NovelToon NovelToon
Kamboja

Kamboja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Rinarient 2

Kisah haru seorang gadis yang dilahirkan dari sebuah keluarga miskin. Perjuangan tak kenal lelah mencari bapaknya yang pergi ke luar negeri sebagai TKI, dimulai setelah ibunya meninggal dunia.
Sepeninggal ibunya, Lily kecil diasuh oleh tetangga yang trenyuh melihat nasibnya. Namun ternyata hal itu tidak serta merta merubah nasib Lily. Karena tak lama kemudian bunda Sekar yang mengasuhnya juga berpulang.
Di rumah keluarga bunda Sekar, Lily diperlakukan seperti pembantu. Bahkan Lily mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh suami almarhumah. Lelaki yang sangat dihormati oleh Lily dan dianggap seperti pengganti bapaknya yang hilang entah kemana.
Ditambah perlakuan kasar dari Seruni, anak semata wayang bunda Sekar, membuat Lily akhirnya memutuskan untuk pergi.
Kemana Lily pergi dan tinggal bersama siapa? Yuk, ikuti terus ceritanya sampai tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinarient 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Gagal paham

"Neng Lily mau makan dulu? Bapak punya kue dari pemilik kantin tadi," tawar pak Yahya.

"E..Enggak, Pak. Terima kasih," sahut Lily basa- basi. Padahal perutnya terus saja menyuarakan demo dari para cacing yang kelaparan.

"Enggak apa-apa, Neng. Tadi Bapak dikasihnya banyak. Enggak bakalan habis kalau dimakan sendiri." Pak Yahya terus saja memaksa.

Lily jadi tak enak sendiri menolaknya.

Akhirnya dia pun mengangguk. Lily juga harus kompromi dengan perutnya.

Belum lagi perjalanannya pulang nanti pasti bakalan menghabiskan banyak energi.

"Kalau begitu, neng Lily tunggu di teras dulu. Bapak ambilkan kuenya," ucap pak Yahya setelah mereka sampai di depan rumah.

Lily kembali mengangguk.

Pak Yahya pun masuk ke dalam. Dia siapkan aneka kue sisa dagangan orang kantin yang tak terjual. Maklum, hari ini tak ada kegiatan tambahan, jadi kantin pun tutup lebih awal.

"Ini, Neng."

Pak Yahya meletakan piring berisi kue dan segelas air putih.

Mata Lily terbelalak melihat aneka macam kue yang sepertinya sangat lezat.

Dulu saat awal masuk sekolah, beberapa kali Lily masuk ke kantin dan jajan di sana.

Saking ngilernya melihat kue-kue itu, air liur Lily nyaris menetes. Dan tentu saja sinyal makanan enak langsung tersambung ke perutnya yang sudah terasa panas.

Cacing-cacing di dalamnya seolah melonjak kegirangan. Mereka bakalan dikasih makanan enak. Bukan sekedar nasi putih ditemani kerupuk dan sambal saja.

"Bo...boleh saya makan sekarang, Pak?" tanya Lily malu-malu.

"Boleh dong, Neng. Kan Bapak sudah menawari dari tadi," jawab pak Yahya.

Dengan semangat empat lima, Lily langsung mencomot satu kue yang dirasanya paling enak.

Hm...enak banget. Pasti ini kue mahal. Batin Lily.

Kapan lagi Lily bisa menikmati kue-kue enak gratis.

Dan tanpa malu-malu lagi, Lily mengambil kembali satu kue, meski yang pertama belum habis.

Pak Yahya memperhatikannya dengan perasaan kasihan.

Anak ini sepertinya sangat lapar. Kasihan sekali. Padahal aku sering sekali mendapatkan kue-kue enak kayak begini. Batin pak Yahya.

"Uhuk!"

Lily terbatuk karena terlalu tergesa makannya.

"Hati-hati, Neng. Pelan saja makannya. Bapak enggak minta kok. Ini semua buat neng Lily," ucap pak Yahya sambil menyodorkan segelas air putih.

Hah...!

Mata Lily terbelalak mendengarnya.

"Semua, Pak?" tanya Lily tak percaya.

Pak Yahya mengangguk.

"Nanti Pak Yahya makan apa?" tanya Lily lagi merasa khawatir.

"Tenang aja, Neng. Bapak udah menyisihkan sebagian di dalam. Lagi pula, Bapak udah bosan. Bapak sering banget dikasih sama pemilik kantin," sahut pak Yahya.

"Sering?" tanya Lily tak percaya.

Pak Yahya mengangguk.

"Ini kan harganya mahal-mahal, Pak?" Lily makin tak percaya.

Dia dan ibunya saja hampir tak pernah menikmati makanan seenak ini. Kalau pun ada tetangga yang ngasih, paling kue-kue jajanan pasar yang rasanya biasa saja.

"Iya. Tapi kalau sisa banyak, kan percuma. Buat besok juga sudah basi," sahut pak Yahya.

Lily manggut-manggut. Lalu tangannya meraih gelas yang berisi air putih.

Sekali tenggak, air satu gelas langsung tandas.

Sepertinya Lily bukan cuma lapar, tapi juga haus.

Tadi pagi Lily lupa membawa botol minuman dari rumah.

Biasanya dia selalu membawa satu botol air putih. Bukan dengan botol ber-merk yang harganya ratusan ribu, tapi botol bekas air mineral yang dia temukan di jalanan.

Dan botol itu baru akan diganti kalau warnanya sudah kusam atau sudah mleyot.

"Bapak ambilin minum lagi, ya?"

Pak Yahya meraih gelas bekas minumnya Lily.

"Enggak usah, Pak," sergah Lily.

Bagaimana pun dia merasa tak enak hati. Takut merepotkan.

"Enggak apa-apa, Neng. Cuma air putih. Bapak kan nanti tinggal rebus lagi," ucap pak Yahya sambil berlalu masuk ke dalam.

Lily mengambil satu kue lagi. Dia hendak memakannya. Tapi tiba-tiba dia ingat ibunya.

Ibu pasti belum makan. Ibu pasti suka kalau aku bawakan ini. Batin Lily.

Apa kuenya aku masukin ke tas saja, ya? Mumpung pak Yahya lagi masuk ke dalam.

Ah, enggak. Itu namanya mencuri. Aku kan bisa memintanya baik-baik.

Lily terus saja bermonolog.

"Loh, neng Lily kok di situ? Lagi ngapain?" teriak bu Slamet dari teras rumahnya.

Lily menoleh.

"Bu Slamet. Saya tadi ditawarin kue sama pak Yahya. Ini masih banyak. Ibu mau?" Lily pun menawari kue pada bu Slamet.

"Enggak, terima kasih, Neng. Neng Lily gimana sih, tadi ditawarin makan enggak mau. Malah makan kuenya pak Yahya." Bu Slamet terlihat kecewa.

"Em...tadi saya belum lapar, Bu," sahut Lily berbohong.

"Ya udah, kalau sekarang neng Lily sudah lapar, makan yuk sama Ibu. Ibu juga lapar banget," ajak bu Slamet.

Lily jadi bingung. Sementara kue-kue di hadapannya sangat menggoda dan dia berniat membawakannya untuk ibunya di rumah.

"Eh, Bu Slamet," sapa pak Yahya.

"Ayo neng Lily, temani Ibu makan."

Bu Slamet masih saja mengajak Lily.

Lily menoleh ke pak Yahya. Bagaimana pun dia merasa tak enak hati. Karena pak Yahya yang mengajaknya makan lebih dulu.

Pak Yahya yang mengerti maksud Lily, mengangguk.

"Pak. Boleh saya bawa kuenya satu saja. Buat ibu saya," pinta Lily.

"Jangan cuma satu. Bawa semua. Di sini nanti enggak ada yang makan," sahut pak Yahya.

"Hah...? Semua?" tanya Lily tak percaya.

Pak Yahya mengangguk lagi.

"Sebentar, Bapak carikan kantong plastik. Kamu ke rumah bu Slamet aja dulu. Nanti Bapak antarkan kuenya ke sana," ucap pak Yahya.

Lily mengangguk, menurut.

Dia bersyukur hari ini bertemu dengan orang-orang yang baik. Dan perutnya sekali-kali penuh oleh makanan.

Lily pun berjalan ke rumah bu Slamet.

Tapi begitu sampai di teras, Lily jadi teringat suara-suara aneh dari dalam kamar bu Slamet.

"Pak Slamet di mana, Bu?" tanya Lily ragu-ragu.

"Bapak udah tidur. Tadi dia minta dipijat. Badannya lagi kurang enak katanya," jawab bu Slamet.

"Pijat?" tanya Lily lagi.

Bu Slamet mengangguk.

Lily menundukan wajahnya. Dia jadi tidak enak sendiri. Dikiranya mereka sedang bermesraan di dalam kamar. Makanya Lily langsung kabur.

"Ayo masuk," ajak bu Slamet sambil menggandeng tangan Lily, seperti seorang ibu yang menggandeng anaknya sendiri.

"Pak Slamet sakit, Bu?" tanya Lily pelan sambil masuk ke dalam rumah.

"Masuk angin. Biasa bapak kalau lagi kurang enak badan, manja banget. Minta dipijat lah. Minta ditemani tidurlah. Untung enggak kebablasan," jawab bu Slamet.

"Kebablasan apa, Bu?" tanya Lily tak paham.

"Kebablasan tidur. Maksudnya Ibu kebablasan tidur," jawab bu Slamet tanpa berpikir aneh-aneh. Karena dipikirnya Lily masih anak kecil yang enggak bakalan paham urusan orang dewasa.

"Oh..." Lily mengangguk.

Kirain kebablasan apaan. Batin Lily yang sudah mulai paham urusan orang dewasa, dari adegan teman-temannya yang sering dilihatnya tak sengaja.

1
Shuhairi Nafsir
Mohon Thor jadikan Lily anak yang tegas . jenius lagi bisa bela diri
Anita Jenius
Baca sampai sini dulu. 5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rina Rient: Siap..Terima kasih like-nya 🙏
total 1 replies
Fatta ...
lanjut Thor..,
Rina Rient: Siap..tunggu episode-episode selanjutnya, ya 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut thor
Rina Rient: Siap..tunggu yaa 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Rina Rient: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. 3 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Rina Rient: Terima kasih 🤗
total 1 replies
Irsalina Lina
kapan ep ke 2 nya di tanyangkan thoor?......, GK sabar ni mau baca. soalnya cerita nya bagus dan menarik
Rina Rient: Sabar ya..step by step 😊
total 1 replies
Mamimi Samejima
Bikin happy setiap kali baca. Gak bisa berhenti bacanya.
Rina Rient
terima kasih🥰.. tunggu episode2 selanjutnya ya 🙏
Jing Mingzhu5290
Saya merasa terinspirasi oleh perjuangan tokoh-tokoh dalam cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!