"Lupakan status kita sebagai saudara tiri, kau yang menggagalkan ku bermain dengan para wanita maka kau sendiri yang menggantikan posisi mereka." (Ares Leonardgo).
1 Tahun tinggal sendirian Naomy Laura Gilbert biasa dipanggil Nao terpaksa harus meninggalkan dunia bebasnya demi keinginan sang mama untuk tinggal bersama keluarga barunya..
Di rumah baru itu Nao bertemu dengan kakak tirinya pria tampan blasteran France (Ares Leonardgo) yang tanpa sepengetahuan Nao jika keduanya pernah satu ranjang menghabiskan waktu dalam satu selimut.
.
.
Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua? simak kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
.
Airoo Company
Di ruang CEO..
Agam menandatangani kesepakatan juga memberi ijin Nao dan timnya untuk terjun langsung ke lapangan untuk pemasaran produk baru mereka.
Dimana tim itu adalah Nao, bu Fara, pak Rangga, dan Mondy. Mereka akan melakukan pemotretan langsung di daerah pantai yang sudah di pilih untuk meluncurkan produk baru perusahaan di bidang fashion.
"Karena di sana menginap selama tiga hari, kurasa mama juga akan mengijinkan pah." Ucap Nao pada Agam.
Agam tersenyum. "Ya, Sarah mengijinkan karena Ares juga sebagai pimpinan akan ikut turun untuk mengawasi kinerja kalian."
"Ha!???."
"Iya Ares ikut, kenapa tampak kaget begitu? apa kalian masih belum cukup akur?." Tanya Agam.
"Bukan begitu pah tapi kan kak Ares biasanya tidak pernah turun hanya untuk menangani hal seperti ini." Sergah Nao yang heran juga tak nyaman jika Ares ikut, ia takut tak fokus dan masih berusaha untuk menghindarinya.
"Papa tak bisa membantah keinginannya, karena ini akan sangat mudah jika ia ikut sekaligus menjaga kamu di sana." Jelas Agam yang tak bisa diganggu gugat.
Nao terdiam dengan wajah sedikit ditekuk.
"Papa rasa kalian memang belum cukup akur, jadi teruslah bersama-sama anakku." Lanjut Agam tersenyum.
Nao yang keluar dari ruangan CEO hanya bisa berjalan lunglai. "Kenapa aku tidak bisa lari dari Ares? aku takut tak bisa menahan diri untuk tak mengingat kejadian malam itu."
Namun kini sudah terlanjur, Nao sendiri harus profesional dalam menjalankan tugasnya yang akan dilakukan 1 hari lagi.
Sesampainya di tempat kerja, Nao kembali membuka beberapa email yang masuk.
Melihat sahabatnya kembali, Anna langsung menghampiri duduk berhadapan dengan Nao. "Gimana apa butuh kond*m lagi? aku akan menyelipkannya tenang saja."
Nao menatap tajam Anna. "Dasar kau ya aku kenyang makan malu saat itu!."
Anna tertawa puas. "Bagaimana? apa kalian....
"Stop! itu tidak akan terjadi lagi, jangan menggodaku An." Potong Nao kesal.
"Haha iya sorry." Setelah puas Anna berhenti tertawa. Ia menatap wajah sahabatnya yang sedikit merona.
"Ternyata ada sahabat yang menjerumuskan temannya sendiri." Sindir Nao sambil menggelengkan kepala.
"Karena itu prianya seorang Ares Leonardgo bukan orang lain." Timpal Anna tanpa basa-basi.
"Ck! haish."
"Tapi yakin lo Na bisa nahan perasaan, jangan jauh-jauh lah sekitar satu bulan saja bisa?." Tantang Anna.
Nao tak langsung menjawab. "Kita lihat saja nanti."
"Oke kita lihat."
Selepas mengobrol keduanya kembali pada kesibukan masing-masing.
.
Sore pukul 17:00
Di sebuah ruangan
Nao beserta timnya berkumpul untuk persiapan berangkat nanti, di sana mereka tanpa Ares karena ia sedang sibuk meeting.
Setelah selesai mereka pamit untuk pulang.
"Karena pak Rangga dan saya searah jadi kita akan satu mobil." Ucap bu Fara. "Bagaimana dengan Nao dan Mondy?."
Nao dan Mondy saling tatap.
"Jika Nao tak keberatan dia bisa bareng saya." Jawab Mondy
"Oh tentu saja." Sungkan Nao kepada seniornya itu.
"Baiklah jika kalian sepakat, kami pulang duluan." Lanjut Fara.
"Iya."
Fara dan Rangga berlalu.
"Nao ini berkas yang sudah ku persiapkan." Mondy menyerahkan.
"Oh baik terimakasih kak."
"Tentu saja, apa kau mau pulang bareng?."
Nao tersenyum sekilas. "Sayangnya aku bawa mobil."
"Haha baiklah hati-hati, akan ku jemput besok." Lanjut Mondy mengelus lembut kepala Nao setelah itu ia berlalu pergi duluan.
Nao hanya diam saja mendapati perlakuan itu, ia sendiri memilih masuk mobil untuk pulang.
Sorot mata tajam menatap Nao dari atas gedung, Ares melonggarkan dasi yang dikenakannya. "Kau salah memilih tim kenapa harus pria bernama Mondy?."
Ben mengerutkan kening. "Dia yang merancang fashion tidak mungkin yang lain kawan."
"Ck! ini akan sangat menjengkelkan." Dingin Ares yang tak bisa menahan diri.