Penjara CEO Dingin

Kanaya melihat ke arah pintu dimana Leo datang bersama Alan dan beberapa pengawal pribadinya membuat suasana kampus semakin gaduh.

Dosen, Luna dan kedua pengawalnya juga turut terkejut melihat ke datangan Leonard yang pernah mereka sangka sebelumnya jika seorang seperti Leo akan datang ke kampus seperti itu.

Kanaya tak tahu harus berbuat apa ia hanya diam menyaksikan semua itu.

Leo disambut hangat Dosen dan juga Rektor yang bergegas datang menghampiri Leo, begitu juga dengan para mahasiswa terutama Dandy dan teman-temannya.

Mereka sangat ingin tahu siapa sosok di belakang Kanaya.

Mereka tak mengira jika sosok yang mereka sangat ingin tahu itu adalah seorang Leonard Arya Wiguna CEO ternama bahkan terkaya se-Asia.

" Di..dia kan Leonard Arya Wiguna CEO terkaya se-Asia"

" Apa kau bilang? Kau pasti salah mana mungkin orang sepenting itu datang ke kampus kita"

" Itu memang dia, kalau tak percaya kau coba lihat di Internet "

Kasak kusuk diantara para mahasiswa dan mereka pun mencoba mencari tahu apa benar yang saat ini di hadapan mereka adalah sosok CEO itu yang terkenal dengan dingin dan juga arogan.

Leonard berjalan menghampiri Kanaya dan menariknya ke dalam dekapannya di hadapan semua orang membuat Kanaya terkejut dengan perlakuan Leo.

Kanaya menahan tubuh Leo agar tak terlalu merapat dengan tubuhnya dengan kedua tangannya namun Leo malah semakin mengeratkan pelukannya.

Jantung Kanaya seolah ingin melompat dari tempatnya saat ini wajahnya pun berubah menjadi merah merona seperti kepiting rebus saking gugupnya.

" Diam dan jangan berontak,ikuti saja perintah ku" bisik Leo di telinga Kanaya membuat Kanaya semakin gugup apalagi dengan begitu dekatnya ia bisa merasakan hembusan napas Leo dan aroma tubuhnya yang seakan membuat Kanaya tak bisa untuk menghidar apalagi menjauh.

Kanaya mengangguk pelan ia pun perlahan menyandarkan kedua tangannya di dada Leonard.

Luna yang sempat syok dengan apa yang di lihatnya itu pun tak bisa berkata-kata dan malah ikut menatap pasangan suami istri itu seperti yang lainnya.

" Maaf, jika kedatanganku telah membuat kalian repot" ucap Leo

Dengan posisi masih berdiri semua orang tak berani untuk duduk , sementara Leo masih berdiri dengan mendekap Kanaya.

" Tidak, Tuan Muda, kami tidak repot kami senang anda bisa berkunjung ke kampus kami" ucap Dosen dengan ramah.

" Aku datang kesini karena menyangkut kenyamanan istriku, aku dengar tempo hari kalian memperlakukannya dengan kurang baik" Leo tanpa basa-basi.

Dosen dan Rektor mulai berkeringat dingin mendengar perkataan Leo, entah apa yang akan mereka alami dan bagaimana nasib kampus mereka nantinya.

" Maafkan atas kesalahan kami dan para mahasiswa yang lainnya, kami tidak tahu jika Kanaya adalah istri anda Tuan Muda"

" Jadi jika Kanaya bukan istriku kalian akan semena-mena bersikap kepadanya? Ku dengar istriku sudah banyak melakukan berbagai lomba dan menjadi pemenangnya, ia juga menjadi kebanggaan kampus ini tapi begini kalian memperlakukannya sungguh keterlaluan "

Leo mengecup kening Kanaya dan tentu saja Kanaya dibuat melongo dengan hal itu ia tak menyangka jika Leo akan melakukan hal itu.

" Tuan Muda, kami sungguh minta maaf, kami berjanji kami tidak akan melakukan hal seperti itu kembali"

" Tapi aku sudah terlanjur tidak suka , dan tidak ada lain kali, aku tak akan memberikan kesempatan pada siapapun untuk menyakiti istriku lagi"

" Apa maksud anda Tuan Muda?"

"Istriku akan mengakhiri masa kuliahnya di sini dan akan menyelesaikannya di kampus terbaik, dan menghargai juga menghormatinya "

Kanaya menatap Leo namun Leo bersikap acuh dan malah kembali menatap sang Dosen juga beberapa mahasiswa yang lainnya.

" Dan untuk mahasiswa yang telah menyakiti ataupun mengganggu kenyamanan istriku selama di sini aku yakinkan kalian akan menerima balasannya dariku!!!" ucap Leo sembari sekilas menatap ke arah Dandy dan Jodi juga beberapa mahasiswa yang lain.

Semua yang mendengar perkataan Leo di buat panik dan kebingungan entah bagaimana nasib mereka jika Leo benar-benar melakukan rencananya itu.

" Alan, kau urus segalanya aku akan membawa istriku" titah Leo.

" Baik Tuan Muda!!"

Leonard menarik tangan Kanaya dan menggenggamnya erat keduanya berjalan bersama melewati mahasiswa dan para pengawal yang mengikutinya dari belakang, Kanaya melihat ke arah Luna dan melambaikan tangan ke arah sahabatnya itu.

Luna melambaikan tangan pada Kanaya yang kini berjalan semakin jauh darinya.

" Apa anda Nona Luna?" tanya Alan

" Iya benar, itu saya, ada apa ya?" tanya Luna terkejut

" Ini ada sesuatu yang Tuan Muda berikan khusus untukmu" ucap Alan dan ia pun segera beranjak untuk meninggalkan kampus setelah ia selesai mengurus surat-surat yang di butuhkan untuk Kanaya pindah kuliah nantinya.

Luna membuka amplop yang berisi sebuah cek kosong yang sudah ditandatangani hanya tinggal di isi nominalnya saja dan surat-surat kepemilikan apartemen atas namanya juga sebuah kunci mobil yang terparkir dihadapannya kini.

Luna tak percaya dengan apa yang ada ditanggannya itu ia merasa syok dan juga tak percaya jika ia menerima semua itu , seperti mimpi saja .

" Luna, kau sangat beruntung" ucap salah seorang temannya yang ikut melihat dan membaca isi bingkisan yang ia terima.

" Iya, ini semua karena Naya" lirihnya.

" Kanaya sahabatmu, dia sangat menyayangimu "

Luna terdiam, entah kini ia harus berbuat apa mendadak ia menjadi kaya dalam sekejap mata.

" Nona, biar kami antar ke apartemen anda" ucap salah satu orang kepercayaan Alan yang di perintahkan untuk menjaga Luna atas perintah Leo.

" Nona??? Aku? jangan panggil aku seperti itu panggil saja namaku Luna"

" Tidak, ini perintah Tuan Muda, anda adalah sahabat Nona Kanaya jadi anda adalah Nona kami juga"

" Ohhh...jadi begitu, tapi aku merasa tidak nyaman dengan sebutan itu, tapi ya sudahlah terserah kalian, aku tidak ingin kalian mendapatkan masalah karena aku nantinya " tukas Luna.

Luna pun akhirnya menuruti keinginan para pengawal Alan dan pergi ke apartemen yang sudah di siapkan untuknya.

Sementara itu Kanaya yang saat ini tengah berada di dalam mobil bersama Leonard tak bisa lagi menahan emosinya.

" Kau, untuk apa kau melakukan semua ini? dan juga kenapa aku harus pindah dari kampus itu?"

" Itu , agar kau tidak di hina dan kau bisa belajar dengan nyaman"

" Nyaman??? Aku sudah lama belajar di kampus itu, dan aku juga sudah terbiasa dengan perlakuan mereka "

" Kau sudah biasa tapi tidak denganku"

" Apa urusanmu? Kau bukan siapa-siapa bagiku!!"

Mendengar ucapan Kanaya, Leo menarik tangan Kanaya hingga jatuh ke dalam dekapannya kembali ,dengan erat Leo mencengkram kedua tangan Kanaya dan satu tangannya yang lain memegangi tengkuk Kanaya.

Dengan satu gerakan Leo mendaratkan ciumannya di bibir Kanaya membuat Kanaya berontak namun tak bisa tenaga Leo begitu kuat , pria itu semakin lama semakin memperdalam ciumannya.

Kanaya tak bisa berkutik Leo semakin mengusai bibirnya dengan lihai Leo mencumbu bibirnya dengan menggebu-gebu.

Sang sopir yang melihat hal itu dari kaca spion segera menutup kaca mobil belakang seluruhnya, agar sang Tuan Muda tak merasa terganggu dengan dirinya.

" Emmmhhhh...."

" Aawww....

Kanaya menggigit bibir Leo dengan keras membuat Leo melepaskan pagutan bibirnya dan berteriak kesakitan.

" Sial...., kau berani mengigitku?"

Leo menatap Kanaya dengan tatapan seperti harimau yang siap memangsa buruannya , Kanaya yang melihat perubahan sikap Leo pun panik... Ia tak mengira jika ia bisa melakukan hal itu pada Leo.

"BRUUUUKKKKK "

Leo menarik Kanaya hingga tubuh gadis itu jatuh kembali dalam pelukannya dan dalam satu gerakan Leo berhasil mengungkung tubuh Kanaya di bawahnya.

"A...apa yang kau lakukan?" Kanaya panik.

" Aku? Yang seharusnya aku lakukan sejak lama , aku meminta hak ku!!"

" Hak? Hak apa??" Kanaya semakin panik.

" Yang seharusnya suami lakukan pada istrinya"

Kanaya membulatkan matanya lebar-lebar mendengar keinginan Leo , Leo memegangi kedua tangan Kanaya di atas kepala Kanaya sendiri.

Dengan kasar Leo menarik kemeja Kanaya hinga robek memperlihatkan bukit kembar Kanaya yang di balut bra berwarna putih nampak indah dan berisi , membuat Leo semakin tertantang.

" Tidak....jangan .... hiks... hiks...."

Dengan satu tangannya Leo membuka bra itu wajah Leo terlihat memerah dan dengan segera ia meraup kedua bukit kembar itu ia meremas dan juga mengulumnya dengan penuh nafsu.

Kanaya tak bisa berkutik dengan apa yang Leo lakukan perlahan tubuhnya meronta namun semakin lama iapun semakin terbuai dengan sentuhan Leo pada tubuhnya.