Aron Wengler, pemuda berusia 26 tahun itu selalu bermimpi hal yang aneh di setiap malamnya. Tapi dia merasa hal itu bukan hanya sekedar mimpi. Dia beranggapan mungkin itu adalah kehidupan pertamanya.
" Bunuh! Bunuh! Bunuh!"
Teriakan keras dan tatapan penuh nafsu para penonton selalu membuat Aron terintimidasi. Dia tidak punya pilihan lain selain bertarung demi nyawa yang menempel di raganya.
Akankah di masa sekarang dia juga bisa bertahan hidup di kerasnya arena pertarungan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Legenda Petarung 35: Fakta yang Terungkap
Oliver sangat senang bisa kembali melihat Aron. Ia langsung tahu lokasi Aron karena melihatnya di media sosial yakni akun resmi milik penyelenggara. Selain itu ternyata turnamen tersebut disiarkan di salah satu saluran televisi. Jadi mudah bagi Oliver untuk datang.
Ia dari kejauhan menyaksikan bagaimana Aron melawan lawannya. Dan Oliver merasa bangga karena Aron bisa menang dengan sempurna.
" Memanglah anal yang ku didik sangat hebat."
Begitulah ucapan Oliver. Ia datang hanya dengan satu anak buahnya. Ini ia lakukan agar tidak menarik perhatian. Bahkan Oliver harus mengenakan masker dan topi fedora agar wajahnya tidak terlihat dan tidak dikenali.
Setelah pertandingan selesai, Oliver pun segera pergi dari tempat itu. Ia kembali ke rumahnya dan segera menyusun rencana. Aron menang dalam pertandingan semi final, jadi dengan begitu ia pasti akan melaju ke final.
" Jadi apa yang jadi rencana Anda,Tuan?"
Teren akhirnya membuka mulutnya. Sudah sekitar 15 menit Oliver hanya diam saja. Dan Teren tidak bisa membaca apa yang dipikirkan oleh sang tuan.
" Ambil Aron seperti dulu aku mengambilnya," ucap Oliver.
Teren jelas tidak paham, dia tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Oliver. Dulu, yang dimaksud dulu itu yang mana, Teren tidak mengerti.
" Apa kau sudah melupakan saat aku mendatangi seroang wanita dan mengambil bayinya, bayi itu adalah Aron."
Doeeeng
Ingatan Teren berputar ke 20 tahunan silam, ia mengingat bagaimana seorang wanita meringis kesakitan saat mengeluarkan bayinya. Dan betapa putus asa wajahnya ketika melihat bayi yang baru saja ia lahir kan itu dibawa pergi bahkan belum sempat ia lihat.
Tubuh Teren bergetar saat mengingatnya, ia merasakan kekejaman Oliver. Padahal yang dia tahu Oliver menyukai wanita itu.
" Ba-baik Tuan. Tapi ada hal yaang saya ingin tanyakan kepada Tuan. Bukankah Tuan menyukai wanita itu, mengapa Tuan melakukan hal itu."
Diam, Oliver terdiam mendengar pertanyaan Teren. Ia lalu kembali mengingat seperti apa wajah Alma yang ternyata begitu mirip dengan Aron.
" Karena aku tidak bisa memilikinya. Karena aku tidak suka wanita yang kusukai disentuh oleh pria lain, dan bahkan sampai hamil. Jadi aku mengambil bayinya sebagai penggantinya. Bayi yang belum tersentuh oleh Marcus, bayi yang belum diketahui Marcus, dan bayi dari wanita yang kucintai harus ada si sisiku."
Jawaban Oliver membuat Teren merinding. Kini dia tahu mengapa Oliver menjadi begitu lepas kendali saat Aron hilang. Itu semua karena dia beranggapan bahwa anak itu sebagai pengganti wanita yang pernah ia cintai. Satu kesimpulan diambil oleh Teren bahwa Oliver masuk dalam kategori obsesi. Dia sangat terobsesi kepada Alma dan akhirnya beralih ke Aron.
" Ba-baik Tuan, lalu kapan kita akan melakukannya?"
" Besok malam, kita akan melakukannya besok malam."
" Siap, kami akan mempersiapkannya."
Sreet
Tap! Tap! Tap!
Teren langsung membalikkan badan dan pergi dari ruangan Oliver. Ia harus segera melakukan persiapan, besok tidak boleh gagal. Jika gagal entah apa yang akan terjadi nanti. Entah akan seperti apa nanti Oliver mengamuk.
Oliver menyeringai, ia sangat yakin rencananya nanti akan berhasil. Tanpa ia sadari bahwa rencana dan percakapannya itu di dengar oleh orang lain.
" Bangsat kau Oliver. Kau, teganya kau sepeti itu kepada kami. Aku, aku suda menganggap mu saudara dan kau tega melakukan ini semua terhadapku dan keluargaku. Bajingan Kau Oliver. Aku tidak akan melepaskan mu dengan mudah."
Marcus, ya orang yang mendengar semua percakapan Oliver dengan Teren adalah Marcus. Dia mendapat laporan dari mata-mata yang ia sebar bahwa mereka melihat Oliver masuk ke kota M dan juga membeli sebuah rumah di pinggiran kota. Marcus langsung berangkat ke sana untuk memeriksanya sendiri. Dan memang benar ada Oliver bersama para anak buahnya.
Tapi Marcus tidak menyangka bahwa ia mendengar fakta tersebut. Semua pertanyaan selama puluhan tahun itu akhirnya terjawab juga.
" Aku harus segera pulang dan menyembunyikan Aron. Aku tidak akan membiarkan Aron diambil lagi oleh pria keparat itu."
TBC
yes Aron berhasil