Mati-matian Balqis Lalita Wiguna membela lelaki yang dia sayangi, ternyata hanya menimbulkan luka yang begitu dalam. Di mana bukan dia yang bersanding di pelaminan, melainkan wanita lain yang tidak dia kenal.
Dia kira cinta pertamanya akan mengajarkan banyak hal. Nyatanya, hanya meninggalkan luka dan sulit untuk disembuhkan.
Akankah ada seseorang yang berhasil menjadi obat penawar dari luka tak kasat mata yang Balqis derita? Dan bisa membuatnya kembali merasakan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Rencana Misteri
Merawat Rio selama tiga hari di rumah sakit seperti merawat balita yang sedang manja-manjanya. Namun, sikap manja itu akan hadir ketika hanya sedang berdua. Jika, ada Yonas sikap Rio pun akan berubah. Tidak semanja jika tengah berdua.
Aqis tersenyum ketika hari ini diperbolehkan untuk pulang. Kekasihnya pun sudah tampan dengan style rambut jidatan. Teramat menawan.
"Kenapa?"
Rio melihat tatapan yang berbeda dari Aqis kepadanya. Apalagi, sekarang Aqis malah tersenyum begitu manis.
"Ganteng."
"Dari dulu," jawabnya sombong.
Aqis pun memukul lengan Rio hingga tawa Rio pun pecah. Dia menggenggam tangan Aqis di mana Aqis tengah berdiri di depannya dan Rio terduduk di tepian ranjang pesakitan.
"Makasih, udah mau merawat aku."
"Terpaksa."
Jawaban Aqis membuat mata Rio melebar dengan sempurna. Aqis pun tertawa dan Rio malah terpana pada tawa Aqis yang begitu lepas.
"Love you."
"I know."
Rio pun berdecak kesal. Bukan jawaban itu yang Rio inginkan, tapi Aqis tak mempedulikan.
"Kamu mah tega!"
Kembali merajuk, dan Aqis memilih untuk menjauh dari Rio dengan senyum yang terus melengkung.
"Sore ini aku pulang dulu ke Jakarta."
Aqis terkejut mendengar ucapan Rio. Langkahnya seketika terhenti dan tubuhnya dia putar dengan mata tertuju pada Rio. Pria berbadan kekar itu mulai berdiri dan mendekat ke arah Aqis.
"Papi lagi sakit. Aku harus pulang."
"Apa Kak Iyo menyembunyikan ini dari Papi Kak Iyo?"
Rio pun mengangguk dan membuat Aqis menggeleng tak percaya.
"Kalau Papi tahu akan memperburuk kondisi Papi. Jadi, semuanya sudah Restu tutup dengan begitu rapat."
Aqis menghela napas kasar. Sorot mata Rio begitu jujur. Aqis meraih tangan Rio, dan menatapnya dengan begitu dalam.
"Lain kali jujurlah pada orang tua Kak Iyo. Kabar baik maupun buruk tentang Kak Iyo mereka harus tahu karena akan lebih menyakitkan jika mereka tahu semuanya dari orang lain."
Usia yang jauh lebih muda tak membuat pikiran Aqis kekanak-kanakan. Cara berpikirnya begitu dewasa dan Rio takjub pada perempuan di depannya. Anggukan kepala pun Rio berikan dan segera memeluk tubuh Aqis.
"Jaga kafe, dan jangan nakal."
"Harusnya Aqis yang bilang seperti itu," balas Aqis dan membuat Rio mengendurkan pelukan. Kedua alisnya menukik tajam.
"Gak mungkin kan ketika Kak Iyo di Jakarta cuma di rumah aja. Pasti bakalan datang ke tempat tertentu sama teman-teman."
Rio tertawa dan mencubit gemas hidung mancung Aqis. Kini, kedua tangan Rio melingkar di pinggang Aqis.
"Tempat favorit aku itu di halaman belakang rumah. Ngerokok dan minum bareng sama Restu."
"Kebiasaan buruk!" omel Aqis dengan tatapan tajamnya.
Rio pun tertawa dan dia semakin gemas kepada perempuan yang jauh lebih muda darinya. Rasa ingin memiliki Aqis sepenuhnya mulai hadir.
.
Restu dan Daddy Aksa serta Baba Radit sedang membahas perihal persidangan yang akan diadakan besok. Mereka tengah menyiapkan bukti yang akan memberatkan Bobby Kusuma.
"Kamu yakin kalau orang ini suruhan Bobby?" tanya baba Radit kepada sang menantu, Restu.
"Sangat yakin," jawab Restu dengan penuh keyakinan.
Daddy Aksa menyerahkan sebuah artikel berita kepada Restu. Di mana wajah dari korban pembunuhan mirip dengan orang yang membuat mobil lama Rio celaka. Restu pun hanya berdecih.
"Kita atur lagi nanti setelah Rio sampai."
Ya, Rio sudah berangkat dari Bandung dengan menggunakan kereta cepat. Sengaja dia memburu waktu karena banyak hal yang harus dia diskusikan.
Berdusta, itulah yang Rio lakukan kepada Aqis. Alasan ingin menjenguk ayahnya, sebenarnya besok diadakannya persidangan. Aqis sama sekali tidak tahu perihal laporan yang dia layangan kepada mertua Agam.
Tibanya di Jakarta, Rio memang pulang ke rumah sang papi. Kedatangannya disambut penuh rindu oleh sang ibu tercinta.
"Kenapa baru pulang?"
"Iyo sibuk, Mi. Pekerjaan aja masih numpuk."
Lagi dan lagi Rio berbohong. Sedari dulu dirinya tidak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir.
"Pi!"
Rindra Addhitama tersenyum ke arah sang putra. Tatapan sang papi membuat hati Rio sakit.
"Papi mau berobat ke mana? Iyo temani."
Gelengan kepala yang menjadi jawaban dari ayah Rio. Dia menepuk pundak Rio seraya berkata.
"Segeralah menikah, Yo. Kamu berhak bahagia sama seperti Restu yang sekarang sudah begitu bahagia dengan keluarga kecilnya."
Mata Rio berembun mendengar kalimat yang membuat hatinya perih. Rio hanya mengangguk dengan mata yang tak bisa berdusta.
"Satu hal yang belum tercapai di dalam hidup Papi, yaitu melihat kamu bahagia seperti kakak dan adik kamu."
Permintaan yang begitu tulus dari seorang ayah untuk putra tercintanya.
"Maafin Iyo, Pi. Iyo belum bisa menyempurnakan hidup Papi dan Mami."
Mami Nesha memeluk tubuh putranya. Sekuat tenaga Rio menahan air mata yang ingin terjatuh. Pelukan yang dia rindukan juga penuh ketulusan.
"Kamu gak salah, Yo. Jangan seperti bilang kayak gitu," ucap sang mami dengan nada lembut.
Tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya, tengah malam Rio pergi menuju sebuah tempat di mana para singa sudah berkumpul. Restu, Daddy Aksa, Baba Radit, Agha dan juga Abang Er.
Semua bukti kuat sudah mereka pegang. Namun, ada hal yang masih mengganjal di hati Restu perihal Faza yang ternyata sudah berada di Jakarta.
"Lu liat aja besok," ucap Restu.
Ternyata rencana Restu masih menjadi misteri karena tidak ada satupun yang tahu, kecuali Daddy Aksa yang sudah bisa membaca jalan pikiran menantu dari sang kakak.
Persidangan pun dimulai, Bobby Kusuma sudah menjadi tersangka karena dituntut dengan pasal pembunuhan berencana. Restu sudah menduga jikalau wajah Bobby akan terlihat santai. Sedangkan Abang Er begitu muak melihat mantan Aqis yang seperti manusia sok keren.
Hakim sudah menanyakan perihal kaitan Bobby Kusuma dengan kecelakaan yang menimpa mobil lama Rio Putra Addhitama. Namun, dengan tegas Bobby mengelak seraya menyerahkan bukti.
Rio pun bersikap tenang karena dia tahu bagaimana cerdiknya Restu. Masalah dia pun tak orang tuanya ketahui berkat Restu dan Abang Er.
Bobby Kusuma terlihat tersenyum tipis, menatap ke arah Rio dengan meremehkan. Christian selaku pengacara Rio mulai berdiri dan meminta ijin untuk mendatangkan seorang saksi. Mata Bobby Kusuma melebar ketika melihat siapa yang datang.
"Dia Faza, lelaki yang diajak kerjasama oleh Bobby Kusuma dalam tindakan kriminal yang sudah dia rencanakan," beber Christian.
Faza menceritakan semuanya, di mana dia diajak bekerjasama untuk mencelakai Rio dengan memutus rem mobil lama Rio juga mencelakai Aqis, wanita yang Rio sayangi.
"Dia berbohong Yang Mulia!"
Pengacara Bobby Kusuma tak terima dengan pengakuan Faza. Dia membantah dengan begitu mentah.
"Saya memiliki bukti konkret, Yang Mulia. Bisa dicek keaslian videonya," balas Faza dengan begitu sopan.
Bukti yang Faza bawa memerlukan beberapa waktu untuk diputar. Rio menatap ke arah Restu yang sudah tersenyum tipis.
Rekaman yang begitu nyata dapat hakim, jaksa juga yang hadir di persidangan lihat. Jelas sekali itu Bobby Kusuma, Faza juga lelaki yang baru saja ditemukan mengapung di sungai. Suara Bobby Kusuma terdengar begitu jelas.
"Rio akan mati tabrakan atau terbakar di dalam mobil dan pada saat itu juga ayahnya akan menyusul karena serangan jantung melihat putra tunggalnya mati mengenakan. Juga, wanita yang dibenci oleh putri saya akan ikut mati bersama mereka."
Semua orang terkejut mendengarnya. Apalagi Rio yang sudah ingin menghajar Bobby Kusuma jika tidak ditahan oleh Yonas dan juga Agha.
"MANUSIA BIADAB!!"
Di akhir video yang diputar, terdengar Faza berkata.
"Saya menolak tawaran Anda, Tuan. Saya tidak ingin menjadi iblis jahat hanya karena cinta tak berbalas. Saya masih waras."
...***To Be Continue***...
Komen ya ...
Boleh minta komennya
cussss.....
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
lnjut trus ya thor
d tunggu crita2 selanjutnya
love love love, hadiahnya di cerita baru saja ya kak Fie🥰🥰🥰
lnjut trus thor
semangat
semangat thor