Karya ini murni karangan author sendiri ya guys 😘 maaf bila ada kesamaan nama tokoh, atau banyak typo 🙏
Karya ini lanjutan dari novel "Ku Penuhi Janjiku"
Kisah percintaan Bara dan Gala yang cukup rumit, rasa enggan mengenal yang namanya 'CINTA' membuat Bara memutuskan untuk menyendiri dan fokus bekerja.
akankah Bara menemukan cinta yang bisa menggetarkan hatinya?
Apakah Gala dapat menemukan kembali belahan jiwanya yang mampu menyembuhkan lukanya?
Yuk, simak terus ceritanya sampai habis ya😘
HAPPY READING 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terharu
Renata menyajikan hasil masakan sederhananya diatas meja makan, Bram terus mengikuti kemana Renata pergi sampai membuat Bara jengkel sendiri melihat kebucinan sang ayah.
"Daddy bisa diem gak sih?" Kesal Bara.
"Emangnya kenapa? Daddy cuman ikutin bunda, emangnya salah ya? Apa kamu iri?" Tanya Bram heran.
"Udah bun, biar Bara aja yang beresin bekas makannya. Bunda sama daddy ke kamar aja, lagian udah tengah malam ini. Bara juga tahu, kalau daddy terus ngintilin bunda mau minta jatah." Ucap Bara dengan kesal.
"Nice." Bram mengacungkan jempolnya ke arah putranya.
Jika saja menjitak kepala orangtua itu tidak dosa, ingin sekali Bara melakukannya. Renata menghela nafasnya panjang, dia segera mengajak suaminya pergi ke kamarnya. Dengan senang hati Bram mengikuti kemana istrinya pergi.
Sedetik kemudian Bara langsung merubah wajahnya, dia teringat dengan kekasihnya yang tengah sakit. Gala datang dengan mata yang melirik kesana kemari mencari sosok ayahnya, dirasa sudah aman dia mendudukkan tubuhnya di samping kembarannya.
"Wah, tumben nih mukanya kusut?" Tanya Gala.
"Berisik." Sewot Bara.
"Widiihh, santai bro. Lagi galau ya? Pasti kangen ayang ya?" Tebak Gala.
Bara tak menanggapi ucapan adiknya itu, dia lebih memilih melanjutkan makannya ingin segera menghubungi kekasihnya. Gala mencebik kesal saat ucapannya tak di respon oleh kakaknya, dia ikut menyendokkan nasi dan juga lauknya ke dalam piring.
"Sebenernya ada masalah apa sama pacar lu kak? Keyaknya Hamzah sama Alea punya cerita masa lalu deh." Tanya Gala kepo.
"Sebagiannya kan lu dah tau Gala, kemarin juga Alea sampe demam tinggi sama asam lambungnya naik. Dia punya trauma sama ibu tirinya, makanya pas ada petir dia ketakutan karena dulu pernah di kurung di gudang cuman karena pengen mainan, seharian di gudang yang gelap dan kotor tanpa di kasih makan apapun. Terus, di sekolahnya dia juga di bully sama ponakan ibu tirinya sampe di bawa ke rumah sakit." Jawab Bara.
"Gue gak nyangka sih, masa ada ya seorang ayah dan suami yang tega ngelakuin hal serendah itu. Demi cinta pertama, Ayahnya Hamzah rela ngorbanin istrinya sendiri. Kalo kata gue mah bajingan, zaman sekarang kok masih ada pembulian? Anak muda zaman sekarang pada aneh bener deh." Ucap Gala.
"Ya gak tahu juga sih cerita yang sebenernya gimana, katanya kalo cinta sama nafsu bisa bikin orang buta. Buktinya bapaknya Hamzah gitu, di bullynya sih gara-gara Alea suka sama cowok si Bagas-Bagas itu. Terus si Bagasnya kan pacaran sama tukang bullynya, jadi gitu deh. Tapi, sekarang Alea adalah tanggung jawab gue, kemarin di sekolahnya udah gue kasih peringatan." Ucap Bara.
"Good job, bikin laporan aja gak sih? Maksudnya, bikin laporan atas pemaksaan sampai bisa di sebut pembunuhan secara berencana sama polisi." Ucap Gala.
"Udah di atur, tinggal tunggu tanggal mainnya." Ucap Bara.
"Gue suka nih, sat set beres kek gini." Ucap Gala memberikan dua jempolnya kearah Bara.
Gala dan Bara kembali melanjutkan makannya, mereka berdua makan dengan lahap saking laparnya. Bara lebih dulu menyelesaikan makannya, dia menyuruh Gala membereskan sisa piring kotornya sebagai hukuman atas keteledoran Gala di kantor.
Bara menyambar ponselnya yang tengah di charge, dia membuka semua pesan dan panggilan tak terjawab dari Alea. Dia membalas satu persatu pesan dari kekasihnya itu, meskipun tidak ada balasan lagi, Bara cukup senang karena komunikasinya masih tetap berjalan lancar.
*
*
Satu bulan kemudian.
Alea dan teman-temannya kini sudah dinyatakan lulus, Alea mendapatkan nilai tertinggi diantara siswa yang lain. Saat ini, Alea dan juga teman-temannya tengah berada di cafe yang tak jauh dari sekolahnya.
"Akhirnya, kita lulus juga." Ucap Leona.
"Eh, btw. Kalian mau lanjutin kuliah gak?" Tanya Mutiara.
"Gue dah daftar di universitas Jakarta, dan alhamdulillahnya keterima." Jawab Ajat.
"Wih, keren Jat." Ucap Leona bertepuk tangan.
"Gue juga keterima di universitas Jakarta." Seru Mutiara.
"Loh, berarti kita sama dong." Ucap Leona.
"Universitas mana emangnya?" Tanya Ajat.
"Universitas Mandala." Jawab Leona dan Mutiara bersamaan.
"Kita emang di takdirkan jadi bestie forever euy." Ucap Ajat.
"Al, loe lanjutin kuliah gak?" Tanya Mutiara.
"Enggak mami, gue mau buka usaha. Kasihan abang kalo harus biayain kuliah gue, udah waktunya juga dia fokus sama kehidupannya sendiri." Jawab Alea.
Ketiga sahabatnya saling menatap satu sama lain, ada rasa kecewa karena Alea tidak mau melanjutkan kuliahnya. Alea cukup berprestasi, sayang sekali jika dia tidak melanjutkan pendidikannya.
"Yah, masa kita ldr sih Al?" Tanya Leona lesu.
"Enggak bakalan, gue udah bicarain semuanya sama abang. Nanti gue bakal buka toko kue di daerah jakarta, tadinya kak Bara mau biayain gue kuliah. Tapi, gue nolak tawarannya." Jawab Alea.
"Kenapa di tolak sih Al? Padahal kan loe bisa gapai cita-cita loe sebagai pebisnis." Tanya Mutiara.
"Gue gak mau bergantung sama orang lain lagi mami, gue mau mandiri dengan hasil usaha gue sendiri. Dulu, mama juga nemenin ayah dari nol, mama gak punya penghasilan karena setiap harinya di rumah ngurus kebutuhan rumah sama ngurus anak. Ayah selalu nyepelein mama karena gak punya penghasilan dan ngerawat diri, dari situlah ayah kembali sama si Mala. Intinya, meskipun gue punya pacar kaya raya. Gue gak mau terlalu bergantung sama dia, gue mau jadi wanita yang berpenghasilan biar gak di sepelein sama cowok kayak mama." Jawab Alea sambil menyeruput minumannya.
"Apapun keputusan loe, kita sebagai sahabat cuman bisa ngasih doa dan dukungan. Gue yakin, loe bisa lebih maju dan nunjukkin sama bokap loe bahwa loe bisa berdiri meskipun tanpa sosok dia." Ucap Ajat.
Mata Alea mulai berkaca-kaca, ia sangat bersyukur karena memiliki sahabat yang mengerti dirinya dan juga selalu ada di dalam suka dukanya. Leona dan Mutiara memeluk tubuh Alea, di saat mereka berpelukan Alea menumpahkan air matanya terharu.
Tak terasa waktu semakin berlalu, jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Alea dan teman-temannya memutuskan untuk pulang, mereka berempat pulang ke rumah Alea karena memang sudah merencanakan acara bakar-bakar ikan merayakan kelulusan mereka.
Begitu sampai di rumahnya, Alea mengajak ketiga kawannya masuk. Saat ia membuka pintunya, rumahnya begitu gelap tak seperti biasanya. Alea meraba-raba tembok guna mencari saklar lampunya, begitu lampu menyala....
"SURPRISE." Teriak beberapa orang yang tengah berdiri di hadapan Alea.
Alea sontak menutup mulutnya tak percaya, ia melihat Bara berdiri dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Bukan hanya Bara saja, kakaknya, Gala juga ada di sana. Yang menjadi pertanyaan Alea, siapakah pria dan wanita yang tengah berdiri dan tersenyum kearahnya.
"HAPPY BIRTHDAY ALEA, HAPPY BIRTHDAY ALEA.
HAPPY BIRTHDAY, HAPPY BIRTHDAY, HAPPY BIRTHDAY ALEA." Semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Alea.
Air mata Alea berjatuhan kala semua orang bernyanyi untuknya, ia lupa kalau hari ini adalah hari kelahirannya. Bara berjalan menghampiri gadis kecilnya, ia tersenyum seraya mendekatkan kue ulang tahunnya pada Alea dan menyuruh kekasihnya itu meniup lilinnya.
Fyuuuhh...
"YEEAAYYYY." Sorak semua orang.