NovelToon NovelToon
Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: 1PM

Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Dengan perasaan kesal sekaligus marah Jasmine mendorong kursi roda suaminya menjauh dari perkumpulan banyak orang.

Semua orang terus berbisik-bisik bahkan ada yang terang-terangan menghina suaminya. Setiap langkah yang mereka ambil, yang Jasmine dengar dengan jelas sekarang adalah tentang suaminya yang katanya bukan anak kandung Tuan William Anderson. "Apakah benar tentang kenyataan itu?Jika tidak kenapa mertuanya tidak ada yang berniat memberi konfirmasi langsung, seakan membenarkan pernyataan yang diucapkan semua orang. Lalu dimana keberadaan ibu mertuanya? Kenapa Jasmine tidak melihatnya sama sekali? yang sedari tadi Jasmine lihat hanya ayah mertuanya yang terus berbincang dengan orang yang sepertinya adalah rekan bisnisnya. Bahkan jelas terlihat bahwa ayah mertuanya, sepertinya tidak terganggu sama sekali tentang apa yang dikatakan orang-orang. Beliau justru saat ini tertawa lepas bersama lawan bicaranya.

 

 Di tengah langkahnya, Stevano menahan roda pada kursi rodanya hingga otomatis ikut menghentikan langkah Jasmine. Jasmine terlalu sibuk dengan pikirannya hingga dia melupakan bagaimana tanggapan suaminya tentang apa yang didengarnya.

"Ada apa, kenapa Anda menghentikan kursi rodanya?" Tanya Jasmine heran, padahal harusnya suaminya bergegas pergi setelah mendengar olok-olokan kejam orang-orang, agar hatinya tidak begitu merasakan sakit.

Jasmine berpikir dalam hati mungkinkah suaminya akan mengamuk di tempat ini. Tidak, Jasmine tidak akan membiarkan itu. Jasmine tidak ingin lebih mempermalukan dirinya sendiri, apalagi di sana hadir kedua orang tuanya.

Jasmine melihat arah pandang suaminya, di sini, di tempat suaminya berada dia menatap sosok ayah yang sedang tertawa lepas, bahkan ketika salah satu anaknya menjadi hinaan semua orang. Apakah itu sikap sebagai orang tua? Tidak adakah niat untuk menghampiri putranya dan menegaskan ke semua orang bahwa yang diucapkan mereka hanya gosip semata. Entahlah, Jasmine tidak tahu bagaimana pikiran keluarga barunya itu.

Baru kali ini selama menikah dengan Stevano, Jasmine bertindak layaknya seorang istri, dia rela mempermalukan dirinya sendiri hanya untuk membela seseorang yang baru berstatus menjadi suaminya. Bukankah mereka tidak sedekat itu, sampai Jasmine harus berteriak di tempat ramai seperti ini. Bagaimana jika orang tuanya tahu akan sikapnya tadi? Apakah ayah dan ibunya akan malu, atau yang paling parah ikut dipermalukan. Padahal seingat Jasmine mereka hanya dekat saat perdebatan hari itu, dimana suaminya memeluk bahkan menciumnya di depan para pelayan? Dan juga saat Jasmine diminta melepas dan mengganti pakaian suaminya, hingga berakhir Jasmine tertidur di dalam dekapan hangat pria itu.

"Pergilah!" satu kata yang terucap dari pria di depannya membuyarkan segala pikiran Jasmine. Jasmine mengernyitkan dahi, merasa bingung maksud dari ucapan suaminya.

Merasa tidak ada respon dari istrinya, Stevano kembali berucap, " Pergilah! Jangan kasihani aku! Karena aku tidak ingin dikasihani."

"Apa maksud Anda berbicara seperti itu? setelah aku mempermalukan diriku sendiri di depan banyak orang untuk membantu Suamiku, beginikah balasan Anda, tidak kah Anda hanya mengucapkan terima kasih saja setelah ini? Yang terpenting saat ini aku akan membantu Anda keluar dulu dari tempat ini!" Kesal Jasmine.

"Aku tidak memintanya. Kau sendiri yang ingin dipermalukan. Bukankah dari awal sudah kukatakan agar kau pergi, dan kau malah mengabaikannya, hingga berujung kau yang mempermalukan dirimu sendiri," ucap tegas Stevano.

"Sekarang pergilah!" Tambahnya lagi.

" Anda benar-benar orang yang tidak tahu berterima kasih" ucap Jasmine marah dan langsung berbalik tanpa melihat di belakangnya. Hingga…

Sret

Prang

Semua orang langsung menatap ke sumber suara.

Saat berbalik tadi, di belakang Jasmine ada seorang pelayan yang sedang membawa nampan berisi banyak minuman.

Stevano yang melihat itu langsung menarik tangan Jasmine hingga jatuh di pangkuannya. Sementara pelayan tadi kaget dan tanpa sengaja menjatuhkan nampan yang sedang di bawanya.

Kemudian pelayan itu membungkuk untuk meminta maaf " Maafkan saya Nyonya, Tuan, Tolong ampuni saya! Saya mohon, Nyonya!" Ucap pelayan itu dengan tangan yang gemetar.

"Kau--

"Ada apa ini? Kau beraninya hampir membuat menantuku celaka, keluar sekarang juga!" Tuan William yang baru datang ke arah Jasmine setelah mendengar suara keributan memotong perkataan Stevano.

"Maafkan saya Tuan Besar", ucap pelayan itu yang langsung bersimpuh mengusap kedua telapak tangannya cepat, memohon ampun.

" Sudah Papi, aku tidak apa-apa, tolong dimaafkan saja, dia juga tidak sengaja, aku yang salah karena tidak hati-hati," kata Jasmine masih duduk dipangkuan suaminya yang berada di kursi roda itu.

"Kau beneran tidak apa-apa, Nak?" Tanya cemas Tuan William.

"Iya Pi, aku tidak apa-apa," ucap Jasmine meyakinkan.

"Baiklah, kau bersihkan semua ini, lalu lanjutkan pekerjaanmu!" Perintah Tuan William.

"Baik Tuan, terima kasih Tuan Besar, terima kasih Nyonya muda," pelayan itu merasa lega begitu dapat maaf dari orang nomor 1 itu.

"Papi pergi kesana dulu," ucap William sambil melirik Jasmine yang posisinya masih sama belum berubah sedikitpun.

"Iya Pi, terima kasih."

Semua itu disaksikan banyak orang, dimana Tuan William langsung menghampiri menantunya begitu ada sedikit masalah yang terjadi, sedangkan pada gosip yang terus terdengar dia sama sekali tidak mencoba membela anaknya Stevano dengan memberi konfirmasi. 

"Lihatlah Tuan William begitu perhatian kepada menantunya!"

" Iya beliau secara terang-terangan memberikan perhatian kepada Nyonya Olivia."

"Tapi kenapa pada anaknya sendiri tidak ya? Jangan-jangan benar gosip yang mengatakan jika dia bukan putra kandungnya."

Kembali bisik-bisik terdengar, setelah tadi berhenti.

"Turun! Apa kau akan terus duduk dipangkuanku?" Ucap Stevano dingin

Jasmine terhenyak begitu mendengar suara bernada dingin keluar dari bibir suaminya.

"Ah, iya maaf," ucap Jasmine kemudian langsung berdiri. Tiba-tiba

"Akh," ringis Jasmine merasa kesakitan pada pergelangan kakinya. Kemudian spontan terduduk kembali.

"Akh," kini giliran Stevano yang kesakitan karena secara spontan Jasmine duduk kembali di pangkuannya.

"Apa kau tidak bisa pelan-pelan?" ucap Stevano datar.

"Maaf, sepertinya kakiku terkilir," Jasmine berucap merasa bersalah melihat Stevano yang kesakitan.

Tanpa banyak kata lagi Stevano bangkit dari kursi rodanya dengan Jasmine di gendongannya. Dia tidak seperti pria cacat yang dibicarakan orang-orang selama ini.

Dia berjalan dengan kegagahan dan kaki yang kokoh.

Semua orang tidak melepaskan tatapan melihat pria itu menggendong istrinya, karena ini adalah hal yang tidak pernah disangka oleh siapapun di dunia.

Jasmine menatap suaminya, walaupun pandangannya hanya lurus kedepan dan tidak sama sekali menatapnya. Jasmine merasakan detak jantungnya lebih cepat dari biasanya.

"Aku sangat membencinya, tapi...ternyata dia lebih manis dari apa yang aku pikirkan," ucap Jasmine dalam hati.

"Wah!!" Semua orang berdecak kagum.

" Lain kali jangan ceroboh dan mempermalukan dirimu sendiri," ketus Stevano.

Namun bukannya sakit hati, dengan kesadaran yang penuh Jasmine justru tersenyum lebar dalam gendongan suaminya itu.

Stevano melewati semua orang yang terdiam menonton aksinya, dia melewati orang-orang besar bahkan ayahnya dengan gaya angkuhnya tanpa rasa hormat.

Stevano yang menggendong Jasmine membawanya masuk ke mobil. Stevano tahu jelas bahwa dia dan istrinya telah mengacaukan acara, tapi dengan angkuhnya dia tidak minta maaf atau berpamitan pada keluarganya.

"Jalan sekarang!" Perintah Stevano kepada Jason yang menjadi sopirnya.

"Baik Tuan, jawab Jason, tidak ingin Tuan Mudanya marah Jason pun bergegas menjalankan mobilnya.

Di dalam mobil Jasmine terus diam-diam menatap suaminya. Dia tidak menyangka jika Stevano akan menolongnya.

Tak tahu berapa lama mereka di dalam mobil, hingga akhirnya sampai di kediaman Stevano. Stevano hendak turun dari mobil tapi tiba-tiba Jasmine menarik pergelangan tangannya, hingga membuat Stevano menghentikan kakinya yang baru saja turun dari mobil.

Kemudian Stevano melirik tangan mungil yang dengan erat melingkar di pergelangan tangannya.

"Terima kasih," suaranya yang lirih terdengar menyejukkan, rasanya seperti sentuhan lembut yang mengelus dada Stevano yang bergejolak. "Terima kasih Suamiku," ucap ulang Jasmine.

1
Tuthy Dzaky Syarif
mampir baca trus
Adam Malik
Luar biasa
Anonymous
keren
chue
kakkkk cerita liora ana nggaaa
Ragil Tia
haruse Jasmin Ki bilang sama suami.
Hamidah Hamidah
trus sebenarnya bunga itu siapa
Maria Mahdalena Manalu
Luar biasa
Dewi Dewiii
Jason cocok sama bunga
Dewi Dewiii
penasaran sama adiknya Stevano
Helen Nirawan
cape liat jasmine , kesel abis
Ryan Jacob
semangat Thor
Helen Nirawan
mang jasmine gk tau diri kesel ,dr awal lu merasa dipaksa kan ,sampe mo kabur , skr lu br merasa lu istri gt krn bela in pelayan yg di hajar ,bela vano di dpn org byk ,lu jd istri ,klo gk ada org ,lu org asing gt, sekolah bkn ny pinter , kyk.gini model ny org sekolah , tobat
Helen Nirawan
kan gk cacat ,dah sembuh kyk ny
Helen Nirawan
ini ai jasmine ribet ,sok pinter
Helen Nirawan
kan dah oon penakut ,sok pinter , liat laki lu takut ,tp malah bikin gara2 , ampun tobat gw
Helen Nirawan
dah penakut ,pake acara mo kabur ,di goreng br tau rasa ,iisshh
Helen Nirawan
yg engga2 aj ,apain kabur ,mang ngaruh gt ,payah
Tarmi Widodo
mampus kau max
Tarmi Widodo
luar biasa
Tarmi Widodo
an angkat toh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!