Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.
Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.
Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.
Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari sial
Pria dengan perawakan tinggi memasuki Lobby Adhitama Grub, gedung yang menjulang tinggi itu kini sudah diambil alih oleh Aldrick Nathan Putra Adhitama.
Usianya yang sudah matang, setelah pulang dari Aussie Aldrick atau sekarang yang dikenal dengan nama Nathan, karena panggilan Al ataupun Aldrick adalah panggilan dari kelaurga dekatnya.
Aldrick meminta ijin agar dirinya diperbolehkan papa dan ibunya untuk ke Aussie, karena sejak cintanya di tolak rasanya Aldrick perlu melupakan semua kenangan dalam hatinya. Dan karena hal itu akhirnya setelah mendapat penolakan dari gadisnya Aldrick memutuskan untuk pergi selama satu tahun.
Nathan berjalan dengan langkah lebar menuju lift yang akan membawanya ke lantai sembilan dimana lantai CEO di sana, hari ini dirinya kembali menginjakkan kakinya di Adhitama Grub.
Meskipun tiba menjelang sore hari tapi tak menyurutkan Nathan untuk datang ke kantor, karena papanya sudah menjalankan meeting penting dengan klien sore ini, dan mau tidak mau Nathan harus menurut.
Bhug
Karena tidak melihat tanda peringatan jika lantai licin, akibatnya membaut Nathan terpeleset dan jatuh terjengkang.
"Ahh..sial..!!" Nathan Mencoba berdiri namun pinggangnya terasa sakit.
"Yasalam bapak tidak apa-apa." Seorang wanita dengan pakaian OB dan membawa alat pel mencoba membatu Nathan berdiri.
Wajah Nathan marah bercampur malu, harga dirinya seketika jatuh didepan banyak karyawan.
"Maaf pak, apa anda tidak bisa melihat tanda peringatan itu." Gadis itu menunjuk tanda warna kuning yang tadi Ia letakkan di sana.
Nathan menatap gadis itu tajam dengan memegangi punggungnya yang memang terasa sakit.
Semua karyawannya yang melihat CEO mereka jatuh antara ingin tertawa dan takut, ingin menolong nyali mereka sudah menciut lebih dulu, karena Nathan terkenal CEO dingin dan ketus.
"Antar saya keruangan." Ucap Nathan dengan ketus.
"Duh pak pekerjaan saya gimana, nanti saya kena marah atasan saya." Ucap gadis itu menatap Nathan iba.
"Kamu lebih takut dengan atasan kamu, dari pada dengan saya..!!" Nathan mendelikkan matanya menatap gadis itu tak percaya.
"Saya_"
"Cepat antar saya, ini semua gara-gara kamu."
Melihat tatapan tajam Nathan membuat gadis itu menciut dan mau tidak mau gadis itu memapah Nathan untuk membantunya masuk ke dalam lift khusus presedir.
Didalam lift gadis itu hanya Dian menunduk, dirinya tidak berani melihat wajah Nathan, karena masih takut dengan tatapan tajam pria itu.
Nathan yang masih merangkul bahu gadis itu, tanpa sadar mendekatkan wajahnya di atas kepala gadis itu, menghirup aroma wangi rambut gadis itu dalam-dalam.
Ting
Pintu lift terbuka membuat Nathan tersadar dan kembali ke posisi semula.
"Pelan-pelan pak." Ucap gadis itu yang pundaknya sudah pegal karena memapah lengan Nathan yang besar dan kekar itu, apalagi tubuhnya yang kecil membuat dia juga kesusahan memapah Nathan.
"Raungan bapak Dimana?" Tanya gadis itu yang memang baru pertama kali menginjakkan kakinya di lantai sembilan.
"Nat_" Ando yang ingin mendekati Nathan, mengurungkan niatnya ketika mendapat tatapan tajam Nathan. Ando adalah asisten Nathan.
Ando hanya bisa diam melihat atasan sekaligus sahabatnya itu dengan kepala menggeleng.
"Apa kulkas tiga puluh lima pintu sudah bisa di jinakkan." Gumam Ando dengan heran.
Karena Nathan memang tipe pria yang susah didekati wanita, Meskipun dulu Nathan pernah ingin menjadi pria brengsek tapi itu hanya sekali ketika bertemu dengan wanita yang sudah membuatnya patah hati, dan Nathan lebih memilih pergi menjauh demi melupakan wanita itu.
"Tuan apa masih sakit?" Tanya gadis itu, ketika melihat Nathan merintih dan memegangi punggungnya ketika Ia dudukan di sofa.
"Coba saja kalau kamu ingin merasakannya." Ucap Nathan ketus. Dengan wajah menahan sakit.
Gadis itu buru-buru menggeleng. "Tidak, saya tidak mau merasakan nya." Ucapanya dengan wajah bergeridik ngeri.
Nathan yang melihat itu, mengulum senyum. "Kamu harus tanggung jawab." Ucapnya menatap gadis itu tajam.
"Karena kamu, hari ini saya tidak bisa menghadiri metting penting, jadi kamu harus layani saya sampai sakit di punggung saya sembuh."
Mendengar ucapan Nathan membuat gadis itu membelalakkan matanya.
"Maksud anda, melayani_" Ucapan terhenti ketika Nathan membuka jas yang dia pakai, di susul dengan kancing kemejanya.
"Tuan jangan..!!" Gadis itu menjerit dan menutup kedua matanya.
.
.
Like..komen gaess..👍
gak prhatian ma istri harta juga gk hbis2 buat apa mngabaikan istri kmu.istri hilang baru tahu rasa kmu