Almira Sadika, terpaksa harus memenuhi permintaan kakak perempuannya untuk menjadi madunya, istri kedua untuk suaminya karena satu alasan yang tak bisa Almira untuk menolaknya.
Bagaimana perjalanan kisah Rumah tangga yang akan dijalani Almira kedepannya? Yuk, ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Baru saja Almira serta Clara duduk dan akan berbincang.. Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu dengan sedikit kasar seperti sedang akan membuat kerusuhan, "Astaga Clar... Kau tahu, aku tadi bertemu siapa?! Aku tadi bertemu paman dan kedua ibu serta anak yang ular itu...." orang itu terlihat terus berceloteh tanpa henti, sampai beberapa saat netranya bertemu dengan netra milik Almira, barulah orang itu berhenti. Sepertinya orang itu baru menyadari jika juga ada orang lain di sana selain Clara. Sementara Almira justru tersenyum kikuk saat pandangannya bertemu dengan pandangan wanita yang baru datang itu.
"Mom, aunty ini siapa?" tanya seorang anak yang tadi datang bersama orang yang menurut Almira sedikit kasar.
"Kenalkan, dia adalah aunty Mia, teman Mommy," ucap Clara memperkenalkan. "Tidak apa kan kalau Mom juga mengundang aunty Mia?" lanjutnya dengan kalimat bertanya.
"Sepertinya Clara sangat menghargai keinginan anak itu. Ah, mungkinkah dia adalah putra, Clara??" Pikir Almira.
"Of course, Mom. Terserah pada Mommy saja," jawab anak itu sembari tersenyum.
Mendengar jawaban dari anak itu, membuat Almira ikut tersenyum. "Astaga Clara! Apa benar dia anakmu?" ujar Mia dengan mata berbinar. "Menggemaskan sekali... Apa boleh aku bawa pulang saja, Clara?" lanjutnya, yang langsung mendapat protesan keras dari anak itu, membuat Almira serta Clara tertawa dibuatnya.
"Huh, sepertinya aku tidak akan bisa tidur malam ini," Almira kembali berucap setelah puas tertawa.
"Kenapa?" tanya Clara.
"Karena akan selalu terbayang rupa menggemaskan anakmu ini." jawab Almira sembari sedikit mencubit pipi putra dari Clara.
"Kau ini ada-ada saja. Sebentar lagi kau juga akan memiliki Baby mu sendiri," ucap Clara seraya mengelus perut buncit Almira
"Hehe. Ya, kau benar," Almira membenarkan sembari ikut mengelus perutnya sendiri.
"Baiklah, untuk menghemat waktu kita mulai saja acaranya, gimana?" tanya Clara meminta persetujuan semua orang.
"Tunggu dulu, Mom," sela putra Clara.
"Kenapa? Apa masih ada tamu Arsen yang belum datang?" tanya Clara.
"No, Mom."
"Lalu?"
Anak itu tak menjawab lewat kata-kata melainkan menunjukkan jari kelingkingnya.
Clara yang mengerti pun hanya tersenyum seraya menggeleng dibuatnya.
"Baiklah, ayo Mom antar."
"No, Mom. Arsen bisa sendiri."
"Tapi sayang, kau masih asing di sini," tutur Clara merasa khawatir.
"Mom, apa Mom tidak percaya pada, Arsen?"
"Bukannya Mom tidak percaya Arsen.., Tapi...."
"Mom... Percayalah, Arsyana nya Mom akan kembali dalam pelukan, Mom, oke," putra Clara berucap sembari menggenggam tangan dan menatap dalam netra sang mommy agar tenang dan mengizinkannya untuk pergi hanya sendiri.
"Baiklah, tapi kau harus hati-hati," ucap Clara yang akhirnya mengizinkannya juga.
"Terimakasih, Mom," ucap anak itu, dan selanjutnya langsung ngacir karena mungkin sudah tak tahan lagi menahan sesuatu yang secepatnya harus dituntaskan.
Ada yang menarik perhatian Almira pada anak itu, yaitu kembali memakai maskernya yang sempat dibukanya beberapa saat lalu.
"Clar.. Sebenarnya dia siapa? Kenapa aku merasa seperti pernah bertemu sebelumya.." bisik wanita yang sedikit membuat keributan tadi, bisikan yang walau samar masih bisa di dengar oleh Almira, tapi Almira berpura-pura seolah tak mendengar apapun.
"Astaga Eliz!! Seriusly, kau tak mengenalnya?" seru Clara.
"Jangan keras-keras," omel wanita itu dengan cemberut, mungkin merasa malu jika sampai didengar orang yang tengah dibicarakannya.
"Hehe.. Dia itu Mia.. Masa kau tak mengenalnya? Dia itu Mia. Almira..! Teman sekolah dasar kita.. Yang kita bertiga selalu kembaran saat menguncir rambut kita, terutama kuncir dua, kau ingat sekarang?!!" jelas Almira mengingatkan.
"Mia?? Almira??" ulang wanita itu.
"Iya! Dan waktu itu dia memanggilmu Zaza, sedangkan aku, dia memanggilku Yaya. Sedangkan kita, kita berdua memanggilnya Mia."
"Mia, Mia, Mia. Aah... Aku ingat sekarang!!" seru wanita itu. "Astaga... Kau apa kabar..? Kenapa kau waktu itu pergi tanpa pamit terlebih dahulu kepada kami?" ucapnya setelah ingat siapa Almira seraya memeluknya.
"Aku baik. Kau?" ucap Almira seraya membalas pelukan dari wanita yang katanya adalah 'Zaza' itu.
***
