Nadira adalah anak tunggal kaya raya yang sudah tidak memiliki ibu, ia tinggal bersama ayahnya.
Hidup Nadira sangat sepi untung saja ia memiliki sahabat bernama Tania. Nadira lebih sering tinggal di rumah Tania.
Tidak ada yang menyangka kalau Nadira menyukai Kakak sahabat nya itu.
Seiiring berjalan nya waktu mereka memiliki hubungan, namun hubungan terlarang itu tidak berlangsung lama, semuanya terbongkar sehingga semua keluarga mengetahui nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 : Bersaing
Nadira langsung menyembunyikan makanan di belakang nya.
"Mbak Nadira.." sapa perawat itu.
Nadira tersenyum. "Mau kemana?" tanya Nadira basa-basi.
"Ini nganter Mas Agam makanan, kasihan dia baru sehat jadi tidak boleh makan nya terlambat," ucap perawat. Nadira mengangguk sambil tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu, saya ke villa mas Agam," ucap perawat itu sambil meninggalkan halaman vila Nadira.
"Mas Agam..." Nadira mempraktekan wanita itu berbicara.
"Belum tau saja pria itu sudah punya istri, punya anak, dan juga punya simp...." tidak ia lanjutkan karena sangat malas mengingat nya.
Hari semakin sore, suasana di sana sangat lah enak karena matahari terbenam pemandangan masih sangat rindang.
"Ekhem-ekhem," Agam melihat Nadira duduk di depan Vila di batu yang besar menikmati angin sore sambil menonton anak-anak di bawah sedang bermain bola.
"Apa yang kakak lakukan di sini? Bukan nya kakak belum sembuh?" kata Nadira.
"Kata siapa? Kakak sudah sembuh berkat/ berkat perawat desa yang cantik dan baik itu kan?" potong Nadira langsung.
Agam terdiam sejenak. "Ya bukan juga, sakit hanya karena alergi saja tidak menjadi masalah besar," ucap Agam.
Nadira diam dan mengalihkan pandangan nya.
"Ayo turun kebawah," ajak Agam. Nadira menggeleng kan kepala nya ia tidak mau.
Agam menjulurkan tangan nya kepada Nadira, namun tetap saja Nadira tidak mau.
"Jangan sampai kakak memaksa kamu dan di lihat anak-anak," ucap Agam.
Nadira meletakkan tangan nya di telapak Agam dan turun kebawah.
Dafa melihat Agam menggandeng tangan Nadira. Nadira menyadari Dafa di sana ia langsung melepaskan tangan Agam.
Namun bukan Agam namanya kalau hanya diam, ia menangkap kembali tangan Nadira dan berjalan layaknya pasangan ke arah lapangan.
"Bagaimana keadaan Mas Agam?" tanya Dafa.
"Sudah membaik, saya memiliki Nadira yang memperhatikan saya," jawab Agam dengan sombong nya.
Dari raut wajah Dafa, Agam bisa tau kalau dia sudah cemburu.
Agam merasa sangat senang dan sangat puas.
"Mas Dafa, mas Agam, ayo kita main bola," ajak anak-anak.
"Ayo," jawab Dafa.
Agam terlihat sangat ragu. Namun ia tetap tidak mau kalah, tatapan mereka berdua seakan-akan memperebutkan sesuatu.
Mereka terbagi dua tim.
"Ya ampun, mas Agam ternyata pinter juga main bola, idaman ku sekali," perawat datang.
"Benar banget, mas Agam benar-benar idaman semua wanita," saut teman perempuan nya.
"Ya ampun kalian semua melupakan mas Dafa setelah melihat mas Agam," gadis-gadis di sana tidak berhenti memuji Agam.
Pertandingan semakin sengit karena imbang, mereka sudah terlihat kelelahan.
"Aku harus mendukung siapa?" batin Nadira.
"Ah bodo amat, aku akan mendukung yang menang," ucap Nadira.
Tidak beberapa lama terjadi pelanggaran. Agam sengaja mendorong Dafa. Setelah tendangan bebas mereka melanjutkan permainan.
Agam memilih skor paling tinggi. Namun tidak beberapa lama ia keseleo karena ulah Dafa. Permainan usai dan pemenang nya tim Agam.
Semua orang panik melihat Agam kesakitan.
"Mas Agam gaka apa-apa kan?" tanya perawat menghampiri Agam.
"Tidak apa-apa," jawab Agam.
"Tidak perlu khawatir Nadira, mas hanya memberikannya pelajaran sedikit, dia tidak boleh mencontoh kepada anak-anak bermain secara curang," ucap Dafa.
"Tapi tidak dengan cara membalas nya sampai cedera seperti itu Mas, bagaimana kalau kaki nya patah atau tangan nya juga patah," ucap Nadira marah membuat Dafa terdiam.
