begitu melihat sosok Nisa, Abiyyu merasakan banyak kupu-kupu beterbangan di antara mereka.

"Nisa?" Sungguh, seandainya Abiyyu tidak ingat bahwa mereka bukan muhrim, pria itu pasti akan memeluk Nisa. Lalu tidak akan melepasnya meskipun hanya sebentar.

Di sisi lain, Nisa tampak mematung untuk sepersekian detik. Mencerna dengan baik apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, apakah mantan bos yang berdiri di hadapannya ini adalah kakak menyebalkan yang sering Annisa ceritakan?

"Pak, Anda,-"

Nisa belum selesai bertanya. Tapi Abiyyu sudah meralat cara Nisa memanggilnya karena mereka bukan atasan dan bawahan lagi.

"Panggil saja Abiyyu," kata Abiyyu.

Nisa tersenyum kaku karena tidak terbiasa memanggil Abiyyu dengan cara seperti itu. Menyadari Nisa sepertinya belum tahu bahwa Annisa adalah adiknya, Abiyyu menjelaskannya secara singkat maksud dan tujuannya kemari.

"Aku memiliki satu adik. Namanya Annisa. Dia bilang sakit dan minta di jemput di alamat ini. Apa dia ada di dalam?" tanya Abiyyu.

Nisa pun mengangguk, lalu mempersilahkan Abiyyu masuk ke dalam. "Ada, dia sedang istirahat. Silahkan masuk!"

***

1
N_ariya
Arman..bahkan Abyyu juga akan punya adik.. orang tua mereka kompak banget...
Samsiah Yuliana
lanjut kak,,,
🌷💚SITI.R💚🌷
thoor lanjuut
Sri Musdalefi Indra
jadi wanita kok lemah bangat
Mbak Rina
error' 😘😀
Mbak Rina
😁😁
Supriyany Acup
Luar biasa
🌷💚SITI.R💚🌷
ternyata msh trs berdebat ya mantu sm mertua tp seru si cocok mereka berdua..
🌷💚SITI.R💚🌷
🤣🤣🤣🤣aman blm sadar kali ya
🌷💚SITI.R💚🌷
blm berubah jg ya calon ayah sm kakek ini
🌷💚SITI.R💚🌷
sabar ya raya tr jg punya adek perempuan
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
Aditya bikin generasi aja
🌷💚SITI.R💚🌷
ayah mertua yg bikin anaky syock aja nih.
🌷💚SITI.R💚🌷
tanda² abiyyu ngidam ini mah..smg anaky kembar ya
🌷💚SITI.R💚🌷
wah sepertiy ada kesalah pshaman nih
🌷💚SITI.R💚🌷
wis pokoky keluargay ga kmn mana
🌷💚SITI.R💚🌷
smg anaky lebar 4 ya nis biar cpt banyak
🌷💚SITI.R💚🌷
hi hubungan putus nyambung dan trs jd keluarga..putranya hanya di situ trs
🌷💚SITI.R💚🌷
innalillahi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!