Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Tiga Lima
Dengan jantung yang berdebar, Bintang menuju ke kamar. Ia gugup sekali, membayangkan hal hal yang mungkin akan Marley lakukan untuknya nanti.
Kala Bintang masuk, ia melihat Marley yang sedang berganti pakaian.
“Kemarilah..” Tangan Marley menunjukkan ke arah sofa.
Bintang duduk di sofa sembari memerhatikan Marley yang sedang mengaitkan kancing kemeja nya satu persatu, kelihatan seperti ingin pergi saja.
“Sebenarnya ada apa?” Tanya Bintang, ia sudah tidak bisa menahan rasa penasaran nya lagi.
“Aku ingin mengajak mu ke suatu tempat, tapi rahasia. Jangan tanyakan dimana, karna ini kejutan.” Jawab nya, Marley berlalu pergi menuju ruang ganti.
Bintang bangkit untuk melihat apa yang akan dilakukan suaminya, pria itu sedang memilih dress yang akan Bintang pakai.
“Pakailah ini, selaras dengan kemeja ku.” Ucap nya sambil menyerahkan dress berwarna biru langit. Bintang suka dengan warna biru, itu sebabnya hampir semua pakaian nya berwarna biru.
“Aku kira.. Kau mau..”
“Mau apa? Apa kah sayang ku ini membayangkan hal-hal yang hot?” Pertanyaan itu membuat pipi Bintang bersemu merah, ia memalingkan wajahnya ke arah lain.
Dari cara Bintang yang seperti itu, membuat Marley gemas. Ia meraih tangan Bintang, mengambil kembali dress biru itu.
“Aku rasa, bermain sekali saja sempat. Bukankah begitu?” Tanya nya sambil mengelus pipi Bintang yang tirus.
Pipi yang bersemu merah, benar-benar kelihatan semakin cantik.
“Kau dengar, wajah mu yang seperti ini cukup aku yang melihatnya. Jangan sampai ada pria lain yang melihat wajah menggemaskan ini, mengerti?” Bintang mengangguk pelan, ia merasa geli karena sekarang tangan Marley sudah meraba bagian dada nya.
“Satu jam itu cepat, maka ayo lakukan sekarang.” Ajak Bintang, membuat Marley terkejut tentunya. Bintang menarik tangan Marley, ia ingin melakukan nya secepat nya.
Inilah yang disuka Marley, Bintang seperti ini karna ajarannya. Dan ternyata secepat itu Bintang langsung mengerti, dan sekarang malah tanpa malu mengajak nya terlebih dahulu.
Dan pada akhirnya satu jam lebih untuk menyelesaikan pergulatan panas itu, ternyata waktu yang cepat membuat diri cepat lelah. Itulah yang dipikirkan Bintang, karna semua serba terburu-buru.
“Bagaimana?” Tanya Marley, ia baru saja selesai pelepasan. Dan bahkan milik mereka masih menyatu, Marley masih merasakan adiknya belum selesai mengeluarkan benih nya.
“Apapun jika bersama mu, pasti terasa menyenangkan.” Jawab nya, Kata-kata manis itu membuat Marley benar-benar semakin gila. Ntah kenapa, Marley bisa mati jika terus-terusan mendengar kata manis itu dari Bintang.
Marley melepaskan penyatuan mereka, hingga Bintang merasakan sedikit lega. Karna ada sesuatu yang besar lepas dari inti nya, ia sedikit kelelahan kali ini.
“Banyak sekali..” Bintang memegang miliknya yang penuh.
Marley tertawa melihat nya, ia ingin membersihkan diri terlebih dahulu. Kalau mandi bersama, akan memakan waktu yang lama nanti.
Tiba-tiba Bintang kepikiran dengan sesuatu hal, ia langsung panik.
“Tuan, bagaimana kalau aku hamil? Kau terus mengeluarkan nya didalam..”
Kedua alis Marley menyatu mendengar pertanyaan aneh dari Bintang, jelas jelas Marley adalah suaminya kenapa harus panik kalau hamil.
“Apakah kau tidak mau mengandung anak ku?” Tanya Marley penuh curiga, ia menatap Bintang yang duduk diatas ranjang dengan berlilit selimut.
“Bukan seperti itu, hanya saja..”
“Kalau kau hamil maka aku akan senang, aku ini suami mu.”
Bintang terdiam mendengar nya, ia menatap Marley yang masuk kedalam bathroom. Sepertinya marah karena pertanyaan dari Bintang tadi, itu dapat dilihat dari cara Marley menutup pintu.
Bintang tersenyum tipis, ia tahu kesalahan nya. Hanya memastikan saja, Marley saja yang mudah sekali marah.
~
Kini Bintang dan Marley sedang berada di perjalanan, dengan Marley yang menyetir. Setelah pertanyaan Bintang tadi, Marley tidak ada bicara sedikitpun. Hanya diam seperti itu, tidak mau mengatakan apapun.
“Sayang..” Panggil Bintang, hanya mendapatkan deheman saja.
Bintang menghela napas nya berat, dan itu dilakukan berulang kali hingga membuat Marley tersadar dengan suatu hal.
“Ada apa?” Tanya nya, barulah suara itu terdengar lagi.
“sayang marah?” Tanya Bintang, bibirnya mengerucut dan tangannya mengelus lengan kekar sang suami.
Sebenarnya Marley sedikit tersinggung saja, Bintang seperti menganggapnya orang yang tidak bertanggung jawab. Jelas jelas dirinya adalah suami bagi Bintang, kenapa harus panik kalau hamil? Kenapa seperti itu?
Marley benci kala mengingat itu, sebenarnya dianggap apa hubungan ini bagi Bintang?
“Aku tidak marah, hanya saja kau seperti meragukan ku lagi.”
“Aku bukan meragukan mu, suamiku. Hanya saja hubungan kita berawal dari hal seperti itu dan kau adalah seorang cassanova. Menyebar benih adalah hal yang sering kau lakukan, bukankah seperti itu?”
Mendengar itu membuat Marley langsung menghentikan mobilnya secara mendadak. Ia telah difitnah sebagai penyebar benih, ada satu fakta yang harus Bintang tahu.
“Kau salah, sekalipun aku adalah pria yang selalu saja mencari kenikmatan setiap malamnya.. Tapi aku bukanlah pria yang menyebar benih sembarangan, hanya kau yang merasakan cairan ku.” Jelas Marley dengan tegas.
Bintang sampai ternganga mendengar nya, ia bingung harus percaya atau tidak.
“Aku bersumpah!” Ucap Marley dengan penuh keyakinan, bahkan tangan Bintang sampai berada diatas kepalanya.
Bintang mengarahkan tangannya mengelus pipi Marley, sekalipun ia ragu.. Tapi ia percaya dengan perkataan suaminya.
“Aku percaya pada mu, sayang.”
Marley gemas sekali, ia meraih tengkuk Bintang dan melakukan pergulatan bibir secara memburu. Untuk memberi hukuman kepada bibir itu, yang telah mengatakan hal buruk tentang dirinya.
Bahkan Bintang sampai kewalahan membalas nya, Marley memberikan jeda sebentar. Ia membiarkan Bintang mengambil napas sebentar, lalu kembali menyerangnya dengan penuh gairah lagi.
Terus saja seperti itu, hingga suara klakson menghentikan aktivitas panas mereka. Marley menatap Bintang yang terengah-engah, ia seperti kewalahan dengan hal yang dilakukan Marley tadi.
“Shit! Menganggu saja” Umpat nya, membuat Bintang tertawa.
“Kenapa tertawa?”
“Tuan lucu, suka sekali marah-marah tidak jelas.” Ejek Bintang, ia tertawa kencang. Karna memang mereka yang salah, berhenti dijalan seenaknya lalu malah berciuman. Untungnya tidak dipergoki oleh pengendara lain, nasib baik masih bersama dengan mereka.
“Tertawa lah terus, nanti aku hajar lagi bibir itu lebih parah dari tadi.” Ancaman itu membuat Bintang langsung menghentikan tawa nya, bahkan pura-pura tertidur.
Marley yang tertawa sekarang, ia menyalakan mesin mobil lalu melanjutkan perjalanan nya. Sambil sesekali memerhatikan Bintang yang pura-pura tertidur, tangannya satu sibuk disetir sementara sebelah nya mengelus tangan Bintang.