LAHIRKAN AKU DARI RAHIMMU IBU

Semakin lama Lusi berangsur pulih.Lusi bingung harus berbuat apa di sana.Dia tidak mungkin membebani pak Bharata terus walaupun pak Bharata sama sekali tidak merasa di bebani.

Ani dan Lusi seperti biasa duduk di taman depan rumah sambil mengobrol.

"Kayanya kita harus mempunyai kesibukan teh,biar kita gak jenuh tinggal di sini?"

"Iya,tapi apa ya?"

"Mungkin kita harus bekerja teh !!"

"Kerja apa?..Di sini pembantu sudah banyak,tukang kebun juga sudah ada"

"Jangan itu atuh teh kerjanya.Misalnya kita dagang gitu teh!!"

"Iya benar katamu,tapi kita tidak mungkin sering-sering keluar karena terlalu berbahaya buat kita"

"Bagaimana kalau kita jualan online saja teh"

Lusi agak berpikir sebentar.

"Setuju,dengan berjualan online kita jadi punya penghasilan sendiri di sini,jadi tidak terlalu bergantung pada pak Bharata"

"Jadi sekarang kita deal mau berjualan teh?"

"Ya,deal !!"

Lusi dan Ani akhirnya memutuskan untuk menjadi pedagang online.Dengan sedikit modal sisa uang yang sudah di kirimkan pada keluarga.

Mereka menjual produk kecantikan.Untuk promosi di media sosial Ani menunjuk Lusi karena dia cantik jadi sangat cocok untuk jadi model skincare yang akan mereka jual.

Pertama menjalankan usaha online ini memang tidak mudah.Namun Ani dan Lusi terus berusaha agar produk nya banyak diminati pembeli.

Akhirnya Ani dan Lusi punya sedikit kesibukkan.Bahkan para pembantu-pembantu di sana juga membantu usaha mereka dengan cara mereka menghubungi saudara-saudaranya untuk membeli produk yang di jual Ani dan Lusi di aplikasi jual beli online.

Pak Bharata tidak keberatan dengan apa yang di lakukan Ani dan Lusi.Selama mereka berada di rumahnya,mereka akan aman.Biar anak buahnya saja yang mencari dan mengirimkan barang pesanan itu ke bagian jasa pengiriman yang ada di sana.

Semakin lama usaha Ani dan Lusi semakin maju,berbagai promosi pun gencar di lakukan.

Ani dan Lusi sibuk membungkus skincare,walaupun hari itu hari libur.

Di sela kesibukkan nya,hari ini Lusi kedatangan seorang tamu,namun Lusi tidak langsung menemuinya.Kebetulan pak Bharata sedang ada di rumah.Dia ngobrol bersama pak Bharata.

Ternyata tamu itu adalah Dokter Pandu.Mereka asik mengobrol di ruang tamu.

Dokter Pandu tidak tau kalau pak Bharata adalah ayah dari kekasih Lusi yang sudah meninggal.Dia mengira pak Bharata adalah ayahnya Lusi.

Sementara Lusi dan Ani masih belum selesai juga dengan pekerjaannya.Kebetulan orderan mereka agak banyak.

"Teh kok tamu nya di biarkan saja?"Ani bertanya pada Lusi yang seolah-olah tidak peduli pada tamu yang datang untuk bertemu dengannya.

"Itu kan ada pak Bharata yang nemenin dia ngobrol" Jawab Lusi singkat.

Mendengar jawaban Lusi Ani hanya menepuk jidat nya sendiri.

Pak Bharata yang sedang menemani Dokter Pandu menerima telpon,dia harus keluar saat ini juga karena ada masalah yang harus dia bereskan.

Pak Bharata pun memanggil Lusi agar segera menyelesaikan pekerjaannya dan segera menemui Dokter Pandu.

Pak Bharata menuju ruang pengepakan barang.

"Lus,itu tamunya temenin dulu,bapak ada urusan sebentar"

"Baik pak !!"

Dengan terpaksa Lusi pun menemuinya.

"Maaf mengganggu pekerjaan mu" Kata Dokter Pandu sambil tersenyum manis pada Lusi.

Lusi pun hanya menjawab dengan anggukkan kepala.

"To the point saja ya..Sebenarnya maksud saya kesini ingin bertanya padamu"

"Tanya apa dok?"

"Apa kamu mau menerima saya?"

"Maksud Dokter?"

"Jujur saya menyukaimu dari pas pertama saya melihat mu"

"Dokter belum tau perjalanan hidup Lusi,Mungkin kalau Dokter tau,Dokter tidak akan mau mendekati ku"

"Aku akan menerima kamu apa adanya"

Lusi menarik napas panjang dan menceritakan semuanya pada Dokter Pandu.

"Aku Lusi anak yang terbilang nakal waktu itu berpacaran dengan almarhum mas Doni.Dari hubungan kami,kami mempunyai seorang anak yang kini tinggal di desa"

"Jadi kamu sudah mempunyai seorang anak,tapi kekasihmu sekarang sudah meninggal?"

"Iya Dok"

Dokter Pandu berpikir sebentar lalu berbicara lagi.

"Aku aka menerimamu apa adanya,Aku juga akan menyayangi anakmu.Itu adalah masa lalumu.Biarkan saja karena semua orang juga mempunyai masa lalu walaupun itu pahit"

Lusi kaget dengan apa yang di katakan Dokter Pandu,Lusi kira setelah dia menceritakan semuanya Dokter Pandu akan meninggalkannya.

Akhirnya Lusi mencari cara lain untuk menolak secara halus Dokter Pandu.

"Saya sekarang masih dalam keadaan berbela sungkawa dok,butuh waktu lama untuk saya membuka hati kembali,jadi maafkan saya, Dok!!..Lebih baik Dokter mencari wanita lain yang lebih sempurna dari pada saya"

Dokter Pandu pun merenungi perkataan Lusi.Sebenarnya banyak wanita yang mau sama dia bahkan sampai mengejar-ngejarnya sampai sekarang.Tapi Dokter Pandu tidak tertarik pada mereka.Hati Dokter Pandu hanya terpaut pada satu perempuan yaitu Lusi.

"Saya akan menunggu sampai kamu membuka hati kamu untukku" Kata Dokter Pandu.

Akhirnya Dokter Pandu pun pulang dengan membawa kekecewaan.Namun dia tidak akan menyerah sampai sana.Dokter Pandu akan tetap memperjuangkan cintanya.

Lusi pun melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Mau apa Dokter Pandu ke sini teh?" Ani penasaran

"Dia menembak ku"

"Apa teh Lusi menerimanya?"Ani sangat penasaran dengan jawaban Lusi.

"Tidak, aku menolak dia"

"Alhamdulillah'' Ani sangat lega dengan jawaban Lusi.

"Kenapa kamu terlihat seneng banget aku menolaknya?"

"Masa sih teh perasaan Ani biasa aja"

"Jangan-jangan kamu mau nembak Dokter Pandu ya?" Kata Lusi sambil tertawa.

"Boleh tuh teh,Siapa tau dia menerima ku setelah di tolak sama teh Lusi" Mereka pun akhirnya sama-sama tertawa.

Hari-hari kini berlalu.Ani dan Lusi masih di sibukkan dengan kerjaannya.

Sedangkan Dokter Pandu masih mengharapkan Lusi segera membuka hati untuk nya.

Pak Bharata pun kini sudah tau kalau Dokter Pandu menyukai Lusi.

Pertamanya dia jadi membenci Dokter Pandu karena dia telah lancang mencintai kekasih anak nya.Tapi lama-lama dia berpikir kalau anaknya sudah meninggal ,dia tidak mungkin bisa kembali lagi.Kasihan Lusi jika hidup menyendiri terus.

Akhirnya pak Bharata membiarkan Pandu menyukai Lusi bahkan dia membantu Dokter Pandu berbicara pada Lusi untuk segera membuka hatinya untuk Dokter Pandu.

"Lus,apa sebaiknya kamu terima saja Dokter Pandu.Dia orangnya baik.Bapak setuju kalau kamu menikah dengannya"

"Tidak pak,untuk saat ini Lusi masih ingin sendiri.Bayang-bayang mas Doni masih terasa mengikuti Lusi.Mungkin saat ini Lusi lebih baik menyibukkan diri dengan pekerjaan yang Lusi tekuni sekarang saja"

"Baiklah bapak tidak bisa memaksakan kehendak bapak. Sekarang kalau itu menurutmu jalan terbaik yang kamu ambil lakukanlah !!"

"Iya,Terima kasih pa!!"

Lusi masih dengan pendirian yang sama.Dia lebih memilih sendiri.Dan menyibukkan dirinya dengan kerjaannya.