TERLUKA KARENA PERPISAHAN

Meski satu jam lagi jadwal toko untuk tutup, namun Adelia memajukan jam tutupnya, Adelia membungkus kue kue yang berada di toko dan mengirimnya ke panti asuhan yang sering ia berikan kue kue secara cuma cuma.

Kaisar tersenyum melihat jiwa sosial yang masih melekat di diri Adelia, Kaisar terus memperhatikan Adelia yang menghitung kue kue yang di titipkan di tokonya oleh tetangga setempat dan mulai memberikan uangnya.

Setelah hampir menunggu satu jam, toko kue Adelia benar benar tutup, Adelia membawa Kaisar dan Ryu ke dalam rumahnya yang sederhana melalui pintu yang terhubung dengan rumah dan juga tokonya. Kaisar mengedarkan pandangannya betapa rumah Adelia begitu sederhana namun tetap terjaga kerapihan dan kebersihannya.

"Kalian lapar?" Tanya Adelia. "Mama akan memasakan sesuatu untuk kalian." Ucapnya lagi.

"Nanti saja, Ma. Kai masih rindu Mama." jawab Kai dengan manja pada sang Mama.

Adelia tersenyum, baginya ini masih seperti mimpi karena bisa memeluk anak sulungnya.

"Ceritakan pada Mama, bagaimana bisa kamu menemukan Mama di sini?" Tanya Adelia dengan lembut.

Kaisar menghela nafas sejenak, kemudian bercerita. "Lemon cake yang Ryu bawa untukku, langsung membuat aku dan Oma mengenali rasa yang berbeda dengan seluruh lemon cake yang permah kami coba." Jawab Kaisar.

Adelia melihat ke arah Ryu, "Terimakasih dokter Ryu." Ucapnya tulus.

"Tidak apa tante, saya bersyukur bisa melihat Key akhirnya bahagia bertemu dengan Tante." Balas Ryu.

"Oma mu sehat?" Tanya Adelia pada Kaisar.

"Oma slalu sehat, Ma. Oma yang selama ini menjagaku dan menemaniku." Jawabnya.

Ryu berdiri, ia ingin memberikan ruang lebih untuk Kaisar dan Adelia, Ryu sengaja beralasan menyusul sang supir yang berada di rumah makan yang tak jauh dari toko kue milik Adelia.

"Kamu tidak marah pada, Mama?" Tanya Adelia sambil mengusap rambut Kaisar.

"Aku ingin marah, Ma. Ingin sekali. Tapi Oma bilang padaku jika Mama pergi, Mama tidak akan tertekan dan hal itu bisa membuat Mama bahagia. Juga melupakan kesedihan yang sudah Papa torehkan untuk Mama." Jawab Kaisar. "Aku mulai mengerti meski awalnya sulit menerimanya, Ma."

Adelia mengusap air mata di pipinya. "Kamu tau semua sebabnya?" Tanya Adelia.

Kaisar mengangguk dan membantu mengusap airmata di pipi Adelia. "Papa menyuruh Mama pergi karena Papa ingin kembali pada cinta pertamanya, Papa menahanku karena aku adalah pewaris tunggal yang sah yang di tunjuk oleh Opa. Karena itu Papa menahanku." ucapnya lirih.

Adelia dan Kaisar sama sama terdiam, hingga pikiran Adelia tertuju pada Keiina. "Kai, apa tandanya kamu juga tau jika Keiina.....?" Tanya Adelia ingin tau.

Kaisar mengangguk, "Keiina adalah adikku." Jawab Kaisar yang di angguki oleh Adelia.

"Kamu sudah bertemu dengannya?" Tanyanya lagi.

"Keii ada di rumah utama, Ma. Bersama Oma." Jawabanya dan seketika membuat Adelia membeku.

"Papa tidak ada di rumah, Ma. Dan aku membuat wanita itu terkekang agar tidak bisa keluar dari kamarnya. Keii aman bersama Oma." Ucapnya menenangkan.

"Apa Keii juga tahu jika kamu adalah Kakaknya?"

Kaisar menggelengkan kepalanya, "Keii benar benar lucu, Ma. Ia memintaku untuk mencari Kakaknya. Padahal aku sendiri adalah Kakaknya." jawab Kaisar dan tertawa.

Adelia tersenyum melihat tawa Kaisar, tawa yang sudah lama sekali tak ia lihat.

"Lalu kamu bilang apa pada adikmu?" Tanya Adelia.

"Kai bilang, Kai akan membawa Kakaknya Keii setelah Kai pulang dari luar kota." Jawabnya membalas senyum Adelia.

"Ternyata kamu kakak yang iseng, Kai." Adelia menarik hidung mancung Kaisar, sama seperti yang dilakukannya saat Kaisar kecil dulu.

"Ma.. Ikutlah pindah bersamaku." Kata Kaisar pada akhirnya.

Adelia menatap mata sendu Kaisar, wajah tampan dengan banyak kesedihan di hidupnya, dibesarkan tanpa seorang ibu dan menyaksikan perbuatan tidak adil dari Papa nya.

"Ma.. Kini Kai adalah pewaris sah Wiguna, semua kekuasaan ada di tangan Kai. Kai ingin mengembalikan kedudukan Mama sebagai Nyonya besar di keluarga Wiguna." Kata Kaisar meyakinkan.

Adelia tersenyum dan kembali menggenggam tangan Kaisar, tangan mungil yang kini lebih besar dari tangannya. "Kai, Jangan menyimpan dendam. Mama sudah bahagia dan jauh lebih bahagia bertemu denganmu kembali." Ucapnya lembut.

"Mama tidak ingin tinggal bersamaku kembali?" Tanya Kaisar. ;

"Sangat ingin, Kai. Tapi jangan menyimpan dendam terhadap siapapun." Jawab Adelia. "Mama tau kamu terluka, Mama dan Keii juga terluka, tapi rasa cinta seseorang tidak bisa paksakan, begitulah juga dengan apa yang di rasakan oleh Papa mu terhadap Riska."

Adelia memalingkan wajahnya dan menatap kosong ke depan. "Mama kira..." Adelia menjeda kalimatnya, tiba tiba saja suaranya tercekat di tenggorokannya. "Mama kira cinta pertama bisa di kalahkan oleh cinta sejati. Tapi ternyata Riska bukan hanya cinta pertama Papa mu, dia juga cinta sejati Papamu."

"Lalu Mama apa?" Tanya Kaisar lirih. "Mengapa Papa mau menikahi Mama? Sebagai seorang pria, aku tidak bisa menyentuh wanita jika aku tidak mencintainya, sedangkan Papa bisa menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga dan menghadirkan aku juga Keiina ke dunia ini, apa itu bukan cinta, Ma?"

"Kai..." Adelia menyebut nama Kaisar pelan. "Mama hanya wanita yang kebetulan masuk ke dalam hidup Papa mu, mengobati lukanya saat di tinggal oleh cinta pertamanya." Adelia menghela nafas. "Namun saat cinta pertamanya kembali, Papa mu menerima dan memilih melepas Mama, karena Mama tidak bisa sampai tuntas mengobati luka di hati Papa mu." Jawab Adelia dengan suara hampir berbisik, "Dan Riska adalah pemenangnya." Imbuhnya lagi.

Kaisar merasakan kesedihan mendalam yang di rasakan oleh Adelia.

"Jadi Mama mohon, Kai. Hentikan dendammu. Mama baik baik saja." Kata Adelia kemudian menoleh ke arah Kaisar.

"Kenapa, Ma?" Tanya Kaisar. "Kenapa Mama memaafkannya begitu saja? Dia memberi luka pada Mama, Keii dan juga aku."

"Kai.. Dendam tidak akan membuatmu bahagia. Apa dengan membalaskan dendam, Papa mu bisa mencintai Mama dan keadaan akan membaik?" Adelia menggelengkan kepalanya. "Cinta tidak bisa di paksakan. Saat ini Mama hanya ingin menjalani masa tua Mama bersamamu dan Keii. Melihatmu menikah dengan wanita yang tulus, dan Keii juga menikah dengan pria yang akan setia kepadanya."

Kaisar menunduk.

"Kai, hentikan ya?" Bujuk Adelia.

Kaisar menatap kembali dua mata Adelia, "Apa dengan menghentikannya, Mama mau tinggal bersama Kai kembali?" Tanya Kaisar meyakinkan.

Adelia mengangguk, "Asal di rumah yang lain, Mama mau kembali tinggal bersamamu dan Keii."

"Juga Oma?" Tanya Kaisar.

Adelia mengangguk. "Tentu saja, jika Oma mau, Mama akan senang sekali tinggal bersama Oma kembali."

Kaisar menghembuskan nafasnya lega, demi Adelia, Kaisar akan menghentikan semua dendamya, yang terpenting baginya sekarang adalah mengajak Adelia dan Keiina tinggal bersamanya. Meski hubungan Kaisar dan Anhar tidak akan membaik kembali.

Biarlah semua dendam luruh dengan sendirinya, Kaisar tetap berharap suatu saat anhar dan Riska akan mendapatkan karma atas perbuatannya. Tanpa Kaisar dan Adelia sadari, Keiina tidak bisa begitu saja memberi maaf pada Anhar, luka yang Anhar torehkan pada Keiina begitu dalam, sehingga membuat Keiina tumbuh menjadi gadis yang penuh dengan dendam. Diam diam, Keiina sudah menyiapkan sendiri rencana pembalasan dendam untuk semua yang sudah Anhar dan Riska perbuat. Bagi Keiina, Air mata harus di bayar dengan air mata juga.

...****************...