Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Menyetujui Permintaan Oma
Alea bertanya dalam hatinya, benarkah dia yakin akan menjatuhkan hatinya pada Bagas?
Pimpinan tempatnya bekerja itu memang tidak pernah mengumbar kata cinta atau rayuan selama Alea kenal dan dekat dengan Bagas, seperti yang dulu sering dilakukan oleh Radit. Tapi Bagas selalu ada di saat Alea butuh tempat untuk bersandar, yang tidak pernah dia dapatkan dari sosok Radit. Alea baru sadar, selama ini Radit hanya teman hidup, tapi bukan tempat untuk dia berbagi keluh kesah. Cinta membuatnya buta, terlalu terlena dengan kata-kata manis Radit yang hanya sebatas ucapan.
Sekarang tentu saja Alea tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, yang pernah keliru tentang arti cinta. Radit memang cinta pertamanya, tapi Radit juga orang pertama yang membuatnya kecewa. Kini Bagas hadir menawarkan cinta yang baru dengan cara yang jauh berbeda, Alea tidak akan melepaskannya begitu saja.
"Jadi, apa yang membuat kamu dipanggil ke kantor pusat, Lea?" tanya Reina. Saat ini mereka sedang ada di kantin kantor untuk makan siang.
"Kepo." jawab Alea sambil tersenyum menggoda.
"Huu." kesal Reina mendengar jawaban Alea.
Alea terkekeh, "Pesan makan dulu Mbak Rei." ucapnya.
"Ya sudah, kamu mau pesan apa?" tanya Reina.
Baru saja Reina akan berlalu untuk memesan makanan, pelayan kantin sudah datang membawa nampan yang berisikan makanan kesukaan Alea.
"Apa ini?" tanya Reina heran.
"Ini sudah dipesan pak Bagas untuk Mbak Lea dan Mbak Reina." jawab pelayan itu.
"Pak Bagas?" ulang Reina curiga.
"Terimakasih Mbak." ucap Alea pada pelayan kantin, mengabaikan pertanyaan Reina yang penasaran, meskipun dia juga tidak menyangka Bagas melakukan ini.
"Sama-sama Mbak Lea, selamat menikmati." balas pelayan itu ucapan Alea sambil berlalu.
"Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?" tanya Reina sambil menyatukan alisnya.
"Lea tidak tahu, keputusan Lea benar atau salah, Mbak Rei." jawab Alea.
"Keputusan kamu tentang apa?" tanya Alea lagi yang tidak mengerti maksud ucapan Alea.
"Kemarin pak Bagas menyatakan perasaannya ke Lea." Reina tersenyum, dia tidak terkejut, Bagas sempat membahas masalah ini dengannya dan Deri sebagai sahabat dan juga saudara Alea.
"Lea juga diajak pak Bagas bertemu dengan omanya." lanjut Alea penjelasannya.
"Lalu?" tanya Reina penasaran.
"Sambutan oma pak Bagas sangat Baik, Mbak. Membuat Alea menyetujui permintaan omanya pak Bagas untuk meni..."
"Itu keputusan yang benar Alea." potong Reina ucapan Alea. Dia sudah tahu kemana arah pembicaraan Alea.
"Kamu berhak untuk bahagia, Lea. Pak Bagas laki-laki baik, percayalah dia bisa membahagiakan kamu." lanjut Reina ucapannya untuk meyakinkan Alea.
"Tapi mami pak Bagas tidak suka sama Lea, Mbak. Dia menentang keras Alea masuk kedalam keluarga mereka, dia sudah menjodohkan pak Bagas dengan wanita pilihannya." jelas Alea.
"Tapi Pak Bagas pilih kamu, kan?" Alea mengangguk menjawab pertanyaan Reina.
"Kamu tahu Lea, pak Bagas selama ini sudah menunjukkan begitu dia peduli dan sayang sama kamu. Apa yang dia lakukan selama ini, itu karena dia mencintai kamu. Dia ikut terluka saat kamu terluka."
Alea diam mendengar ucapan Reina, saudara yang juga sahabatnya itu mengucapkan hal yang benar. Itu juga yang menyebabkan Alea menyetujui permintaan oma Sundari.
"Mbak Rei mau tahu siapa wanita pilihan maminya pak Bagas?"
"Siapa?" tanya Reina, tentu saja dia ingin tahu.
"Dia... wanita itu."
"Hukk... hukk." Reina tersedak makanannya.
"Pelan-pelan Mbak Rei." ucap Alea sambil memberikan air mineral pada Reina.
"Maksud kamu Hana?" tanya Reina untuk meyakinkan ucapan Alea, setelah dia menghabiskan setengah dari air mineral yang diberikan Alea.
Alea mengangguk membenarkan, membuat Reina menggelengkan kepalanya.
"Pantas saja pak Bagas menolak untuk dijodohkan dengan wanita itu. Dia tahu siapa Hana, tentu saja kamu jauh lebih pantas untuknya." ucap Reina lagi.
"Keputusan kamu menerima permintaan omanya pak Bagas sudah benar, Lea." lanjut Reina untuk meyakinkan Alea.
Menyetujui apa yang diminta oma Sundari memang benar, tapi bukan berarti Alea bisa dengan mudah memulai hidup baru bersama Bagas. Banyak hal yang harus dia persiapkan, salah satunya dia harus memantaskan dirinya terlebih dahulu untuk bersanding dengan Bagas.
"Tapi ini tidak mudah, Mbak Rei. Pak Bagas keluarga terpandang dan kaya, sementara Lea?"
"Jangan putus asa seperti itu, dengan kemampuan kamu saat ini, kamu bisa memanataskan diri bersanding dengan pak Bagas." ucap Reina menyemangati Alea.
"Ini juga kesempatan kamu untuk membuktikan kamu jauh lebih baik dari wanita itu." lanjut Reina ucapannya.
Alea kembali menyetujui ucapan Reina. Alea kali ini tidak akan membiarkan dia kalah untuk kedua kalinya dari Hana. Bagas pantas untuk dia pertahankan, dia laki-laki baik dan sempurna. Bukan seperti Radit suami yang tidak berguna, yang hanya memanfaatkan kelemahannya.
"Mbak nggak ngerti, apa maminya tidak mencari tahu dulu siapa wanita yang dia jodohkan pada putranya? Kenapa pak Bagas tidak menjelaskannya?"
"Sudahlah itu masalah keluarga mereka." ucap Reina menjawab pertanyaannya sendiri.
Tanpa Alea dan Reina sadari kalau mereka berdua menjadi perhatian Bagas yang juga memilih makan di kantin bersama Jaya dan beberapa karyawan lainnya.
"Jadi kenapa kamu dipanggil ke kantor pusat?" tanya Reina mengulangi pertanyaannya diawal.
"Pimpinan pusat meminta Lea memilih, pindah ke kantor pusat atau tetap di kantor ini mengantikan pak Bagas." jelas Alea.
"Mengantikan Pak Bagas? Dia mau kemana? Pindah ke kantor pusat?" tanya Reina beruntun.
"Nanya itu satu-satu Mbak Rei." jawab Alea.
"Sorry, terlalu penasaran soalnya." jawab Reina sambil tersenyum lebar.
"Pak Bagas mau resign."
"Resign, kenapa?" tanya Reina lagi.
Alea menggelengkan kepala tidak tahu. Kemarin dia bertanya tapi belum sempat di jawab Bagas.
"Kamu memilih yang mana?" Alea menaikan kedua bahunya menjawab pertanyaan Reina.
"Ini kesempatan kamu untuk menunjukkan pada orang-orang yang selama ini meremehkan kamu, Lea."
"Kamu bisa membuktikan pada mereka, kamu itu wanita yang hebat."
Kembali Alea diam, merenungi apa yang dikatakan oleh Reina. Saudranya itu benar selama ini dia terasingkan oleh keluarga besar ayahnya, karena kehidupan mereka yang sederhana jauh berbeda dengan kehidupan saudara-saudara ayahnya yang bergelimang harta.
Sore ini Alea pulang kerja bersama Bagas, karena mulai hari ini Bagas memintanya untuk pergi dan pulang kerja bersama Bagas.
"Pak terimakasih makan siangnya." ucap Alea begitu Bagas menghampiri Alea di ruang kerjanya yang sudah sepi.
Bagas tersenyum menjawab ucapan Alea, "Itu makanan kesukaan kamu, kan?" tanya Bagas yang diangguki Alea.
"Ayo pulang." ajak Bagas sambil meraih tangan Alea untuk dia genggam.
Alea tidak menolak, meskipun dia merasa sedikit tidak nyaman. Takut masih ada karyawan yang lembur yang akan melihat kedekatan mereka.
Semenjak Alea menerima permintaan oma Sundari untuk menjadi pendamping Bagas, laki-laki yang kini menggenggam tangannya semakin berani menunjukkan perhatiannya pada Alea. Tentu saja Alea senang, siapa yang tidak senang mendapatkan perhatian dari orang yang dicintai. Benarkah Alea kini mencintai Bagas?
"Kita mau kemana, Pak?" tanya Alea saat sadar jalan yang mereka lalui saat ini bukan jalan pulang ke rumahnya.
"Oma mengundang kita makan malam, dia ingin memperkenalkan kamu dengan keluarga yang lain."
"Sekarang?" tanya Alea begitu mendengar jawaban Bagas, yang langsung diangguki laki-laki itu.
"Kalau kamu tidak mau tidak apa-apa, kita pulang saja. Nanti saya jelaskan pada oma." jawab Bagas lagi. Kenyamanan Alea yang akan jadi prioritas Bagas saat ini, meskipun oma Sundari sudah mereservasi restoran bintang lima langganan keluarga mereka.
"Jangan buat oma kecewa." jawab Alea yang tidak ingin dinilai buruk oleh oma Sundari.
Bagas tersenyum mendengar jawaban Alea, "Terimakasih." ucapnya tulus.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...
Radit ye gw tandain luuu🔪🔪🔪🔪kecebong Lo tuh bertebaran di mane" hdeuuuhhh😮💨😡😤
sama Radit
sama kakak iparnya
trus sama Leo. sm orang" kantor smua di kirimin foto bugil..😤 Hana" murah bnerrrr