Dendam Roh Kaliztra

Setelah pulang dari menjumpai dokter Fatir ditahanan, Vino langsung menuju ketempat yang dijanjikan oleh Erita. Untuk berjumpa disana.

Taxi yang ditumpangi oleh Vino berhenti disebuah resto...

" Ini ongkosnya pak, terima kasih ya..." Katanya ketika hendak turun.

Pak sopir segera menerima sejumlah uang, lalu menjalankan mobilnya lagi, meninggal Vino disitu.

" Hai Erita, apakah saya datang kelamaan?" Vino telah duduk dihadapan Erita. Dimeja resto yang terdapat, paling belakang.

" Ya...Lumayanlah Vin...Gimana, apa khabarnya dengan suami saya?" Jawab Erita.

Ia mengulurkan menu makanan pada Vino, " Pesanlah makan dan minuman anda...Tadi saya sudah makan terlebih dahulu..." Lanjutnya lagi.

" Suami anda dalam keadaan baik...Ia juga ada titip pesan buat anda."

Vino menyahut sambil melambaikan tangan kearah pelayan.

" Saya pesan nasi goreng seafood dan just orient ya, pak."

" Baik, tuan..." Pelayan mengangguk hormat lantas pergi lagi.

Sambil menunggu makanan disajikan, Vino menyampaikan kata kata dari dokter Fatir. Erita mendengarkannya dengan seksama.

Setelah selesai, Erita tampak menghembuskan nafas panjang lalu menyandarkan tubuh dalam dalam pada duduknya.

" Selama ini saya tidak menyangka, kalau suami saya telah membunuh dan mengambil tiga jantung milik korbannya..." Gumam Erita.

" Benarkah begitu, nyonya? Dan dimana kedua jantung itu disimpannya...kalau yang terakhir kan, telah dimasukan ketubuh anda..." Balas Vino dengan wajah keheranan.

" Kedua jantung itu telah disita oleh polisi. Mereka menemukannya, disebuah gudang tua bersama dengan dua batok kepala orang disana..."

" Apakah sudah ditemukan identitas dari semua korban tersebut?"

" Katanya sih sudah, Vin..."

" Oh, syukurlah..." Kata Vino lagi.

Sesaat keduanya menghentikan obrolan. Karena pak pelayan kini telah datang, membawakan pesanan Vino tadi.

" Anda makanlah Vin, baru kita lanjutkan lagi obrolan kita ini." Tukas Erita perlahan.

Vino mengikuti sarannya. Dalam sepuluh menit ia selesai menyantap semua hidangan tersebut.

Sedangkan Erita, selama Vino melakukan kegiatannya, wanita ini terlihat sibuk mengotak Atik telepon genggamnya.

" Sekarang, apa langkah anda selanjunya nyonya?" Kata Vino.

sambil meneguk habis minumannya.

" Itulah Vin, saya bingung...Saya sebenarnya seudah merasa sehat dan sempurna dengan jantung ini...Tetapi, saya juga takut, roh gadis itu akan mengejar dan membalas dendam kepada saya..." Erita menjawab dengan wajah murung.

" Tapi, biar bagaimana pun saya berniat akan mengembalikannya. Sekarang saya sedang menunggu keputusan dari dokter yang mau membantu saya...Untuk melakukan operasi..." Erita terdiam beberapa saat, lalu...

" Tapi, dokter tersebut juga menunggu untuk mendapatkan jantung baru dari sipendonor..." Lanjutnya.

" Iya nyonya, Urusan ini memang tak mudah...Apalagi untuk menemukan organ tersebut, walaupun harus membayarnya dengan uang...Itu pastilah membutuhkan waktu yang sangat lama sekali." Sela Vino.

Supir pribadi yang lima tahun telah bekerja dengan keluarga Erita ini, menampakan pandangan yang penuh rasa simpati dan kesedihannya.

Dia juga telah dianggap sebagai bagian keluarga. Makanya, semua urusan yang terjadi...Akan ikut dipikirkan dan diatasi olehnya.

" Vino, Setelah ini...Tolong temani saya pergi keluar kota. Saya akan menetap dirumah salah satu teman sekolah dulu..."

" Baiklah, nyonya..."

" Untuk sementara waktu ini saja saya berada disana, sambil menunggu keputusan dari dokter yang akan menolong saya tersebut."

" Iya, nyonya..." Vino menganggukan kepala.

Selanjutnya Erita membayar makanan dan minuman, kemudian ia mengajak pria tersebut meninggalkan resto itu.

*********

Sekarang keduanya sudah duduk bersama didalam mobil. Vino yang bertugas untuk mengemudikan kendaraan, sedangkan Erita membaringkan tubuhnya dijok belakang. Agar tak terlihat oleh siapapun selama didalam perjalanan ini.

Namun baru lima belas menit kendaraan mereka melewati persimpangan lampu merah, sebuah sosok perempuan bergaun putih tampak terbang mendahului dihadapan kaca mobil dan berhenti secara tiba tiba ditengah jalan raya...

" Astarfirullah haladzim...!!!" Ucap Vino sambil menginjak pedal rem sekuat tenaga.

Bersamaan dengan rasa terkejutnya, mobil pun berhenti seketika...

" Ada apa Vino?!" Tanya Erita.

Matanya memandang kedepan.

Begitu pula dengan Vino...

Keduanya sekarang sama sama melotot, menyaksikan sesosok wajah ngeri dan dengan tubuh bersimbah darah...Perlahan lahan maju berjalan menghampiri mereka!

" Eritaaaa, anda akan lari dari kenyataan...Kembalikan jantung saya!!! Hi hi hiiii...!!!

Rupanya perempuan yang keadaannya tertampak begitu tragis tersebut adalah hantu mendiang dari Kaliztra.

Ia menyeringai didepan kaca Yang terdapat dihadapan wajah Erita...

Sontak Erita ketakutan, ia terpaku bersama wajah ketegangan!

" Ja...Jalan...Jalan, Vinooo!!! Spontan ia berteriak.

Vino tanpa sadar menancap gas sekuat mungkin, hingga ia kehilangan kendali.

Kendaraan terlihat meluncur tanpa arah. Hilang kendali, lalu tampak terbalik kedepan berulang ulang kali...

Lalu terpental keatas satu meter dan mendarat dengan suara keras, serta terhantam kesebuah tiang kistrik!

Brakkkkk!!!

Menit selanjutnya, Erita dan Vino sudah tak berkutik lagi... didalam duduk masing masing. Mati ditempat, didalam mobil itu...

**********

Begitu pula yang dialami oleh dokter Fatir. Didalam salah satu kamar mandi tahanan, tubunya ditemukan tewas. Kepalannya pecah, Akibat menghempas kelantai.

" Segera pindahkan mayat dokter ini, sekararang!" Perintah pak Baim.

Para petugas yang berada disitu segera melakukan tindakan yang dimaksudkan olehnya.

" Apa anda tahu penyebab beliau terjatuh?" Pak Baim menanyai Budi.

Seorang narapidana yang pertama kali menemukan jasad dokter tersebut.

" Tidak pak."

" Terus, bagaimana keadaan anda sewaktu melihatnya?"

" Kebetulan saya mau mandi. Saya menggedor pintu selama beberapa menit, namun tak ada yang membukakan..." Budi termenung sejenak.

Ia mencoba mengingat akan pristiwa tersebut.

" Setelah itu saya jadi penasaran, lalu saya mencoba mendobrak pintu dengan paksa...Setelah berhasil, barulah saya menemukan pak dokter itu, pak..."

Pak Baim mengangguk kecil, lantas menghentikan pertanyaannya.

Ia kemudian menelepon pihak rumah sakit. Untuk meminta ambulance datang dan membawa mayat dokter Fatir, untuk diotupsi.

Selanjutnya pria ini menelepon keluarga Kaliztra. Beliau memberitahukan kejadian ini dengan sebenar benarnya.

**********

" Kematian yang sangat aneh..."!Kata pak Baim dihadapan Frans, Anjeli dan Bagus.

" Iya ya, pak..." Balas Bagus.

" Menurut saya, mungkin roh Kaliztra telah melakukan pembalasan kepada pak dokter pak..." Frans ikut berbicara.

" Iya, mungkin saja...Karena ada Khabar tadi malam, telah terjadi lakalantas terhadap istrinya juga. Waktunya pun hampir bersamaan!" Sahut pak Baim.

" Sopir pribadi Erita juga ikut menjadi korban dari kecelakaan tersebut." Gumam Anjeli perlahan.

Semuanya terlihat berpikiran yang sama dengan Anjeli.

Mereka sekarang sedang menunggu kedatangan keluarga dari almarhum, dilokasi pemakaman.

Hari ini, pihak keamanan dan penduduk setempat akan menyaksikan kembali penguburan ulang terhadap tubuh Erita.

Yang secara ajaib telah ditemukan. Jenazah gadis itu tiba tiba sudah ada didalam liangnya.

" Alhamdulillah...Anak saya sekarang merasa tenang didalam kuburnya..." Ujar ibu Kaliztra.

" Iya Bu... Almarhum melakukan caranya sendiri, untuk membalas kematiannya ini." Sahut pak Baim.

" Semoga amal ibadah Kaliztra diterima dan semua dosanya diampunkan oleh Allah subehana wata'la..." Pak Ustaz terlihat mengakhiri doa bersama disitu.

" Amin...!" Disertai yang lain...

Selamat jalan Khaliztra...

Tamat.