"Aku akan melakukan apa pun agar bisa kembali menjadi manusia normal."
Niat ingin mencari hiburan justru berakhir bencana bagi Vartan. Seekor serigala menggigit pergelangan tangannya hingga menembus nadi dan menjadikannya manusia serigala. Setiap bulan purnama dia harus berusaha keras mengendalikan dirinya agar tidak lepas kendali dan memangsa manusia. Belum lagi persaingan kubu serigalanya dengan serigala merah, membuat Vartan semakin terombang-ambing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Vartan berguling-guling di atas tempat tidurnya. Bayangan saat dirinya bersama dengan Ayara tadi siang di pantai, terus saja melintas di kepalanya. Kejadian tadi benar-benar membuatnya terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu. Namun, dalam hati dia senang sekali.
Vartan pun tidak banyak berkomentar tadi. Dia kemudian mengantarkan Ayara pulang ke rumahnya, barulah dirinya bisa pulang ke rumahnya sendiri. Sekarang sudah tengah malam, tetapi Vartan masih belum bisa memejamkan matanya sama sekali.
"Ini semua karena Ayara. Bisa-bisanya dia menci*mku, kan jadinya aku terbayang-bayang sampai sekarang," gumam Vartan yang kemudian mengacak-acak rambutnya dan duduk bersandar di ranjang.
Pemuda itu menatap lurus ke depan, memikirkan dirinya yang berbeda dengan orang lain. Andai saja dia manusia normal, pasti dengan senang hati Vartan akan membalas perasaan Ayara karena perasaannya pun juga sama. Akan tetapi, sekarang keadaan dan situasinya tidak memungkinkan.
Dia tidak sama lagi seperti dulu. Vartan tidak ingin membawa Ayara dalam masalah, apalagi sampai membuatnya celaka. Biarlah dirinya saja yang hidup dalam kehidupan yang penuh dengan ketegangan ini.
"Nggak bisa tidur karena memikirkan gadis itu?" tanya seorang wanita yang membuat Vartan terkejut dan menoleh ke arah jendela yang terbuka.
"Kamu! Bagaimana bisa kamu ada di sini?" tanyak Vartan sambil menatap tajam ke arah Alexa.
Ya, orang yang baru saja datang memanglah Alexa. Entah darimana datangnya yang jelas pemuda itu tidak suka. Gadis itu tiba-tiba saja datang dan duduk di jendela yang terbuka. Seingat Vartan tadi dia sudah mengunci jendela, tapi entah bagaimana bisa Alexa membukanya dan duduk di sana.
"Bagaimana bisa aku di sini itu sama sekali tidak penting, yang penting sekarang adalah kamu kenapa kamu bisa pergi bersama dengan gadis yang bernama Ayara, sampai-sampai kalian melakukan hal di luar batas. Ingatlah jika kamu adalah tunanganku, jangan berani berbuat macam-macam dengan gadis lain," ujar Alexa memberi peringatan.
"Kamu berkata seolah-olah kamu tidak memiliki kesalahan saja. Kamu sendiri sudah memiliki tunangan, tapi masih saja pergi dengan pria lain, bahkan kamu juga yang menjadi penyebab terjadinya peperangan kemarin," cibir Vartan dengan memandang sinis ke arah Alexa.
"Kamu jangan asal tuduh. Justru aku sudah berusaha agar tidak terjadi peperangan, hanya saja ayah terlalu keras kepala dan tidak mau mengalah, jadinya mereka menyerang lebih dulu."
"Maksudmu membiarkan kamu menikah dengan serigala merah! Kamu mau jika kita semua mengalah dan akhirnya akan dibantai oleh mereka? Hah! Lebih baik kita berperang daripada mati sia-sia."
"Apa maksudmu mati sia-sia? Aku sudah berkali-kali bilang padamu kalau serigala merah tidak seburuk yang kamu pikirkan. Mereka semua baik. Selama ini kamu saja yang terlalu terpengaruh dengan ucapan ayah dan juga yang lainnya."
Vartan terdiam, dia sendiri tidak begitu mengenal bagaimana karakter serigala merah sebenarnya. Dirinya hanya sering mendengar cerita dari raja serigala dan juga yang lainnya, terutama Mahesa. Entah siapa yang harus dirinya percaya, Vartan pun tidak tahu.
"Vartan, coba pikirkan lagi semua ini dengan matang. Kalau aku bisa bersama dengan Abir, kami juga pasti bisa bersama dengan Ayara."
"Tidak mungkin. Kamu sudah pasti bisa menikah dengan kekasihmu karena kalian dari golongan yang sama meskipun ras kalian berbeda, tapi aku dan Ayara tidak. Dia manusia normal dan tidak mungkin bisa bersama denganku."
"Kenapa tidak? Bangsa serigala bisa kok menikah dengan manusia."
"Dan akhirnya manusia pasti akan meninggal saat mereka bersatu. Iya, kan? Jangan pikir aku tidak tahu apa-apa. Aku sudah mencari tahu semuanya. Memang tidak menutup kemungkinan jika bangsa serigala bisa menikah dengan manusia. Namun, kemungkinan untuk manusia bertahan itu sangatlah tipis. Kebanyakan manusia tidak sanggup menahan bersatunya mereka. Bahaya terbesarnya adalah manusia akan kehilangan nyawanya saat malam pengantin."
Alexa terdiam, apa yang dikatakan Vartan memang benar adanya. Dia memang sengaja mengatakan demikian agar pemuda itu tetap bersama dengan Ayara supaya dirinya pun bisa bersama dengan kekasihnya. Alexa pun menatap dalam ke arah Vartan.
"Apakah kamu begitu sangat mencintainya?"
"Tentu saja. Aku akan melakukan apa pun agar dia bahagia, termasuk harus merelakan dia dengan orang lain," jawab Vartan tanpa ragu.
"Begitu juga denganku. Aku akan melakukan apa pun untuknya karena aku sangat mencintai dia."
"Tapi tidak dengan mengorbankan bangsa kita. Aku juga sangat mencintai Ayara, tapi aku tidak segila itu sampai harus mengorbankan keluarga, terutama kedua orang tua yang selama ini membesarkan dan menyayangiku setulus hati."
"Kamu bisa berkata demikian karena kedua orang tuamu sebenarnya sudah mendukung kamu dengan Ayara. Tidak sepertiku yang ditentang."
"Terserah apa katamu. Orang yang sedang cinta buta memang sulit untuk diajak bicara. Mau menjelaskan panjang lebar pun kamu juga tidak akan mendengarkan. Sekarang sebaiknya kamu pergi, jangan ganggu aku. Jangan sampai ada orang yang melihat kamu juga di sini, nanti yang ada keluargaku jadi korban fitnah."
"Memangnya kenapa kalau semua orang tahu aku disini? Paling juga akan dinikahkan sama kamu. Bukankah itu keinginanmu dan ayah?"
"Itu sama saja mencoreng nama baik keluargaku. lagi pula siapa juga yang mau menikah denganmu. Aku menerimanya juga karena terpaksa. Sudah sana pergi! Ingat untuk minta maaf pada ayahmu," ucap Vartan sebelum Alexa pergi.
Alexa yang tadinya sudah akan pergi pun berbalik dan bertanya pada Vartan. "Meminta maaf soal apa?"
"Masih saja bertanya setelah apa yang kamu lakukan kemarin. Perang terjadi karena kamu jadi sudah seharusnya kamu minta maaf."
"Itu bukan karena kesalahanku. Itu karena ayah sendiri yang keras kepala."
Alexa langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Vartan. Yang ada nanti pemuda itu akan semakin menceramahinya panjang lebar. Niatnya datang ke sini untuk mempengaruhi pikiran Vartan, tetapi ternyata sulit juga. Mungkin dia akan mencari ide yang lain.
Sementara itu, Vartan yang masih berada dalam kamar hanya diam memandangi jendela, tempat di mana Alexa berada tadi. Andai saja dirinya tidak memiliki perasaan apa pun pada Ayara mungkin dia akan jatuh cinta pada Alexa, mengingat wanita itu begitu gigih dan kuat. Vartan suka itu, tetapi hanya sekedar suka tidak ada perasaan lebih karena hatinya sepenuhnya sudah terisi oleh Ayara.
Mungkin setelah ini dia akan mencoba untuk membuka hatinya, tapi apa Alexa mau? Bukankah wanita itu sudah memiliki pujaan hati. Meskipun Abir tidak terlalu tampan, tapi Vartan bisa melihat ada aura tersendiri dalam dirinya. Mungkin itu yang membuat Alexa jatuh hati dan tidak ingin kehilangan pemuda itu.